Jakarta: Pemerintah diharapkan tidak mengulangi kesalahan pada Light Rapid Transit (LRT) Palembang dalam pembangunan LRT Jabodebek. LRT Palembang dinilai minim uji coba dan dianggap kurang efektif sebagai transportasi publik.
"Jangan diabaikan akses ke setiap stasiun yang belum selesai dibangun. Harus segera membangun akses jaringan jalan menuju ke setiap stasiun yang berada di luar Kota Jakarta," kata pengamat transportasi Djoko Setijowarno kepada Medcom.id, Kamis, 10 Juni 2021.
Pemerintah juga dinilai perlu menyediakan angkutan penghubung dari kawasan permukiman ke stasiun terdekat. PT Kereta Api Indonesia (KAI) sudah melakukan kajian interkoneksi transportasi pada 2020.
"Pentingnya ada jaringan transportasi umum dan integrasi moda di sepanjang koridor LRT Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek)," ungkap Djoko.
Djoko memandang ada potensi besar alih moda kendaraan pribadi jika LRT Jabodebek dibangun komprehensif. Warga yang beralih moda transporatsi diproyeksikan mencapai 81 persen. Alasannya, waktu tempuh lebih singkat hingga biaya perjalanan yang jauh lebih murah ketimbang tol.
"Ada juga potensi alih moda kendaraan umum ke LRT Jabodebek sebanyak 74 persen. Alasannya, waktu tempuh yang lebih singkat dan tempat kegiatan dekat dengan stasiun LRT," ungkap Djoko.
Baca: Siap Beroperasi, Pembangunan LRT Jabodebek Tahap 1 Sudah 84,6%
Menurut Djoko variabel aksesibilitas yang menjadi faktor warga beralih ke LRT Jabodebek. Akses jalan masuk stasiun lebar dan feeder dari stasiun LRT seperti bus, angkot, angkutan daring, dan bus TransJakarta menjadi penting.
"Sayangnya tahun ini belum dapat dilakukan, terganjal penolakan pemerintah Kabupaten Bogor terhadap Program bus by the service (BTS) yang diselenggarakan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)," terang Djoko.
Jakarta: Pemerintah diharapkan tidak mengulangi kesalahan pada Light Rapid Transit (LRT) Palembang dalam pembangunan
LRT Jabodebek. LRT Palembang dinilai minim uji coba dan dianggap kurang efektif sebagai transportasi publik.
"Jangan diabaikan akses ke setiap stasiun yang belum selesai dibangun. Harus segera membangun akses jaringan jalan menuju ke setiap stasiun yang berada di luar Kota Jakarta," kata pengamat transportasi Djoko Setijowarno kepada
Medcom.id, Kamis, 10 Juni 2021.
Pemerintah juga dinilai perlu menyediakan angkutan penghubung dari kawasan permukiman ke stasiun terdekat. PT Kereta Api Indonesia (KAI) sudah melakukan kajian interkoneksi transportasi pada 2020.
"Pentingnya ada jaringan transportasi umum dan integrasi moda di sepanjang koridor LRT Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek)," ungkap Djoko.
Djoko memandang ada potensi besar alih
moda kendaraan pribadi jika LRT Jabodebek dibangun komprehensif. Warga yang beralih moda transporatsi diproyeksikan mencapai 81 persen. Alasannya, waktu tempuh lebih singkat hingga biaya perjalanan yang jauh lebih murah ketimbang tol.
"Ada juga potensi alih moda kendaraan umum ke LRT Jabodebek sebanyak 74 persen. Alasannya, waktu tempuh yang lebih singkat dan tempat kegiatan dekat dengan stasiun LRT," ungkap Djoko.
Baca:
Siap Beroperasi, Pembangunan LRT Jabodebek Tahap 1 Sudah 84,6%
Menurut Djoko variabel aksesibilitas yang menjadi faktor warga beralih ke LRT Jabodebek. Akses jalan masuk stasiun lebar dan
feeder dari stasiun LRT seperti bus, angkot, angkutan daring, dan bus TransJakarta menjadi penting.
"Sayangnya tahun ini belum dapat dilakukan, terganjal penolakan pemerintah Kabupaten Bogor terhadap Program
bus by the service (BTS) yang diselenggarakan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)," terang Djoko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)