medcom.id, Depok: Polisi sudah mendapati laporan soal beredarnya buku pelajaran taman kanak-kanak (TK) yang memuat konten radikalisme di Depok. Kepolisian pun siap mendampingi Dinas Pendidikan Depok guna menindaklanjuti temuan buku tersebut.
"Pada prinsipnya, kita ke depankan pihak dinas pendidikan, kepolisian akan back up dinas," kata Kapolres Depok, Kombes Dwiyono saat dihubungi Metrotvnews.com, Jumat (22/1/2016).
Pascatemuan buku tersebut, kata Dwiyono, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidkan Kota Depok. Kepolisian dan Dinas Pendidikan bakal gencar melakukan pencegahan kejadian serupa.
"Seperti melakukan kegiatan penngecekan apakah buku itu masuk kategori pembelajaran bagi anak atau tidak, kalau yang bersifatnya tak tepat, tentu ditindaklanjuti," ujar Dwiyono.
Sebelumnya, GP Ansor menemukan buku pelajaran untuk tingkat Taman Kanak-kanak yang berbau unsur radikalisme beredar di Depok, Jawa Barat. Penemuan itu didasarkan atas laporan orangtua salah satu murid TK, Selasa 19 Januari.
Wakil Ketua Umum GP Ansor Benny Rhamdani mengatakan, bahwa ada upaya pihak-pihak tertentu, yang senantiasa menggunakan media sekolah untuk menyebarkan benih radikalisme.
Buku berbau unsur radikalisme itu dikemas dalam bentuk metode belajar membaca praktis berjudul 'Anak Islam Suka Membaca'. Di dalamnya terdapat 32 kalimat yang mengarahkan kepada tindakan radikalisme di antaranya sabotase, gelora hati ke Saudi, bom, sahid di medan jihad, hingga cari lokasi di Kota Bekasi.
Selain itu ada juga kalimat dan kata-kata yang mengandung radikalisme seperti 'rela mati bela agama', 'gegana ada di mana', 'bila agama kita dihina kita tiada rela', dan 'kenapa fobia pada agama'.
Sebagai bukti, Benny menunjukkan buku dengan lima edisi. Cetakan pertama tahun 1999, kemudian tahun 2015 sudah mencapai cetakan ke 167 dengan penerbit Pustaka Amanah di Jalan Cakra No. 30 Kauman, Solo. Buku ini ditulis Nurani Musta'in.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Herry Pansila menyatakan telah menarik buku tersebut. Ada ratusan buku yang disita Disdik dari lokasi beredarnya buku.
"35 set dikali lima jilid (175 buku)," kata Herry kepada Metrotvnews.com, Kamis 21 Januari.
medcom.id, Depok: Polisi sudah mendapati laporan soal beredarnya buku pelajaran taman kanak-kanak (TK) yang memuat konten radikalisme di Depok. Kepolisian pun siap mendampingi Dinas Pendidikan Depok guna menindaklanjuti temuan buku tersebut.
"Pada prinsipnya, kita ke depankan pihak dinas pendidikan, kepolisian akan
back up dinas," kata Kapolres Depok, Kombes Dwiyono saat dihubungi
Metrotvnews.com, Jumat (22/1/2016).
Pascatemuan buku tersebut, kata Dwiyono, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidkan Kota Depok. Kepolisian dan Dinas Pendidikan bakal gencar melakukan pencegahan kejadian serupa.
"Seperti melakukan kegiatan penngecekan apakah buku itu masuk kategori pembelajaran bagi anak atau tidak, kalau yang bersifatnya tak tepat, tentu ditindaklanjuti," ujar Dwiyono.
Sebelumnya, GP Ansor menemukan buku pelajaran untuk tingkat Taman Kanak-kanak yang berbau unsur radikalisme beredar di Depok, Jawa Barat. Penemuan itu didasarkan atas laporan orangtua salah satu murid TK, Selasa 19 Januari.
Wakil Ketua Umum GP Ansor Benny Rhamdani mengatakan, bahwa ada upaya pihak-pihak tertentu, yang senantiasa menggunakan media sekolah untuk menyebarkan benih radikalisme.
Buku berbau unsur radikalisme itu dikemas dalam bentuk metode belajar membaca praktis berjudul 'Anak Islam Suka Membaca'. Di dalamnya terdapat 32 kalimat yang mengarahkan kepada tindakan radikalisme di antaranya sabotase, gelora hati ke Saudi, bom, sahid di medan jihad, hingga cari lokasi di Kota Bekasi.
Selain itu ada juga kalimat dan kata-kata yang mengandung radikalisme seperti 'rela mati bela agama', 'gegana ada di mana', 'bila agama kita dihina kita tiada rela', dan 'kenapa fobia pada agama'.
Sebagai bukti, Benny menunjukkan buku dengan lima edisi. Cetakan pertama tahun 1999, kemudian tahun 2015 sudah mencapai cetakan ke 167 dengan penerbit Pustaka Amanah di Jalan Cakra No. 30 Kauman, Solo. Buku ini ditulis Nurani Musta'in.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Herry Pansila menyatakan telah menarik buku tersebut. Ada ratusan buku yang disita Disdik dari lokasi beredarnya buku.
"35 set dikali lima jilid (175 buku)," kata Herry kepada
Metrotvnews.com, Kamis 21 Januari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)