Jakarta: PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta telah membicarakan perihal pembangunan fase II, Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Bandan. Pembicaraan dilakukan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Pengerjaan fase II dinilai tak semudah fase I lantaran banyak cagar budaya yang akan dilalui dalam pembangunan tersebut.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Subandar mengatakan, dari hasil pembicaraan, keduanya sepakat jika pengerjaan MRT harus dilakukan secara komprehensif.
"Ini pekerjaan yang komprehensivitasnya tinggi banget, memastikan bagaimana bangunan cagar budaya tetap di-reserve," ungkap William dalam forum jurnalis dan bloger MRT Jakarta, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Februari 2018.
Baca: Pembangunan MRT Fase II Dimulai Desember 2018
Saat itu, kata dia, Sandiaga mengatakan MRT harus memanfaatkan kesempatan tersebut. Sandiaga juga menyebut jika tim cagar budaya juga sudah dibentuk untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut.
Menurut William, tim cagar budaya yang dibentuk juga tinggal diperkuat. Selain itu, pihaknya juga akan melibatkan pihak-pihak lain agar proses pengerjaan MRT fase II tidak menemui kendala.
"Sudah harus melibatkan seluruh instansi, termasuk ahli-ahli yang terlibat dalam proses itu," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim, mengakui pengerjaan fase II tak semudah fase I. Rute itu melintasi Jalan Gajah Mada - Hayam Wuruk dan kawasan Kota Tua. Di sana berdiri puluhan bangunan cagar budaya.
Tapi, PT MRT Jakarta sudah memiliki feasibility study yang menjadi dasar pembuatan basic engineering design (BED). Tujuannya, untuk mengetahui kondisi tanah dan gedung sekitar.
PT MRT juga membandingkan metode pengerjaan pembuatan jalur MRT yang dilakukan di beberapa negara. Proses itu disebut benchmarking.
Izin prinsip trase pembangunan MRT fase II telah dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Djarot Saiful Hidayat pada 13 Oktober 2017. MRT Fase II ini memiliki panjang lajur 7,8 kilometer dan memiliki 8 stasiun, antara lain; Stasiun Sarinah, Stasiun Monas, Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, Stasiun Glodok, Stasiun Kota, dan Depo dan Stasiun Kampung Bandan.
Pembangunan proyek menelan biaya hingga Rp22,54 triliun. Rencananya, groundbreaking fase II akan dilakukan pada Desember 2018.
Jakarta: PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta telah membicarakan perihal pembangunan fase II, Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Bandan. Pembicaraan dilakukan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Pengerjaan fase II dinilai tak semudah fase I lantaran banyak cagar budaya yang akan dilalui dalam pembangunan tersebut.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Subandar mengatakan, dari hasil pembicaraan, keduanya sepakat jika pengerjaan MRT harus dilakukan secara komprehensif.
"Ini pekerjaan yang komprehensivitasnya tinggi banget, memastikan bagaimana bangunan cagar budaya tetap di-reserve," ungkap William dalam forum jurnalis dan bloger MRT Jakarta, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Februari 2018.
Baca: Pembangunan MRT Fase II Dimulai Desember 2018
Saat itu, kata dia, Sandiaga mengatakan MRT harus memanfaatkan kesempatan tersebut. Sandiaga juga menyebut jika tim cagar budaya juga sudah dibentuk untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut.
Menurut William, tim cagar budaya yang dibentuk juga tinggal diperkuat. Selain itu, pihaknya juga akan melibatkan pihak-pihak lain agar proses pengerjaan MRT fase II tidak menemui kendala.
"Sudah harus melibatkan seluruh instansi, termasuk ahli-ahli yang terlibat dalam proses itu," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim, mengakui pengerjaan fase II tak semudah fase I. Rute itu melintasi Jalan Gajah Mada - Hayam Wuruk dan kawasan Kota Tua. Di sana berdiri puluhan bangunan cagar budaya.
Tapi, PT MRT Jakarta sudah memiliki feasibility study yang menjadi dasar pembuatan basic engineering design (BED). Tujuannya, untuk mengetahui kondisi tanah dan gedung sekitar.
PT MRT juga membandingkan metode pengerjaan pembuatan jalur MRT yang dilakukan di beberapa negara. Proses itu disebut benchmarking.
Izin prinsip trase pembangunan MRT fase II telah dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Djarot Saiful Hidayat pada 13 Oktober 2017. MRT Fase II ini memiliki panjang lajur 7,8 kilometer dan memiliki 8 stasiun, antara lain; Stasiun Sarinah, Stasiun Monas, Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, Stasiun Glodok, Stasiun Kota, dan Depo dan Stasiun Kampung Bandan.
Pembangunan proyek menelan biaya hingga Rp22,54 triliun. Rencananya, groundbreaking fase II akan dilakukan pada Desember 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)