medcom.id, Jakarta: Boleh jadi kerja Pemerintah Provinsi Jakarta akan makin berat untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota. Musababnya, alih-alih berkurang, jumlah kendaraan baru di jalanan Jakarta, justru makin banyak.
Data Polda Metro Jaya, saban hari ada tambahan 6.000 kendaraan baru merayap di jalanan Ibu Kota. "Berdasarkan data Samsat, per hari ada tambahan 5.500 sampai 6.000 kendaraan baru di Jakarta," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Martinus Sitompul di Mapolda Metro Jaya, Jumat (9/1/2014).
Martinus mengatakan, setiap hari keluar 1.500 STNK dan BPKB untuk kendaraan baru. Jumlah untuk STNK dan BPKB motor baru lebih banyak lagi: 4.000 sampai 4.5000 unit.
"Peningkatan jumlah kendaraan baru di Jakarta mencapai 12 per tahun," terang Martinus.
Celakanya, lonjakan kendaraan tak diiringi dengan penambahan panjang jalan. Menurut Martinus, penambahan jalan hanya tumbuh 0,01 persen per tahun.
Menurut Martinus, salah satu cara efektif untuk mengerem jumlah kendaraan di jalan adalah dengan memberlakukan sistem 3 in 1 di jalan-jalan utama di Ibu Kota. Juga pemberlakukan jalan berbayar (Electronic Road Pricing).
Tapi, tambah dia, sejatinya adalah pemerintah yang punya kekuatan lebih untuk mengerem pertumbuhan kendaraan di jalanan. "Kami apatur, hanya mendukung," terang Martinus.
medcom.id, Jakarta: Boleh jadi kerja Pemerintah Provinsi Jakarta akan makin berat untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota. Musababnya, alih-alih berkurang, jumlah kendaraan baru di jalanan Jakarta, justru makin banyak.
Data Polda Metro Jaya, saban hari ada tambahan 6.000 kendaraan baru merayap di jalanan Ibu Kota. "Berdasarkan data Samsat, per hari ada tambahan 5.500 sampai 6.000 kendaraan baru di Jakarta," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Martinus Sitompul di Mapolda Metro Jaya, Jumat (9/1/2014).
Martinus mengatakan, setiap hari keluar 1.500 STNK dan BPKB untuk kendaraan baru. Jumlah untuk STNK dan BPKB motor baru lebih banyak lagi: 4.000 sampai 4.5000 unit.
"Peningkatan jumlah kendaraan baru di Jakarta mencapai 12 per tahun," terang Martinus.
Celakanya, lonjakan kendaraan tak diiringi dengan penambahan panjang jalan. Menurut Martinus, penambahan jalan hanya tumbuh 0,01 persen per tahun.
Menurut Martinus, salah satu cara efektif untuk mengerem jumlah kendaraan di jalan adalah dengan memberlakukan sistem 3 in 1 di jalan-jalan utama di Ibu Kota. Juga pemberlakukan jalan berbayar (Electronic Road Pricing).
Tapi, tambah dia, sejatinya adalah pemerintah yang punya kekuatan lebih untuk mengerem pertumbuhan kendaraan di jalanan. "Kami apatur, hanya mendukung," terang Martinus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ICH)