medcom.id, Bekasi: Pemerintah Kota Bekasi melarang siswa se-Kota Bekasi merayakan hari kasih sayang 'Valentine' di lingkungan sekolah. Larangan dibuat guna membentengi karakter pemuda Kota Bekasi.
Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Saikhu menyampaikan, alasan utama pelarangan karena Valentine bertentangan budaya lokal, yakni budaya Bekasi. Ini merupakan rangka menanamkan nilai-nilai karakter bangsa bagi pelajar di Bekasi.
"Perayaan Valentine bukanlah budaya lokal Bekasi," ungkapnya saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (13/2/2015).
Menurut dia, pihaknya telah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk menyosialisasikan surat edaran wali kota yang menyebutkan, perayaan valentine di lingkungan sekolah dilarang. Para guru di lingkungan sekolah diminta untuk mengawasi dan menjaga siswa di sekolah masing-masing. Dalam pengawasan tersebut tidak boleh melakukan kegiatan yang bertentangan dengan agama, sosial, dan budaya bangsa.
"Setiap guru di sekolah pun akan mengawasi," kata dia.
Tidak hanya itu, pihak sekolah juga diimbau untuk mengomunikasikan pada orang tua siswa untuk mengawasi prilaku putra-putrinya. Jangan sampai, perayaan hari kasih sayang malah merusak prilaku mereka. "Yang dikhawatirkan mereka akan terjerumus dalam seks bebas," ujarnya.
Selaku sarana pendidik, lanjut dia, seharusnya seluruh perangkat sekolah untuk melaksanakan nilai-nilai luhur yang berlaku. Berdasarkan pemantauan, resmi hari ini setiap dinding kantor guru di tiap sekolah mulai ditempeli surat edaran dari Pemerintah Kota Bekasi.
Seorang murid kelas IX di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di wilayah Duren Jaya, Bekasi Timur, Ivan Putra (18) mengatakan, dirinya tak masalah dengan adanya larangan tersebut. Sebab, sebelumnya dia pun merayakan hari Valentine lantaran terbawa 'trend'. "Ya tidak apa-apa, saya pun merayakan hanya ikut-ikutan, orang-orang kasih cokelat, saya juga ikut," katanya.
Sementara itu, Jhonsiho (54), warga Kota Bekasi mendukung keputusan pemerintah setempat. Sebab, dia pun khawatir moral pemuda akan rusak jika mengikuti tradisi barat yang tidak sesuai untuk diterapkan di Indonesia.
Warga Rawalumbu itu menilai perayaan hari kasih sayang adalah urusan pribadi yang tidak boleh dikaitkan dengan dunia pendidikan. "Ya memang tidak boleh kalau acara Valentine di sekolah, bukan tempatnya lah," ujarnya.
medcom.id, Bekasi: Pemerintah Kota Bekasi melarang siswa se-Kota Bekasi merayakan hari kasih sayang 'Valentine' di lingkungan sekolah. Larangan dibuat guna membentengi karakter pemuda Kota Bekasi.
Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Saikhu menyampaikan, alasan utama pelarangan karena Valentine bertentangan budaya lokal, yakni budaya Bekasi. Ini merupakan rangka menanamkan nilai-nilai karakter bangsa bagi pelajar di Bekasi.
"Perayaan Valentine bukanlah budaya lokal Bekasi," ungkapnya saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (13/2/2015).
Menurut dia, pihaknya telah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk menyosialisasikan surat edaran wali kota yang menyebutkan, perayaan valentine di lingkungan sekolah dilarang. Para guru di lingkungan sekolah diminta untuk mengawasi dan menjaga siswa di sekolah masing-masing. Dalam pengawasan tersebut tidak boleh melakukan kegiatan yang bertentangan dengan agama, sosial, dan budaya bangsa.
"Setiap guru di sekolah pun akan mengawasi," kata dia.
Tidak hanya itu, pihak sekolah juga diimbau untuk mengomunikasikan pada orang tua siswa untuk mengawasi prilaku putra-putrinya. Jangan sampai, perayaan hari kasih sayang malah merusak prilaku mereka. "Yang dikhawatirkan mereka akan terjerumus dalam seks bebas," ujarnya.
Selaku sarana pendidik, lanjut dia, seharusnya seluruh perangkat sekolah untuk melaksanakan nilai-nilai luhur yang berlaku. Berdasarkan pemantauan, resmi hari ini setiap dinding kantor guru di tiap sekolah mulai ditempeli surat edaran dari Pemerintah Kota Bekasi.
Seorang murid kelas IX di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di wilayah Duren Jaya, Bekasi Timur, Ivan Putra (18) mengatakan, dirinya tak masalah dengan adanya larangan tersebut. Sebab, sebelumnya dia pun merayakan hari Valentine lantaran terbawa 'trend'.
"Ya tidak apa-apa, saya pun merayakan hanya ikut-ikutan, orang-orang kasih cokelat, saya juga ikut," katanya.
Sementara itu, Jhonsiho (54), warga Kota Bekasi mendukung keputusan pemerintah setempat. Sebab, dia pun khawatir moral pemuda akan rusak jika mengikuti tradisi barat yang tidak sesuai untuk diterapkan di Indonesia.
Warga Rawalumbu itu menilai perayaan hari kasih sayang adalah urusan pribadi yang tidak boleh dikaitkan dengan dunia pendidikan. "Ya memang tidak boleh kalau acara Valentine di sekolah, bukan tempatnya lah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)