medcom.id, Jakarta: Warga Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, tidak setuju dengan rencana Pemprov DKI Jakarta yang bakal merevitaliasi pelabuhan Sunda kelapa. Warga siap melawan karena proyek revitalisasi memakan sebagian tanah warga Kampung Luar Batang.
Warga Luar Batang saat ini cenderung sensitif dan tertutup semenjak kampung Pasar Ikan dan Akuarium digusur Pemprov DKI Jakarta pada Senin 11 April. Kampung Luar Batang dan Kampung Pasar Ikan hanya dibatasi kali selebar sekira delapan meter.
Wartawan Metrotvnews.com sempat mewawancarai beberapa warga Luar Batang yang tengah berkumpul di dekat jembatan penghubung menuju kampung Pasar Ikan dan Akuarium. Warga nampak tidak nyaman diwawancara, mereka menjawab pertanyaan sekenanya.
Di sela-sela wawancara, secara tiba-tiba salah seorang dari kerumunan warga menodong wartawan Metrotnews.com dan mempertanyakan asal media. Dengan nada mengancam, seorang pria berkemeja hitam itu meminta agar wawancara segera diakhiri. Dia memperingati wartawan Metrotvnews.com untuk tidak asal mewawancarai warga.
"Ini kondisinya lagi genting. Hati-hati lu, jangan nanya-nanya warga lah. Kalau mau nanya ke Pak Mansur (Sekretaris Masjid Luar Batang)," kata salah seorang warga.
Tanpa menjawab pertanyaan warga, wartawan Metrotvnews.com pun meminta maaf dan beranjak meninggalkan lokasi wawancara.
Kericuhan sempat terjadi setelah kunjungan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah ke Kampung Luar Batang. Kericuhan itu diduga terjadi karena adanya provokasi dari pihak tak bertanggung jawab.
Saefullah mengatakan, kericuhan terjadi lantaran adanya surat peringatan 1 palsu yang beredar di masyarakat Luar Batang. "Ada surat beredar SP1 dari Gubernur dari Wali Kota dan Satpol PP. Saya langsung bilang itu palsu," kata Saefullah di Balai Kota. Selasa 3 Mei.
Sejatinya, penertiban Luar Batang tak akan dilakukan dalam waktu dekat. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan penggusuran bakal dilakukan akhir tahun usai pembangunan rusun sebagai tempat relokasi selesai dibangun.
Karena itu, Saefullah merasa heran dengan kericuhan yang pecah setelah kepulangannya dari sana. Saefullah pun sempat mendengar ada beberapa pihak yang meneriakkan kata gusur saat dia hendak pulang dari Masjid Keramat Luar Batang.
"Makin malam katanya makin banyak orang saya minta cek apa masalahnya. Jadi ini ada yang gerakkin," terang dia.
Sejauh ini, Saefullah mengaku belum menerima surat ilegal tersebut. Dari laporan yang dia dapat, suasana semakin panas saat melihat surat palsu itu beredar.
Setelahnya, Saefullah meminta anak buahnya untuk menelusuri surat tersebut.
"Saya cek Camat, Lurah sudah selamat. Jadi enggak masalah. Cuma satu orang luka," ungkap dia.
Kemarin malam sekitar pukul 22.30 WIB Sekda DKI mendatangi Kampung Luar Batang untuk melakukan pendekatan. Saefullah datang menemui para tokoh masyarakat untuk menjelaskan maksud DKI dalam membenahi Kampung Luar Batang.
Dalam versi cerita Pengurus Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Keramat Luar Batang, Mansyur Amin, Saefullah sempat diusir dan sempat terjadi kericuhan. Namun hal itu dibantah oleh Saefullah.
medcom.id, Jakarta: Warga Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, tidak setuju dengan rencana Pemprov DKI Jakarta yang bakal merevitaliasi pelabuhan Sunda kelapa. Warga siap melawan karena proyek revitalisasi memakan sebagian tanah warga Kampung Luar Batang.
Warga Luar Batang saat ini cenderung sensitif dan tertutup semenjak kampung Pasar Ikan dan Akuarium digusur Pemprov DKI Jakarta pada Senin 11 April. Kampung Luar Batang dan Kampung Pasar Ikan hanya dibatasi kali selebar sekira delapan meter.
Wartawan
Metrotvnews.com sempat mewawancarai beberapa warga Luar Batang yang tengah berkumpul di dekat jembatan penghubung menuju kampung Pasar Ikan dan Akuarium. Warga nampak tidak nyaman diwawancara, mereka menjawab pertanyaan sekenanya.
Di sela-sela wawancara, secara tiba-tiba salah seorang dari kerumunan warga menodong wartawan
Metrotnews.com dan mempertanyakan asal media. Dengan nada mengancam, seorang pria berkemeja hitam itu meminta agar wawancara segera diakhiri. Dia memperingati wartawan
Metrotvnews.com untuk tidak asal mewawancarai warga.
"Ini kondisinya lagi genting. Hati-hati lu, jangan nanya-nanya warga lah. Kalau mau nanya ke Pak Mansur (Sekretaris Masjid Luar Batang)," kata salah seorang warga.
Tanpa menjawab pertanyaan warga, wartawan
Metrotvnews.com pun meminta maaf dan beranjak meninggalkan lokasi wawancara.
Kericuhan sempat terjadi setelah kunjungan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah ke Kampung Luar Batang. Kericuhan itu diduga terjadi karena adanya provokasi dari pihak tak bertanggung jawab.
Saefullah mengatakan, kericuhan terjadi lantaran adanya surat peringatan 1 palsu yang beredar di masyarakat Luar Batang. "Ada surat beredar SP1 dari Gubernur dari Wali Kota dan Satpol PP. Saya langsung bilang itu palsu," kata Saefullah di Balai Kota. Selasa 3 Mei.
Sejatinya, penertiban Luar Batang tak akan dilakukan dalam waktu dekat. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan penggusuran bakal dilakukan akhir tahun usai pembangunan rusun sebagai tempat relokasi selesai dibangun.
Karena itu, Saefullah merasa heran dengan kericuhan yang pecah setelah kepulangannya dari sana. Saefullah pun sempat mendengar ada beberapa pihak yang meneriakkan kata gusur saat dia hendak pulang dari Masjid Keramat Luar Batang.
"Makin malam katanya makin banyak orang saya minta cek apa masalahnya. Jadi ini ada yang gerakkin," terang dia.
Sejauh ini, Saefullah mengaku belum menerima surat ilegal tersebut. Dari laporan yang dia dapat, suasana semakin panas saat melihat surat palsu itu beredar.
Setelahnya, Saefullah meminta anak buahnya untuk menelusuri surat tersebut.
"Saya cek Camat, Lurah sudah selamat. Jadi enggak masalah. Cuma satu orang luka," ungkap dia.
Kemarin malam sekitar pukul 22.30 WIB Sekda DKI mendatangi Kampung Luar Batang untuk melakukan pendekatan. Saefullah datang menemui para tokoh masyarakat untuk menjelaskan maksud DKI dalam membenahi Kampung Luar Batang.
Dalam versi cerita Pengurus Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Keramat Luar Batang, Mansyur Amin, Saefullah sempat diusir dan sempat terjadi kericuhan. Namun hal itu dibantah oleh Saefullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)