Ilustrasi--Seorang joki 3 in 1 yang menggendong anak menawarkan jasa tumpangan kepada pengendara mobil di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (29/3)--MI/ARYA MANGGALA
Ilustrasi--Seorang joki 3 in 1 yang menggendong anak menawarkan jasa tumpangan kepada pengendara mobil di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (29/3)--MI/ARYA MANGGALA

Uji Coba Hapus Three In One, Pengendara Ini Tetap Sewa Joki

Ilham wibowo • 05 April 2016 13:27
medcom.id, Jakarta: Sosialisasi penghapusan jalur three in one ternyata belum sepenuhnya diketahui pengendara kendaraan roda empat. Hingga dimulainya uji coba, masih ada pengendara yang tetap menggunakan joki.
 
Heri, 60, misalnya, masih menyewa dua joki untuk melintasi kawasan MH Thamrin menuju Sudirman. Ia mengaku, tidak tahu ada uji coba penghapusan jalur tiga penumpang dalam satu kendaraan.
 
"Saya jarang lewat jalur three in one. Tadi saya bayar Rp50 ribu untuk dua orang. Mereka sudah naik mobil saya, apa boleh buat. Sosialisasi penghapusan ini saya rasa kurang," kata Heri saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Selasa (5/4/2016).

Heri menuturkan, ia tak masalah mengeluarkan uang lebih untuk melintasi kawasan tersebut. Sebab, kawasan three in one menjadi jalur tercepat menuju lokasi tujuannya.
 
Meski demikian, ia sepakat dengan penghapusan kawasan three in one guna menghilangkan joki dan eksploitasi anak. Menurutnya, lebih baik pemerintah provinsi DKI segera menerapkan kebijakan Electronic Road Pricing (ERP).
 
Selain itu juga harus membenahi transportasi umum, sambung dia, kantung parkir di setiap terminal atau stasiun kereta juga perlu diperbanyak.
 
"Pakai ERP, kita juga sama bayar tapi tidak cukup untuk batasi kemacetan. Akses transportasi umum harus mudah, dekat dari setiap tempat tujuan. Kemudian kantung-kantung parkir di stasiun atau terminal diperbanyak. Tentunya dengan harga parkir yang murah supaya banyak mobil yang parkir daripada dipakai di jalan," ucapnya.
 
Arus lalu lintas di Jakarta dinilai tidak berubah dengan atau tanpa sistem three in one. Pengendara merasa sistem three in one tidak efektif mengurangi kemacetan pada jam sibuk.
 
Hari ini hingga sepekan ke depan, Pemerintah DKI Jakarta menguji coba penghapusan jalur three in one. Adanya kebijakan three in one dinilai tidak menghalangi masyarakat menggunakan kendaraan pribadi.
 
Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, hasil uji coba penghapusan jalur three in one pagi menunjukkan ada peningkatan kepadatan kendaraan di beberapa titik. "Seperti dari arah Slipi ke Semanggi, dari Pancoran ke Semanggi mengalami peningkatan," kata Budiyanto.
 
Pantauan Metrotvnews.com, pukul 09.00 WIB kendaraan roda empat antre di jembatan Semanggi. Kemacetan lalu lintas terjadi dari arah Jalan S Parman menuju Jalan Jenderal Sudirman. Begitu pula lalu lintas di Jalan Gatot Subroto.
 
Budiyanto berharap, hasil uji coba ini objektif. Menurutnya, analisa hasil uji coba akan menjadi acuan pemerintah dan Kepolisian dalam memutuskan kebijakan three in one dilanjutkan atau dihapus. "Kalau seandainya dalam uji coba ini terjadi kepadatan yang luar biasa, three in one akan tetap diberlakukan atau program lain seperti ERP (electronic road pricing)," kata Budiyanto.
 
Kebijakan three in one dibuat saat DKI Jakarta dipimpin Sutiyoso. three in one berlaku di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, dan sebagian Jalan Jenderal Gatot Subroto.
 
Setelah belasan tahun berlaku, Ahok menilai, kebijakan ini tidak berdampak besar mengurangi macet di ruas jalan tersebut. Keinginan Ahok menghapus three in one semakin kuat setelah Polres Jakarta Selatan mengungkap kasus eksploitasi anak oleh three in one.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan