medcom.id, Jakarta: Kecelakaan sering terjadi di Perlintasan Kereta Api Rawa Buaya, Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, akibat tidak adanya palang pintu dan pos penjaga di perlintasan tersebut. Namun, PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak akan memasang palang pintu karena perlintasan tersebut ilegal.
Kasi Pemerintahan Kelurahan Duri Kosambi Doni mengatakan, keputusan PT KAI sudah bulat untuk tidak akan memasang palang di perlintasan KA Rawa Buaya.
"Kami terus ajukan untuk pemasangan palang ke PT KAI sejak tahun 2000 saat masa pimpinan lurah sebelumnya, namun tidak pernah ada tanggapan," katanya saat ditemui di Duri Kosambi, Jakarta Barat, Sabtu (21/3/2014).
Ia menambahkan, PT KAI menolak pemasangan palang pintu KA karena jalan tersebut bukan merupakan jalan yang terdaftar resmi dan masuk ke wilayah kewenangan di Dishub (Dinas Perhubungan). "PT KAI menolak pemasangan palang karena jalan itu akan ditutup, seluruh jalan akan dialihkan ke fly over terdekat," jelas Doni.
Pihak kelurahan mengatakan akan mengajukan surat permohonan kembali ke Dinas Perhubungan pada 23 Maret mendatang.
"Nanti rencananya kami akan ajukan pemasangan palang ke Dishub hari Senin, sementara ini kami akan pasang palang pintu sementara dari kelurahan. Sudah terpasang satu bagian, bagian arah sebaliknya akan kami pasang Senin karena masih dalam pengecetan," tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Kelurahan Duri Kosambi Abdul Syukur mengatakan, PT KAI selama ini dianggap tidak mau ikut campur mengenai kondisi perlintasan yang telah memakan banyak korban itu. Rentetan kecelakaan terjadi selama dua hari sejak juru parkir liar yang biasanya mengatur lalu lintas di sekitar perlintasan ditangkap aparat.
Menurutnya, PT KAI baru melakukan penjagaan di sekitar perlintasan dekat Stasiun Rawa Buaya itu setelah dua kecelakaan itu menelan korban jiwa.
"Timsus dan TNI baru diturunkan Kamis, setelah kejadian yang memakan korban itu. Mereka hanya berjaga pagi sampai siang saja, mulai siang sampai malam, orang yang ditugasi kelurahan yang berjaga," kata Abdul.
medcom.id, Jakarta: Kecelakaan sering terjadi di Perlintasan Kereta Api Rawa Buaya, Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, akibat tidak adanya palang pintu dan pos penjaga di perlintasan tersebut. Namun, PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak akan memasang palang pintu karena perlintasan tersebut ilegal.
Kasi Pemerintahan Kelurahan Duri Kosambi Doni mengatakan, keputusan PT KAI sudah bulat untuk tidak akan memasang palang di perlintasan KA Rawa Buaya.
"Kami terus ajukan untuk pemasangan palang ke PT KAI sejak tahun 2000 saat masa pimpinan lurah sebelumnya, namun tidak pernah ada tanggapan," katanya saat ditemui di Duri Kosambi, Jakarta Barat, Sabtu (21/3/2014).
Ia menambahkan, PT KAI menolak pemasangan palang pintu KA karena jalan tersebut bukan merupakan jalan yang terdaftar resmi dan masuk ke wilayah kewenangan di Dishub (Dinas Perhubungan). "PT KAI menolak pemasangan palang karena jalan itu akan ditutup, seluruh jalan akan dialihkan ke fly over terdekat," jelas Doni.
Pihak kelurahan mengatakan akan mengajukan surat permohonan kembali ke Dinas Perhubungan pada 23 Maret mendatang.
"Nanti rencananya kami akan ajukan pemasangan palang ke Dishub hari Senin, sementara ini kami akan pasang palang pintu sementara dari kelurahan. Sudah terpasang satu bagian, bagian arah sebaliknya akan kami pasang Senin karena masih dalam pengecetan," tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Kelurahan Duri Kosambi Abdul Syukur mengatakan, PT KAI selama ini dianggap tidak mau ikut campur mengenai kondisi perlintasan yang telah memakan banyak korban itu. Rentetan kecelakaan terjadi selama dua hari sejak juru parkir liar yang biasanya mengatur lalu lintas di sekitar perlintasan ditangkap aparat.
Menurutnya, PT KAI baru melakukan penjagaan di sekitar perlintasan dekat Stasiun Rawa Buaya itu setelah dua kecelakaan itu menelan korban jiwa.
"Timsus dan TNI baru diturunkan Kamis, setelah kejadian yang memakan korban itu. Mereka hanya berjaga pagi sampai siang saja, mulai siang sampai malam, orang yang ditugasi kelurahan yang berjaga," kata Abdul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)