Jakarta: Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan prihatin dengan kasus prostitusi online di grup Line yang melibatkan siswi SMA. Insiden itu dinilai akibat lingkungan di sekitar pelaku.
"Perspektif moral kita tinggi dalam semangat menghukum daripada memperbaiki. Kita menghukum orang seperti melihat pendosa. Padahal masalah tidak dapat diselesaikan hanya dengan menghukum. Akar persoalannya harus diselesaikan," kata Ketua Komnas Perempuan, Azriana di gedung Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Februari 2019.
Azriana menambahkan, adanya kasus prostitusi online dikalangan pelajar menunjukkan buruknya sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan seksual harus diperbaiki agar kasus ini tidak terulang. "Ada yang salah dengan sistem pendidikan kita. Kenapa anak-anak bisa terlibat prostitusi," ujar Azriana.
Baca: Pelajar SMA Jakarta 'Diobral' Via Line
Menurutnya, pendekatan dengan korban menjadi solusi menghapus prostitusi online di kalangan pelajar. Korban, kata Azriana, sering tidak diberikan tempat saat terbukti melakukan.
"Dia pasti enggak punya posisi tawar. Tidak dikasih kesempatan membela diri, enggak pernah mau didengar dan dianggap enggak perlu didengar. Kalau cara kita menyikapi persoalan ini belum berubah, saya kira masalah ini tak akan selesai," ujar Azriana.
Jakarta: Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan prihatin dengan kasus prostitusi online di grup Line yang melibatkan siswi SMA. Insiden itu dinilai akibat lingkungan di sekitar pelaku.
"Perspektif moral kita tinggi dalam semangat menghukum daripada memperbaiki. Kita menghukum orang seperti melihat pendosa. Padahal masalah tidak dapat diselesaikan hanya dengan menghukum. Akar persoalannya harus diselesaikan," kata Ketua Komnas Perempuan, Azriana di gedung Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Februari 2019.
Azriana menambahkan, adanya kasus prostitusi online dikalangan pelajar menunjukkan buruknya sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan seksual harus diperbaiki agar kasus ini tidak terulang. "Ada yang salah dengan sistem pendidikan kita. Kenapa anak-anak bisa terlibat prostitusi," ujar Azriana.
Baca: Pelajar SMA Jakarta 'Diobral' Via Line
Menurutnya, pendekatan dengan korban menjadi solusi menghapus prostitusi online di kalangan pelajar. Korban, kata Azriana, sering tidak diberikan tempat saat terbukti melakukan.
"Dia pasti enggak punya posisi tawar. Tidak dikasih kesempatan membela diri, enggak pernah mau didengar dan dianggap enggak perlu didengar. Kalau cara kita menyikapi persoalan ini belum berubah, saya kira masalah ini tak akan selesai," ujar Azriana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)