Jakarta: Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono berharap penerapan tilang elektronik (e-TLE) mampu mengurangi angka kecelakaan. Setiap tahun, kata dia, tren kecelakaan terus meningkat hingga 5.000 kasus.
"Bahkan korban meninggal dunia mencapai 500 orang. Harapan kita dengan e-TLE angka kecelakaan bisa berkurang (hingga) 40 persen," kata Gatot, di Mapolda Metro Jaya, Jumat, 2 Agustus 2019.
Gatot mengatakan keberhasilan tilang elektronik dipengaruhi penegakan hukum. Faktor lain yang juga menentukan adalah kesigapan petugas, masyarakat, sarana dan prasarana, regulasi serta budaya berkendara masyarakat.
"Budaya masyarakat ini kadang-kadang suka menerobos (rambu). Melanggar lalu lintas yang menjadi awal kecelakaan. Potensi ini kita tekan dengan e-TLE, khususnya (kecelakaan) yang menimbulkan fatalita," ungkap Gatot.
Baca juga: Kota Bekasi Ingin Terapkan Tilang Elektronik
Direktorat Lalu lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya menerapkan tilang elektronik sejak 1 November 2018. Mulanya baru ada dua kamera e-TLE, kemudian ditambah 10 kamera dengan empat fitur terbaru sejak Senin, 1 Juli 2019.
Jenis pelanggaran yang dapat terekam oleh e-TLE pada pertama operasi, yakni marka jalan, lampu merah, traffic light (TL). Kemudian, empat fitur terbaru yakni pelanggaran ganjil genap, tidak menggunakan sabuk pengaman, menggunakan handphone saat berkendara dan kecepatan maksimal 40km/jam.
Dua belas kamera ini ditempatkan di kawasan Sudirman-Thamrin. Di antaranya, JPO MRT Senayan, JPO MRT Semanggi, JPO Kementerian Pariwisata (Kemenpar), JPO MRT Kemenpan RB, Fly Over Sudirman, Simpang Bundaran Patung Kuda, Fly Over Thamrin, Simpang Sarinah, Simpang Sarinah Starbucks, dan JPO Plaza Gajah Mada.
Jakarta: Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono berharap penerapan tilang elektronik (e-TLE) mampu mengurangi angka kecelakaan. Setiap tahun, kata dia, tren kecelakaan terus meningkat hingga 5.000 kasus.
"Bahkan korban meninggal dunia mencapai 500 orang. Harapan kita dengan e-TLE angka kecelakaan bisa berkurang (hingga) 40 persen," kata Gatot, di Mapolda Metro Jaya, Jumat, 2 Agustus 2019.
Gatot mengatakan keberhasilan tilang elektronik dipengaruhi penegakan hukum. Faktor lain yang juga menentukan adalah kesigapan petugas, masyarakat, sarana dan prasarana, regulasi serta budaya berkendara masyarakat.
"Budaya masyarakat ini kadang-kadang suka menerobos (rambu). Melanggar lalu lintas yang menjadi awal kecelakaan. Potensi ini kita tekan dengan e-TLE, khususnya (kecelakaan) yang menimbulkan fatalita," ungkap Gatot.
Baca juga:
Kota Bekasi Ingin Terapkan Tilang Elektronik
Direktorat Lalu lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya menerapkan tilang elektronik sejak 1 November 2018. Mulanya baru ada dua kamera e-TLE, kemudian ditambah 10 kamera dengan empat fitur terbaru sejak Senin, 1 Juli 2019.
Jenis pelanggaran yang dapat terekam oleh e-TLE pada pertama operasi, yakni marka jalan, lampu merah, traffic light (TL). Kemudian, empat fitur terbaru yakni pelanggaran ganjil genap, tidak menggunakan sabuk pengaman, menggunakan
handphone saat berkendara dan kecepatan maksimal 40km/jam.
Dua belas kamera ini ditempatkan di kawasan Sudirman-Thamrin. Di antaranya, JPO MRT Senayan, JPO MRT Semanggi, JPO Kementerian Pariwisata (Kemenpar), JPO MRT Kemenpan RB, Fly Over Sudirman, Simpang Bundaran Patung Kuda, Fly Over Thamrin, Simpang Sarinah, Simpang Sarinah Starbucks, dan JPO Plaza Gajah Mada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
