Jakarta: Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyebut publik membutuhkan waktu untuk beralih menggunakan bus premium. Angkutan umum itu disiapkan untuk menunjang sistem ganjil genap di Pintu Tol Bekasi.
"Mengubah perilaku selalu butuh proses. Tidak seketika bisa berubah," kata Kepala Bagian Humas BPTJ Budi Rahardjo kepada Medcom.id, Rabu, 14 Maret 2018.
Menurut dia, sulit untuk merayu warga yang sudah biasa menggunakan kendaraan pribadi untuk pindah ke angkutan umum. Padahal, kendaraan pribadi menjadi sumber kemacetan.
Budi menyebut sejatinya bus premium yang dipatok tarif Rp20.000 per trip lebih irit dibandingkan memakai mobil pribadi. "Cost tidak hanya soal biaya bahan bakar, tetapi juga waktu tempuh yang dibutuhkan karena macet."
Pemerintah pun, kata dia, terus menggenjot masyarakat agar mau beralih ke moda transportasi umum. Langkah pemerintah meliputi pembangunan light rail transit (LRT), mass rapid transit (MRT), penyediaan bus TransJakarta, pemberlakuan aturan ganjil genap, hingga nantinya electronic road pricing (ERP).
Baca: Pengemudi Keluhkan Fasilitas Kantong Parkir Mega Bekasi Hypermall
"Oleh karena itu secara bertahap penggunaan kendaraan pribadi akan dibatasi dan pemerintah terus menyediakan angkutan umum massal agar pengguna kendaraan pribadi berpindah," jelas dia
Sementara itu, Kepala Humas PT Transportasi Jakarta Wibowo menjelaskan pengguna bus premium mengalami kenaikan sejak digunakan, Senin, 12 Maret 2018. Penumpang hari kedua hanya berjumlah 78, sedangkan hari ketiga naik sekitar 30 persen.
"Pelanggan Royaltrans sebanyak 131 pada hari ini," kata Wibowo.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/JKRlQd3b" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyebut publik membutuhkan waktu untuk beralih menggunakan bus premium. Angkutan umum itu disiapkan untuk menunjang sistem ganjil genap di Pintu Tol Bekasi.
"Mengubah perilaku selalu butuh proses. Tidak seketika bisa berubah," kata Kepala Bagian Humas BPTJ Budi Rahardjo kepada
Medcom.id, Rabu, 14 Maret 2018.
Menurut dia, sulit untuk merayu warga yang sudah biasa menggunakan kendaraan pribadi untuk pindah ke angkutan umum. Padahal, kendaraan pribadi menjadi sumber kemacetan.
Budi menyebut sejatinya bus premium yang dipatok tarif Rp20.000 per trip lebih irit dibandingkan memakai mobil pribadi. "
Cost tidak hanya soal biaya bahan bakar, tetapi juga waktu tempuh yang dibutuhkan karena macet."
Pemerintah pun, kata dia, terus menggenjot masyarakat agar mau beralih ke moda transportasi umum. Langkah pemerintah meliputi pembangunan
light rail transit (LRT),
mass rapid transit (MRT), penyediaan bus TransJakarta, pemberlakuan aturan ganjil genap, hingga nantinya
electronic road pricing (ERP).
Baca: Pengemudi Keluhkan Fasilitas Kantong Parkir Mega Bekasi Hypermall
"Oleh karena itu secara bertahap penggunaan kendaraan pribadi akan dibatasi dan pemerintah terus menyediakan angkutan umum massal agar pengguna kendaraan pribadi berpindah," jelas dia
Sementara itu, Kepala Humas PT Transportasi Jakarta Wibowo menjelaskan pengguna bus premium mengalami kenaikan sejak digunakan, Senin, 12 Maret 2018. Penumpang hari kedua hanya berjumlah 78, sedangkan hari ketiga naik sekitar 30 persen.
"Pelanggan Royaltrans sebanyak 131 pada hari ini," kata Wibowo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)