Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yakin pengurangan anggaran tak berdampak pada penanganan banjir. Anggaran penanganan banjir sengaja dipangkas dari Rp4,5 triliun menjadi Rp4,1 triliun di APBD Perubahan 2018.
"Iya insyaallah enggak (berdampak)," kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis 30 Agustus 2018.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Dinas SDA Teguh Hendarwan. "Kalau dilihat, genangan di DKI sudah berkurang dari 500 titik menjadi 50 titik. Yang 50 titik itu pun karena belum dinormalisasi," kata Teguh.
Menurut dia, pencegahan banjir bisa dipantau melalui aplikasi command center yang ada di Jakarta Smart City. Dari aplikasi itu, Teguh dapat menerima laporan terkait ketinggian air di seluruh pintu air.
Teguh sengaja mengurangi anggaran penanganan banjir lantaran terkendala waktu. Salah satu kegiatan yang terkendala waktu, yakni pengerjaan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal di 10 lokasi.
Proyek tersebut gagal lelang dan butuh waktu setidaknya enam bulan untuk mendapatkan pemenang tender. "Kalau lelang ulang itu waktunya enggak mungkin. Ini kalau lelang Mei sudah ada penetapan pemenang dan sudah ada tanda tangan kontrak."
Baca: APBD-P DKI Disebut tak Pro Rakyat
Teguh menuturkan pengurangan anggaran telah melalui perhitungan kegiatan di lapangan. Di rencana APBD Perubahan 2018, anggaran pembangunan prasarana kali/sungai dan kelengkapannya sistem aliran timur dikurangi Rp87.287.839.045.
Anggaran pembangunan saluran, saluran penghubung, dan kelengkapannya di Jakarta Utara dikurangi Rp64.641.496.812. Sementara itu, anggaran pemeliharaan saluran tepi jalan, saluran penghubung, dan kelengkapannya di Jakarta Barat dipangkas Rp57.739.307.929 dan anggaran pembangunan waduk/situ/embung dan kelengkapannya sistem aliran timur juga dipangkas Rp34.899.368.370.
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yakin pengurangan anggaran tak berdampak pada penanganan banjir. Anggaran penanganan banjir sengaja dipangkas dari Rp4,5 triliun menjadi Rp4,1 triliun di APBD Perubahan 2018.
"Iya insyaallah enggak (berdampak)," kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis 30 Agustus 2018.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Dinas SDA Teguh Hendarwan. "Kalau dilihat, genangan di DKI sudah berkurang dari 500 titik menjadi 50 titik. Yang 50 titik itu pun karena belum dinormalisasi," kata Teguh.
Menurut dia, pencegahan banjir bisa dipantau melalui aplikasi command center yang ada di Jakarta Smart City. Dari aplikasi itu, Teguh dapat menerima laporan terkait ketinggian air di seluruh pintu air.
Teguh sengaja mengurangi anggaran penanganan banjir lantaran terkendala waktu. Salah satu kegiatan yang terkendala waktu, yakni pengerjaan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal di 10 lokasi.
Proyek tersebut gagal lelang dan butuh waktu setidaknya enam bulan untuk mendapatkan pemenang tender. "Kalau lelang ulang itu waktunya enggak mungkin. Ini kalau lelang Mei sudah ada penetapan pemenang dan sudah ada tanda tangan kontrak."
Baca: APBD-P DKI Disebut tak Pro Rakyat
Teguh menuturkan pengurangan anggaran telah melalui perhitungan kegiatan di lapangan. Di rencana APBD Perubahan 2018, anggaran pembangunan prasarana kali/sungai dan kelengkapannya sistem aliran timur dikurangi Rp87.287.839.045.
Anggaran pembangunan saluran, saluran penghubung, dan kelengkapannya di Jakarta Utara dikurangi Rp64.641.496.812. Sementara itu, anggaran pemeliharaan saluran tepi jalan, saluran penghubung, dan kelengkapannya di Jakarta Barat dipangkas Rp57.739.307.929 dan anggaran pembangunan waduk/situ/embung dan kelengkapannya sistem aliran timur juga dipangkas Rp34.899.368.370.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
