Jakarta: Satpol PP dan petugas terkait kewalahan mengusir pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di bawah Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat. Para PKL tak menggubris kendati setiap hari ditindak petugas
"Mereka tidak resmi, mau tidak mau kita berantas. Agar pas beroperasi skybridge, mereka sudah tidak ada lagi di sini," kata anggota Satpol PP Tanah Abang, Teddy, kepada Medcom.id, Selasa, 13 November 2018.
Teddy mengatakan, perintah menertibkan PKL di bawah Skybridge sudah keluar. Jalur yang biasa digunakan PKL ditujukan untuk masyarakat dan akses angkutan umum.
Setiap hari, kata dia, seluruh petugas keamanan telah menertibkan semua PKL yang mangkal di bawah Skybridge. Namun, mereka kembali mangkal esok harinya. Selain mengganggu, keberadaan PKL liar juga membuat banyak sampah.
"Banyak sampah yang tidak mereka bersihkan. Jadi kerjaan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Jakarta yang melakukan," ungkapnya.
Menurut Teddy, para PKL ogah pindah lantaran omset yang mereka dapatkan cukup besar. Ia mengatakan, pedagang air minum saja bisa meraup duit Rp3 juta per hari saat akhir pekan
"Jadi sangat menarik buat mereka. Makanya susah dibilangin sama keamanan," tegas dia.
Ketika skybridge beroperasi, semua PKL liar sudah tidak boleh ada di kawasan itu. Ia memastikan petugas bakal lebih tegas melakukan penertiban.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/ybJ94amN" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Satpol PP dan petugas terkait kewalahan mengusir pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di bawah Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat. Para PKL tak menggubris kendati setiap hari ditindak petugas
"Mereka tidak resmi, mau tidak mau kita berantas. Agar pas beroperasi skybridge, mereka sudah tidak ada lagi di sini," kata anggota Satpol PP Tanah Abang, Teddy, kepada Medcom.id, Selasa, 13 November 2018.
Teddy mengatakan, perintah menertibkan PKL di bawah Skybridge sudah keluar. Jalur yang biasa digunakan PKL ditujukan untuk masyarakat dan akses angkutan umum.
Setiap hari, kata dia, seluruh petugas keamanan telah menertibkan semua PKL yang mangkal di bawah Skybridge. Namun, mereka kembali mangkal esok harinya. Selain mengganggu, keberadaan PKL liar juga membuat banyak sampah.
"Banyak sampah yang tidak mereka bersihkan. Jadi kerjaan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Jakarta yang melakukan," ungkapnya.
Menurut Teddy, para PKL ogah pindah lantaran omset yang mereka dapatkan cukup besar. Ia mengatakan, pedagang air minum saja bisa meraup duit Rp3 juta per hari saat akhir pekan
"Jadi sangat menarik buat mereka. Makanya susah dibilangin sama keamanan," tegas dia.
Ketika skybridge beroperasi, semua PKL liar sudah tidak boleh ada di kawasan itu. Ia memastikan petugas bakal lebih tegas melakukan penertiban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)