Jakarta: Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melegalkan kembali keberadaan becak memang banyak dikritik. Namun, kebijakan itu sepertinya tetap akan dijalankan. Sebagai jalan tengah, becak disarankan hanya beroperasi di tempat-tempat wisata.
Demikian usulan Anggota DPR dari daerah pemilihan Jakarta, Ahmad Sahroni. Menurutnya, keberadaan becak di lokasi wisata akan menambah daya tarik. Keberadaan becak di tempat wisata pun akan memberikan sensasi pengunjung dalam menikmati tempat wisata.
"Dengan begitu, tempat wisata memiliki daya tarik tersendiri," kata Sahroni dalam keterangan tertulis, Rabu, 24 Januari 2018.
Anggota Komisi III ini mengatakan ada sejumlah destinasi wisata yang bisa memanfaatkan becak, seperti Ancol, Taman Mini, dan Ragunan yang memiliki lahan cukup luas. "Kenapa becak tidak dipergunakan sebagai alternatif wisata keliling. Becak bisa menjadi sarana mereka yang ingin menciptakan kenangan masa lalu," kata politisi Partai NasDem ini.
Dia mencontohkan destinasi wisata Ancol yang memiliki keterbatasan transportasi umum. Pengunjung kadang harus menunggu lama untuk menaikinya. "Jadi, tidak melulu menggunakan bus khusus saat berwisata ke Ancol. Apalagi jumlahnya sangat terbatas," kata dia.
Menurutnya, keberadaan becak juga akan sangat berguna saat ditempatkan di Taman Mini dan Ragunan. Sahroni yakin pengunjung akan merespons keberadaan becak sebagai transportasi di lokasi wisata.
"Apalagi kalau pengayuh becaknya dibekali pengetahuan tentang tempat wisata itu. Bisa sekaligus menjadi guide," ujarnya.
Baca: Politik Becak Anies-Sandi
Dia meyakini konsep tersebut dapat menimbulkan sombiosis mutualisme atau saling menguntungkan antara pengelola wisata dan pengayuh becak. Dengan membekali pengetahuan dasar destinasi wisata, pengelola lokasi wisata memiliki duta wisata dalam jumlah yang banyak.
"Pengayuh becak bisa menjadi duta di tempat wisata. Penumpangnya selain memperoleh kenikmatan berwisata dengan becak, juga mendapatkan pengetahuan," kata Sahroni.
Baca: Anies Siapkan Rute Becak
Sebelumnya, Sahroni mengingatkan agar Pemprov DKI melakukan kajian khusus sebelum melegalkan kembali transportasi becak. Selain untuk melihat dampaknya terhadap kemacetan, kajian komprehensif juga bisa untuk mengukur apakah becak bisa menimbulkan persoalan sosial baru di tengah masyarakat atau tidak.
Ide penggunaan becak di lokasi wisata juga pernah dinyatakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Namun, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin becak masih digunakan sebagai transportasi umum, khususnya di jalan-jalan lingkungan.
Jakarta: Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melegalkan kembali keberadaan becak memang banyak dikritik. Namun, kebijakan itu sepertinya tetap akan dijalankan. Sebagai jalan tengah, becak disarankan hanya beroperasi di tempat-tempat wisata.
Demikian usulan Anggota DPR dari daerah pemilihan Jakarta, Ahmad Sahroni. Menurutnya, keberadaan becak di lokasi wisata akan menambah daya tarik. Keberadaan becak di tempat wisata pun akan memberikan sensasi pengunjung dalam menikmati tempat wisata.
"Dengan begitu, tempat wisata memiliki daya tarik tersendiri," kata Sahroni dalam keterangan tertulis, Rabu, 24 Januari 2018.
Anggota Komisi III ini mengatakan ada sejumlah destinasi wisata yang bisa memanfaatkan becak, seperti Ancol, Taman Mini, dan Ragunan yang memiliki lahan cukup luas. "Kenapa becak tidak dipergunakan sebagai alternatif wisata keliling. Becak bisa menjadi sarana mereka yang ingin menciptakan kenangan masa lalu," kata politisi Partai NasDem ini.
Dia mencontohkan destinasi wisata Ancol yang memiliki keterbatasan transportasi umum. Pengunjung kadang harus menunggu lama untuk menaikinya. "Jadi, tidak melulu menggunakan bus khusus saat berwisata ke Ancol. Apalagi jumlahnya sangat terbatas," kata dia.
Menurutnya, keberadaan becak juga akan sangat berguna saat ditempatkan di Taman Mini dan Ragunan. Sahroni yakin pengunjung akan merespons keberadaan becak sebagai transportasi di lokasi wisata.
"Apalagi kalau pengayuh becaknya dibekali pengetahuan tentang tempat wisata itu. Bisa sekaligus menjadi guide," ujarnya.
Baca: Politik Becak Anies-Sandi
Dia meyakini konsep tersebut dapat menimbulkan sombiosis mutualisme atau saling menguntungkan antara pengelola wisata dan pengayuh becak. Dengan membekali pengetahuan dasar destinasi wisata, pengelola lokasi wisata memiliki duta wisata dalam jumlah yang banyak.
"Pengayuh becak bisa menjadi duta di tempat wisata. Penumpangnya selain memperoleh kenikmatan berwisata dengan becak, juga mendapatkan pengetahuan," kata Sahroni.
Baca: Anies Siapkan Rute Becak
Sebelumnya, Sahroni mengingatkan agar Pemprov DKI melakukan kajian khusus sebelum melegalkan kembali transportasi becak. Selain untuk melihat dampaknya terhadap kemacetan, kajian komprehensif juga bisa untuk mengukur apakah becak bisa menimbulkan persoalan sosial baru di tengah masyarakat atau tidak.
Ide penggunaan becak di lokasi wisata juga pernah dinyatakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Namun, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin becak masih digunakan sebagai transportasi umum, khususnya di jalan-jalan lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)