medcom.id, Jakarta: Gerakan Fajar Nusantara ternyata sudah lama ada di Ibu Kota. Mereka kerap ikut aksi sosial yang dilakukan pemerintah.
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengaku tidak asing dengan kelompok Gafatar. Kelompok itu sudah aktif di masyarakat sejak dirinya menjabat menjadi Wali Kota Jakarta Pusat tahun 2008-2014.
"Waktu saya masih menjabat sebagai wali kota, di semua kecamatan kalau kita kerja bakti, kita ajak dia (Gafatar) pasti datang," kata Saefullah di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (28/1/2016).
Saat itu, Saefullah merasa Gafatar cukup memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan. Gafatar seringkali mengadakan acara kerja bakti.
"Kami tidak tahu perkembangannya sekarang seperti itu. Dulu mereka yang menawarkan kalau ada kerja bakti. Mereka datang pakai seragam oranye," ujarnya.
Kerja bakti yang biasanya dilakukan dalam bentuk membersihkan kali. Anggota Gafatar tak sungkan turun ke tempat kotor. Mereka tidak pernah meminta imbalan. Anggota yang turun berkisar 50-100 orang.
"Turun buat membersihkan kali. Mereka lebih rajin, kalau kita takut-takut, kalau dia langsung. Bersih waktu itu,” kata Saefullah.
Saefullah tidak menaruh kecurigaan saat itu meski tidak familiar dengan organisasi berlambang matahari itu. Ia pun kaget setelah Gafatar dinyatakan sesat.
"Polisi sudah bilang, Gafatar ada paham-paham yang berbeda. Ya kita taat kepada undang-undang. Ini kan menjadi persoalan bangsa," ujar Saefullah.
medcom.id, Jakarta: Gerakan Fajar Nusantara ternyata sudah lama ada di Ibu Kota. Mereka kerap ikut aksi sosial yang dilakukan pemerintah.
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengaku tidak asing dengan kelompok Gafatar. Kelompok itu sudah aktif di masyarakat sejak dirinya menjabat menjadi Wali Kota Jakarta Pusat tahun 2008-2014.
"Waktu saya masih menjabat sebagai wali kota, di semua kecamatan kalau kita kerja bakti, kita ajak dia (Gafatar) pasti datang," kata Saefullah di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (28/1/2016).
Saat itu, Saefullah merasa Gafatar cukup memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan. Gafatar seringkali mengadakan acara kerja bakti.
"Kami tidak tahu perkembangannya sekarang seperti itu. Dulu mereka yang menawarkan kalau ada kerja bakti. Mereka datang pakai seragam oranye," ujarnya.
Kerja bakti yang biasanya dilakukan dalam bentuk membersihkan kali. Anggota Gafatar tak sungkan turun ke tempat kotor. Mereka tidak pernah meminta imbalan. Anggota yang turun berkisar 50-100 orang.
"Turun buat membersihkan kali. Mereka lebih rajin, kalau kita takut-takut, kalau dia langsung. Bersih waktu itu,” kata Saefullah.
Saefullah tidak menaruh kecurigaan saat itu meski tidak familiar dengan organisasi berlambang matahari itu. Ia pun kaget setelah Gafatar dinyatakan sesat.
"Polisi sudah bilang, Gafatar ada paham-paham yang berbeda. Ya kita taat kepada undang-undang. Ini kan menjadi persoalan bangsa," ujar Saefullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)