Jakarta: Warga di Kawasan Muara Baru mulai merasakan dampak eksploitasi dan penggunaan air tanah yang berlebihan di DKI Jakarta. Dampak yang paling dirasakan adalah penurunan tanah sekitar 15 hingga 20 meter setiap tahunnya.
Salah satu yang merasakan dampak tersebut adalah Kawasan Muara Baru, RT 20/RW 17, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. Akibat penurunan permukaan tanah, rumah-rumah warga di kawasan ini berada di bawah tanggul laut.
Hal tersebut dirasakan salah seorang warga bernama Rasdi yang sudah tinggal di Kawasan Muara Baru sejak 1980. Menurutnya, kawasan Muara Baru merupakan rawa atau daratan lumpur. Bahkan sebelumnya, kawasan tersebut juga lebih tinggi dari permukaan air laut.
"Tadinya ini rawa. Setelah itu, air makin naik terus. Dulu masih lebih tinggi daratan daripada laut, semakin kesini malah makin menurun permukaan tanahnya," ujar Rasdi dalam tayangan Primetime News, Rabu, 13 Oktober 2021.
Berbagai kendala harus dirasakan warga di kawasan tersebut. Selain banjir Rob yang kerap melanda, warga juga mengeluhkan ketiadaan suplai air bersih. Bahkan untuk kebutuhan air bersih setiap dua hari sekali, warga harus mengeluarkan kocek sekitar Rp100 ribu. (Putri Purnama Sari)
Jakarta: Warga di Kawasan Muara Baru mulai merasakan dampak eksploitasi dan penggunaan
air tanah yang berlebihan di
DKI Jakarta. Dampak yang paling dirasakan adalah
penurunan tanah sekitar 15 hingga 20 meter setiap tahunnya.
Salah satu yang merasakan dampak tersebut adalah Kawasan Muara Baru, RT 20/RW 17, Kelurahan Penjaringan,
Jakarta Utara. Akibat penurunan permukaan tanah, rumah-rumah warga di kawasan ini berada di bawah tanggul laut.
Hal tersebut dirasakan salah seorang warga bernama Rasdi yang sudah tinggal di Kawasan Muara Baru sejak 1980. Menurutnya, kawasan Muara Baru merupakan rawa atau daratan lumpur. Bahkan sebelumnya, kawasan tersebut juga lebih tinggi dari permukaan air laut.
"Tadinya ini rawa. Setelah itu, air makin naik terus. Dulu masih lebih tinggi daratan daripada laut, semakin kesini malah makin menurun permukaan tanahnya," ujar Rasdi dalam tayangan
Primetime News, Rabu, 13 Oktober 2021.
Berbagai kendala harus dirasakan warga di kawasan tersebut. Selain banjir Rob yang kerap melanda, warga juga mengeluhkan ketiadaan suplai air bersih. Bahkan untuk kebutuhan air bersih setiap dua hari sekali, warga harus mengeluarkan kocek sekitar Rp100 ribu.
(Putri Purnama Sari) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PAT)