Jakarta: Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat (Jakpus) berencana menata kembali lokasi sementara (loksem) JP44 di Jalan Penataran, Kecamatan Menteng. Sebab, upaya revitalisasi dinilai kurang maksimal.
“Saat ini masih dalam tahap pembahasan untuk meningkatkan penataan Usaha Kecil Menengah (UKM) binaan Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Sudin PPKUM) Jakarta Pusat," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Administrasi Jakarta Pusat, Bakwan Ferizan Ginting di Jakarta, Jumat, 9 Agustus 2024.
Rencana revitalisasi yang dilakukan dikeluhkan para pedagang. Sebab, Pemkot Jakpus dinilai tak melibatkan para pedagang.
“Dulu kami sama sekali dilibatkan. Nah sekarang kami denger mau ada perbaikan. Saya kira langkah perbaikan baik, tapi lebih baik lagi pedagang dilibatkan,” kata Rohana, salah satu pedagang.
Tak adanya pelibatan tersebut dinilai berpengaruh terhadap pendapatan pedagang. Saat ini pedagang hanya bisa mengantongi Rp15.000 per hari.
Kondisi tersebut membuat pedagang tak bersemangat berjualan. Bahkan, mereka memilih buka pada siang hari.
"Dulu dari jam 07.00 WIB, saya sudah buka. Tapi saat ini, karena sepi bukanya jam 10.00 WIB," ujar Rohana.
Keluhan yang sama dilontarkan Rudi. Menurut dia, kondisi kios juga sudah tidak bagus lagi, terlebih saat hujan turun.
“Kami mau pasang payung tidak diperbolehkan. Kami berharap dalam pembuatan keputusan harus lebih bijak,” kata Rudi.
Jakarta: Pemerintah Kota (
Pemkot) Jakarta Pusat (Jakpus) berencana menata kembali lokasi sementara (loksem) JP44 di Jalan Penataran, Kecamatan Menteng. Sebab, upaya revitalisasi dinilai kurang maksimal.
“Saat ini masih dalam tahap pembahasan untuk meningkatkan penataan Usaha Kecil Menengah (UKM) binaan Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Sudin PPKUM) Jakarta Pusat," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Administrasi Jakarta Pusat, Bakwan Ferizan Ginting di Jakarta, Jumat, 9 Agustus 2024.
Rencana revitalisasi yang dilakukan dikeluhkan para
pedagang. Sebab, Pemkot Jakpus dinilai tak melibatkan para pedagang.
“Dulu kami sama sekali dilibatkan. Nah sekarang kami denger mau ada perbaikan. Saya kira langkah perbaikan baik, tapi lebih baik lagi pedagang dilibatkan,” kata Rohana, salah satu pedagang.
Tak adanya pelibatan tersebut dinilai berpengaruh terhadap pendapatan pedagang. Saat ini pedagang hanya bisa mengantongi Rp15.000 per hari.
Kondisi tersebut membuat pedagang tak bersemangat berjualan. Bahkan, mereka memilih buka pada siang hari.
"Dulu dari jam 07.00 WIB, saya sudah buka. Tapi saat ini, karena sepi bukanya jam 10.00 WIB," ujar Rohana.
Keluhan yang sama dilontarkan Rudi. Menurut dia, kondisi kios juga sudah tidak bagus lagi, terlebih saat hujan turun.
“Kami mau pasang payung tidak diperbolehkan. Kami berharap dalam pembuatan keputusan harus lebih bijak,” kata Rudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)
