Jakarta: Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Mayor Jenderal (Mayjen) Tugas Ratmono menyebut jumlah pasien di fasilitas isolasi terpusat itu merosot drastis. Hal ini menjadi kado istimewa pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
“Semoga terus turun dan pandemi berakhir,” kata Ratmono dalam keterangan tertulis, Selasa, 17 Agustus 2021.
Menurut dia, ada 1.503 pasien covid-19 atau 19,04 persen hunian di RSDC Wisma Atlet per 17 Agustus 2021. Jumlah ini jauh menurun jika dibandingkan dengan puncak covid-19 pada Rabu, 30 Juni 2021, yakni 7.157 pasien.
Turunnya jumlah pasien itu, kata Ratmono, hasil kerja keras bersama semua komponen. Dia mengapresiasi solidaritas dari pemerintah, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, TNI-Polri, dan semua lapisan masyarakat.
Baca: 4.682 WNA di Indonesia Terpapar Covid-19
"Meningkatnya kepatuhan untuk menjalankan disiplin protokol kesehatan (prokes) menjadi faktor penting untuk bersatu-padu memutus mata rantai penularan coivid-19," jelas Ratmono.
Upaya 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment yang semakin baik juga membuat penularan covid-19 bisa dicegah. Perawatan pasien isolasi mandiri yang membaik membuat tingkat penularan virus korona terus berkurang.
Kepala Pusat Kesehatan TNI Angkatan Darat (AD) itu menilai kebijakan pemerintah menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarat (PPKM) darurat dan level 4 yang sudah tepat. Kebijakan yang beberapa kali diperpanjang itu terbukti membuahkan hasil.
“Kebijakan dengan durasi yang panjang ini jelas berpengaruh besar untuk memutus mata rantai penularan covid-19,” ujar Ratmono.
Vaksinasi yang terus meningkat turut berperan signifikan dalam menurunkan angka penularan covid-19. Kendati orang yang disuntik tidak kebal sepenuhnya, vaksin tetap membuat kondisi tubuh warga lebih baik saat terinfeksi covid-19.
Namun, Ratmono berharap semua pihak tidak lengkah dengan turunnya jumlah pasien. Ia mengingatkan kejadian sebelumnya, setelah angka turun, muncul kelengahan dan tidak patuh lagi pada prokes sehingga penularan covid-19 kembali meningkat.
“Ancaman covid-19 bisa muncul dengan varian-varian baru. Kita harus tetap waspada,” harap Ratmono.
Jakarta: Koordinator Rumah Sakit Darurat
Covid-19 (RSDC)
Wisma Atlet Mayor Jenderal (Mayjen) Tugas Ratmono menyebut jumlah pasien di fasilitas isolasi terpusat itu merosot drastis. Hal ini menjadi kado istimewa pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
“Semoga terus turun dan pandemi berakhir,” kata Ratmono dalam keterangan tertulis, Selasa, 17 Agustus 2021.
Menurut dia, ada 1.503 pasien covid-19 atau 19,04 persen hunian di RSDC Wisma Atlet per 17 Agustus 2021. Jumlah ini jauh menurun jika dibandingkan dengan puncak covid-19 pada Rabu, 30 Juni 2021, yakni 7.157 pasien.
Turunnya jumlah pasien itu, kata Ratmono, hasil kerja keras bersama semua komponen. Dia mengapresiasi solidaritas dari pemerintah, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, TNI-Polri, dan semua lapisan masyarakat.
Baca:
4.682 WNA di Indonesia Terpapar Covid-19
"Meningkatnya kepatuhan untuk menjalankan disiplin protokol kesehatan (prokes) menjadi faktor penting untuk bersatu-padu memutus mata rantai penularan coivid-19," jelas Ratmono.
Upaya 3T, yaitu
testing, tracing, dan
treatment yang semakin baik juga membuat penularan covid-19 bisa dicegah. Perawatan pasien isolasi mandiri yang membaik membuat tingkat penularan virus korona terus berkurang.
Kepala Pusat Kesehatan TNI Angkatan Darat (AD) itu menilai kebijakan pemerintah menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarat (PPKM) darurat dan level 4 yang sudah tepat. Kebijakan yang beberapa kali diperpanjang itu terbukti membuahkan hasil.
“Kebijakan dengan durasi yang panjang ini jelas berpengaruh besar untuk memutus mata rantai penularan covid-19,” ujar Ratmono.
Vaksinasi yang terus meningkat turut berperan signifikan dalam menurunkan angka penularan covid-19. Kendati orang yang disuntik tidak kebal sepenuhnya, vaksin tetap membuat kondisi tubuh warga lebih baik saat terinfeksi covid-19.
Namun, Ratmono berharap semua pihak tidak lengkah dengan turunnya jumlah pasien. Ia mengingatkan kejadian sebelumnya, setelah angka turun, muncul kelengahan dan tidak patuh lagi pada prokes sehingga penularan covid-19 kembali meningkat.
“Ancaman covid-19 bisa muncul dengan varian-varian baru. Kita harus tetap waspada,” harap Ratmono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)