Sekretaris Daerah DKI Saefullah--MI/Rommy Pujianto
Sekretaris Daerah DKI Saefullah--MI/Rommy Pujianto

Ini Kronologis Insiden Pengusiran Sekda DKI

LB Ciputri Hutabarat • 03 Mei 2016 12:52
medcom.id, Jakarta: Sekretaris Daerah DKI Saefullah mendatangi warga Luar Batang di kantor Lurah Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin Senin 2 Mei malam. Namun, kedatangan Saefullah ditolak warga.
 
Pengurus Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) Keramat Luar Batang, Mansyur Amin, menceritakan kronologis kejadian tersebut melalui pesan singkatnya.
 
Dia mengatakan awalnya Pemerintah Provinsi DKI ingin bertemu di Balai Kota, namun hal itu ditolak oleh warga Kampung Luar Batang. Sampai akhirnya pertemuan dilakukan di kantor Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara.

Ini Kronologis Insiden Pengusiran Sekda DKI
Suasana bangunan rumah di kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta, Jumat (29/4)--MI/Galih Pradipta

Saat melakukan audiensi, warga Luar Batang sempat marah karena mengaku kedatangan Saefullah tak sesuai dengan yang diharapkan. Pertemuan itu sendiri dihadiri oleh plt Wali Kota Jakarta Utara Wahyudi, Camat Penjaringan Kholid, Lurah Penjaringan Suranta, dan pihak RW 1, 2, 3, 4, Kelurahan Penjaringan.
 
"Sabtu 30 April 2015 ada informasi Pemprov DKI mau mengelar komunikasi yang isinya tidak akan ada penggusuran," kata Mansur melalui pesan singkat kepada wartawan, Selasa (3/5/2016).
 
Pada kenyataannya, sambung dia, Saefullah malah menegaskan bahwa penggusuran bakal tetap berlangsung. DKI, kata Mansyur, akan membangun sejumlah bangunan di sekitar Masjid Luar Batang dan tetap akan ada pembangunan plaza di sekitar masjid.
 
Kemudian akan ada pembangunan jalan-jalan besar sebagai kesatuan dari Kota Tua sampai Luar Batang. Ketua RW dan RT mengaku kaget dan protes. Mereka pun enggan memberikan jawaban karena semuanya diserahkan kepada kuasa hukum warga Luar Batang, Yusril Ihza Mahendra. "Hasil pertemuan enggak jelas dan warga merasa dibohongi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta," tegas dia.
 
Saat selesai rapat, Saefullah menyampaikan keinginannya untuk meninjau Kampung Luar Batang dan ke Masjid Keramat Luar Batang. Dia juga hendak menyerahkan bantuan uang Rp1 miliar dan seragam bagi marbot masjid.
 
"Tapi pengurus masjid menolak. Tokoh masyarakat juga menyarankan Pak Sekda tidak usah datang ke Kampung Luar Batang, dan juga ke Masjid mengingat sudah malam," ungkap Mansur.
 
Rupanya, tanpa sepengetahuan pengurus masjid dan RT, RW serta tokoh masyarakat, Saefullah mendatangi kampung dan Masjid Luar Batang sekitar pukul 22.30 WIB. Padahal, saat itu Ketua Masjid, RT, RW dan Tokoh Masyarakat sedang melakukan pertemuan lanjutan di rumah Bapak Ketua RW 02.
 
"Warga yang melihat langsung bereaksi dan berupaya mengusir Saefullah dan rombongan," terang dia.
 
Ketegangan antara Sekda DKI dan warga pun diakui Mansur sempat berlangsung. Tapi, itu tak berubah jadi bentrokan terbuka. Suasana tegang mereda setelah tokoh masyarakat serta pejabat lingkungan setempat turun tangan.
 
Mansyur menuding Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalang dari kejadian ini. "Kami sangat menyesali tindakan Sekda yang tidak mengindahkan saran mereka dan dianggap cenderung memprovokasi. Pengurus Masjid, RT, RW, Tokoh Masyarakat menduga bersikerasnya Sekda ini sudah by design agar ada legitimasi bagi Ahok untuk menyudutkan masyarakat," tandas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan