Rangkaian kereta MRT Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia menjajal rute, Selasa (28/8/2018). Foto-foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Rangkaian kereta MRT Jakarta fase I rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia menjajal rute, Selasa (28/8/2018). Foto-foto: Antara/Rivan Awal Lingga

MRT dan Mimpi Merevolusi Transportasi Kaum Urban

Nur Azizah • 15 Oktober 2018 12:05
Jakarta: Setiap hari Mardiansyah selalu ngedumel. Masalahnya selalu sama, soal keruwetan jalanan Ibu Kota. Belum lagi kalau ada pengendara yang ugal-ugalan. Bisa naik pitam dia.
 
“Di tambah kalau kita lagi buru-buru dan badan lagi capek. Cepet emosilah pokoknya,” kata dia kepada Medcom.id, Jumat, 12 Oktober 2018.
 
Kendati sering dibuat kesal, Mardiansyah tetap setia dengan motor bebeknya. Dia enggan pindah ke transportasi massal. Alasannya klasik, transportasi massal sering molor. Ketepatan waktu yang tidak bisa diprediksi membuat dia malas berpindah moda.

Ini menjadi alasan umum yang sering dipakai banyak orang. Banyak masyarakat masih beranggapan transportasi massal di Ibu Kota tidak nyaman dan tidak memiliki kepastian waktu.
 
Keluhan demi keluhan warga Ibu Kota itu yang kerap terdengar oleh PT MRT Jakarta. Pelan-pelan PT MRT berupa mengubah stigma transportasi umum menjadi moda yang aman, nyaman, dan tepat waktu.
 
Awal Maret 2019, Jakarta diproyeksikan akan memiliki moda transportasi Mass Rapit Transit (MRT) pertama. Transportasi berbasis rel ini digadang-gadang akan menjadi moda transportasi paling modern di Indonesia.
 
Lebih dari itu, MRT diyakini bisa mengubah gaya hidup warga Jakarta. Dari yang menggunakan kendaraan pribadi beralih ke transportasi massal.
 
“Dengan ini kita bisa naik kelas karena tujuannya bukan hanya menjadi transportasi publik, tapi menjadi lifestyle orang Jakarta. Itu yang penting,” kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, saat ditemui di kantornya, beberapa waktu lalu.
 
William memiliki impian mengubah Jakarta layaknya kota modern seperti Tokyo, Shanghai, New York, dan London. Salah satu caranya dengan mengubah sistem transportasi.
 
“Kota tersebut bisa dikatakan modern bila transportasi publiknya berjalan. Macet itu tidak modern,” imbuh dia.
 
Baca: MRT Jakarta Diberi Nama Moda Raya Terpadu
 
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengingatkan perlunya pull and push strategy untuk menjadikan trasnportasi umum sebagai gaya hidup. Pertama, pemerintah harus menyediakan fasilitas yang aman, nyaman, murah, dan tepat waktu. Ia yakin empat hal itu akan mendorong masyarakat berpindah moda.
MRT dan Mimpi Merevolusi Transportasi Kaum Urban
Di sisi lain, pemerintah harus membatasi ruang kendaraan pribadi. Caranya, dengan meningkatkan tarif parkir hingga pajak kendaraan.
 
“Bila strategi ini berjalan maka pengguna transportasi umum akan meningkat drastis. Warga pun akan berpikir berulang kali menggunakan kendaraan pribadi,” katanya.
 
Berbicara soal ketepatan waktu, William menjamin MRT satu-satunya transportasi darat yang memenuhi krikteria itu. Banyak maupun sedikit penumpang, MRT akan jalan sesuai jadwal.
 
Dari Depo Lebak Bulus menuju halte Bundaran HI hanya butuh 30 menit. Lima menit kemudian kereta lain akan menyusul.
 
“Ini akan tepat waktu. Warga juga bisa mengukur, jadi enggak akan terlambat. Biasanya orang main sikat saat naik KRL karena apa? Karena tidak ada ketepatan waktu,” ungkapnya.
 
Tak kalah penting, MRT akan menciptakan budaya antre. Sepanjang peron akan dilengkapi dengan pintu naik turun penumpang. Pembatas ini yang memaksa penumpang harus tertib. Tidak main serobot.
 
Menyasar milenial
 
Penggunaan transportasi umum di Jakarta masih rendah. Berdasarkan data Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek pada 2017, pengguna angkutan umum baru berkisar 24 persen. Sementara pengguna kendaraan pribadi sudah mencapai 10 juta per hari.
 
“Harus ada gerakan sosial, gerakan malu kalau di Jakarta masih naik kendaraan pribadi,” cetus William.
 
Untuk membumikan transportasi umum ke masyarakat luas, MRT menyasar generasi milenial. Menurutnya, anak-anak muda bisa membawa pesan dan perubahan.
 
Sudah beberapa kali PT MRT Jakarta mengajak siswa SMP dan SMA berkeliling Jakarta dengan menggunakan transportasi umum. Tujuannya, agar mereka bisa membagikan penggalaman pada orang tua soal nyamannya bertransportasi umum.
 
“Karena kita mau ada maindset 'sekarang zamannya naik transportasi publik'. Kecuali itu, jalurnya enggak terlayani atau fasilitas enggak bagus,” ungkap dia.
MRT dan Mimpi Merevolusi Transportasi Kaum Urban
Selain itu, PT MRT Jakarta berencana mendesain beberapa sisi dengan gaya anak muda. Misalnya, mengiasi dinding stasiun dengan mural.
 
Baca: Empat Rangkaian Kereta MRT Tiba di Terminal Tanjung Priok
 
Tak menutup kemungkinan, PT MRT Jakarta akan memajang wajah figur publik yang tengah digandrungi anak zaman sekarang. Titik itu bisa saja menjadi wisata selfie sekaligus mengenalkan MRT kepada masyarakat luas.
 
Hingga 30 September 2018, pembangunan kontruksi MRT fase I sudah mencapai 96,54 persen. Rinciannya, 95,36 persen konstruksi bagian depo dan jalan layang, sementara 97.71 persen bagian bawah tanah.
 
Kendati belum sempurna, MRT sudah melakukan uji coba sejak Agustus kemarin. Uji coba ini akan berlangsung selama tiga bulan. Kereta cepat ini ditargetkan membawa 172 ribu penumpang setiap harinya dari Lebak Bulus menuju Bundaran HI.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan