medcom.id, Jakarta: Selain dikenal sebagai wilayah pemukiman padat penduduk, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, diketahui sebagai kawasan yang kerap dilanda kebakaran. Konsep penataan pemukiman padat penduduk melalui program kampung deret dinilai mampu menekan ancaman kebakaran di kawasan tersebut.
Disadari atau tidak, warga yang tinggal di pemukiman padat penduduk cenderung mengenyampingkan pemasangan instalasi listrik menurut standar keamanan. Bentuk rumah yang bermodel semi permanen dengan material kayu atau triplek pun berpengaruh pada mudahnya penyebaran kebakaran.
Komandan Pleton Sektor Tambora, Joko Susilo, mengatakan kasus kebakaran di wilayah tersebut sebagian besar disebabkan oleh korsleting listrik serta beban listrik yang berlebih.
"Sekitar 60% penyebab kebakaran di Tambora berasal dari korsleting listrik serta beban listrik yang berlebih. Mengapa bisa terjadi demikian? Ya itu karena masyarakat memasang instalasi listrik dengan asal-asalan," cetus Joko saat berbincang dengan pewarta.
Melalui program kampung deret, lanjut Joko, sejatinya dapat mengurangi risiko kebakaran di wilayah padat penduduk seperti Tambora. Pasalnya, pemukiman warga ditata lebih rapi dan teratur.
Alhasil, rumah warga yang dulunya merupakan semi permanen dengan material kayu atau triplek, berubah menjadi rumah permanen. Warga juga dipaksa menata instalasi listrik dengan benar, lantaran ada pengawasan langsung dari pemerintah saat membangun rumahnya.
"Kendati petugas kerap memberikan penyuluhan terkait pemasangan instalasi yang benar, namun warga sering abai. Nah, dengan rumahnya diubah total menjadi kampung deret, warga otomatis membongkar instalasi listrik yang amburadul dan memasang kembali instalasi listrik dengan benar," tandasnya. (Tesa Oktiana Surbakti)
medcom.id, Jakarta: Selain dikenal sebagai wilayah pemukiman padat penduduk, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, diketahui sebagai kawasan yang kerap dilanda kebakaran. Konsep penataan pemukiman padat penduduk melalui program kampung deret dinilai mampu menekan ancaman kebakaran di kawasan tersebut.
Disadari atau tidak, warga yang tinggal di pemukiman padat penduduk cenderung mengenyampingkan pemasangan instalasi listrik menurut standar keamanan. Bentuk rumah yang bermodel semi permanen dengan material kayu atau triplek pun berpengaruh pada mudahnya penyebaran kebakaran.
Komandan Pleton Sektor Tambora, Joko Susilo, mengatakan kasus kebakaran di wilayah tersebut sebagian besar disebabkan oleh korsleting listrik serta beban listrik yang berlebih.
"Sekitar 60% penyebab kebakaran di Tambora berasal dari korsleting listrik serta beban listrik yang berlebih. Mengapa bisa terjadi demikian? Ya itu karena masyarakat memasang instalasi listrik dengan asal-asalan," cetus Joko saat berbincang dengan pewarta.
Melalui program kampung deret, lanjut Joko, sejatinya dapat mengurangi risiko kebakaran di wilayah padat penduduk seperti Tambora. Pasalnya, pemukiman warga ditata lebih rapi dan teratur.
Alhasil, rumah warga yang dulunya merupakan semi permanen dengan material kayu atau triplek, berubah menjadi rumah permanen. Warga juga dipaksa menata instalasi listrik dengan benar, lantaran ada pengawasan langsung dari pemerintah saat membangun rumahnya.
"Kendati petugas kerap memberikan penyuluhan terkait pemasangan instalasi yang benar, namun warga sering abai. Nah, dengan rumahnya diubah total menjadi kampung deret, warga otomatis membongkar instalasi listrik yang amburadul dan memasang kembali instalasi listrik dengan benar," tandasnya. (Tesa Oktiana Surbakti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOB)