Jakarta: Anker (anak kereta) membagikan sejumlah keluh kesah mereka saat menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline. Keluh kesah tersebut disebabkan karena dari banyaknya pengguna moda transportasi di wilayah Jabodetabek.
Ela, warga Jakarta Barat, menyampaikan keluh kesahnya sebagai seorang Anker yang setiap harinya memanfaatkan jasa KRL untuk melakukan perjalanan. Ia mengungkapkan banyak risiko naik kereta dalam kondisi sesak, seperti membuat barang bawaan rusak hingga rawan pelecehan seksual.
"Kadang yang namanya di gerbong campuran kadang-kadangyang laki-laki mempetin dan ada saja kesempatannya gitu buat melakukan pelecehan seksual," kata Ela kepada Media Group News, Kamis, 30 Maret 2023.
Dia berharap pengelola KRL menambah gerbong, terutama khusus wanita. Hal itu perlu dipertimbangkan meminimlakan hal-hal yang tak diinginkan dan menjaga keamanan serta kenyamanan para pengguna jasa KRL.
"Ditambahkan lah gerbongnya biar bisa cukup untuk ditumpangi banyak orang," tegasnya.
Sementara itu, Aprilia Resdina menyampaikan keluhan lain terkait fasilitas KRL. Anker dari Bogor itu mengeluhkan fasilitas Stasiun Manggarai yang menjadi tempat transit sejumlah tujuan.
"Menurut saya Manggarai juga belum siap gitu ya untuk menjadi pusat transit dari berbagai macam daerah," pungkas Aprilia.
Ia berharap pihak KAI mengevaluasi Stasiun Manggarai sebagai pusat transit. Sehingga kepadatan di Stasiun Manggarai dapat diminimalisir.
Selain itu, dia mengeluhkan kelebihan kapasitas penumbang. Hal itu disebabkan karena pengguna jasa KRL kerap memaksakan diri untuk masuk ke gerbong.
"Parah sekali, jadi terkadang walaupun gerbongnya sudah penuh mereka tetap memaksakan masuk sampai di dorong masuk ke dalam sama satpamnya dan menurut saya itu momen paling buruk," ujar dia.
(MGN/Amelia Narasoma)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Jakarta: Anker (anak
kereta) membagikan sejumlah keluh kesah mereka saat menggunakan Kereta Rel Listrik (
KRL)
Commuterline. Keluh kesah tersebut disebabkan karena dari banyaknya pengguna moda transportasi di wilayah Jabodetabek.
Ela, warga
Jakarta Barat, menyampaikan keluh kesahnya sebagai seorang Anker yang setiap harinya memanfaatkan jasa
KRL untuk melakukan perjalanan. Ia mengungkapkan banyak risiko naik kereta dalam kondisi sesak, seperti membuat barang bawaan rusak hingga rawan pelecehan seksual.
"Kadang yang namanya di gerbong campuran kadang-kadangyang laki-laki mempetin dan ada saja kesempatannya gitu buat melakukan pelecehan seksual," kata Ela kepada
Media Group News, Kamis, 30 Maret 2023.
Dia berharap pengelola
KRL menambah gerbong, terutama khusus wanita. Hal itu perlu dipertimbangkan meminimlakan hal-hal yang tak diinginkan dan menjaga keamanan serta kenyamanan para pengguna jasa
KRL.
"Ditambahkan lah gerbongnya biar bisa cukup untuk ditumpangi banyak orang," tegasnya.
Sementara itu, Aprilia Resdina menyampaikan keluhan lain terkait fasilitas KRL. Anker dari Bogor itu mengeluhkan fasilitas
Stasiun Manggarai yang menjadi tempat transit sejumlah tujuan.
"Menurut saya Manggarai juga belum siap gitu ya untuk menjadi pusat transit dari berbagai macam daerah," pungkas Aprilia.
Ia berharap pihak KAI mengevaluasi
Stasiun Manggarai sebagai pusat transit. Sehingga kepadatan di Stasiun Manggarai dapat diminimalisir.
Selain itu, dia mengeluhkan kelebihan kapasitas penumbang. Hal itu disebabkan karena pengguna jasa KRL kerap memaksakan diri untuk masuk ke gerbong.
"Parah sekali, jadi terkadang walaupun gerbongnya sudah penuh mereka tetap memaksakan masuk sampai di dorong masuk ke dalam sama satpamnya dan menurut saya itu momen paling buruk," ujar dia.
(MGN/Amelia Narasoma)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)