medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memerintahkan Dinas Pendidikan memberikan sanksi tegas kepada siswa pelaku bullying. Salah satu sanksi keras yang bakal diberikan ialah pencabutan fasilitas dari pemerintah.
"Saya minta coba dicek apakah menerima kartu Jakarta pintar (KJP) atau tidak, kalau terima, cabut KJP-nya," tegas Djarot di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa 18 Juli 2017.
Djarot menjelaskan, KJP seharusnya diberikan untuk membuat seseorang menjadi lebih pintar. Tak hanya pintar di sekolah, tapi juga dalam bersikap.
"Makanya KJP harus non-tunai karena ada unsur pendidikan karakter," jelas bekas Wali Kota Blitar itu.
Djarot meminta siswa pelaku bullying di kawasan Thamrin City dikembalikan kepada keluarga masing-masing. Ia juga meminta keluarga turut memerhatikan dan mengawasi perilaku anak.
"Saya berharap jangan sampai ada lagi terulang kasus bullying," tutup dia.
Sejumlah pelajar SMP melakukan bullying kepada seorang siswi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Peristiwa bullying itu terjadi di lantai 3A Thamrin City pada Jumat 14 Juli 2017, sekitar pukul 13.30 WIB.
Kejadian direkam oleh pelaku dan viral di media sosial. Kejadian tersebut diduga bermula dari percekcokan korban berinisial SB dengan salah satu pelaku. Korban kemudian diminta datang ke Thamrin City.
Setibanya di sana, korban telah ditunggu pelaku bersama teman-temannya. Setelah itu, pelaku melakukan kekerasan di antaranya menjambak korban.
Akibat kejadian itu, korban bersama keluarganya lapor ke Polsek Metro Tanah Abang. Kini kasus tersebut telah ditangani Polsek Metro Tanah Abang.
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memerintahkan Dinas Pendidikan memberikan sanksi tegas kepada siswa pelaku bullying. Salah satu sanksi keras yang bakal diberikan ialah pencabutan fasilitas dari pemerintah.
"Saya minta coba dicek apakah menerima kartu Jakarta pintar (KJP) atau tidak, kalau terima, cabut KJP-nya," tegas Djarot di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa 18 Juli 2017.
Djarot menjelaskan, KJP seharusnya diberikan untuk membuat seseorang menjadi lebih pintar. Tak hanya pintar di sekolah, tapi juga dalam bersikap.
"Makanya KJP harus non-tunai karena ada unsur pendidikan karakter," jelas bekas Wali Kota Blitar itu.
Djarot meminta siswa pelaku bullying di kawasan Thamrin City dikembalikan kepada keluarga masing-masing. Ia juga meminta keluarga turut memerhatikan dan mengawasi perilaku anak.
"Saya berharap jangan sampai ada lagi terulang kasus bullying," tutup dia.
Sejumlah pelajar SMP melakukan bullying kepada seorang siswi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Peristiwa bullying itu terjadi di lantai 3A Thamrin City pada Jumat 14 Juli 2017, sekitar pukul 13.30 WIB.
Kejadian direkam oleh pelaku dan viral di media sosial. Kejadian tersebut diduga bermula dari percekcokan korban berinisial SB dengan salah satu pelaku. Korban kemudian diminta datang ke Thamrin City.
Setibanya di sana, korban telah ditunggu pelaku bersama teman-temannya. Setelah itu, pelaku melakukan kekerasan di antaranya menjambak korban.
Akibat kejadian itu, korban bersama keluarganya lapor ke Polsek Metro Tanah Abang. Kini kasus tersebut telah ditangani Polsek Metro Tanah Abang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OJE)
