Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengalokasikan anggaran sebesar Rp130 miliar untuk biaya pemasangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di 40 simpang jalan di daerah Ibu Kota.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan penggunaan perangkat diklaim efektif mengurangi kemacetan di simpang jalan. Ia mencontohkan pemanfaatan teknologi AI di 20 persimpangan Jakarta selama tiga bulan terakhir.
Hasilnya, kemacetan di 20 titik tersebut diklaim berkurang 15-20 persen. "Terpantau bahwa terjadi efisiensi dari sisi pengurangan antrean kendaraan sekitar 20 persen, di sekitar 20 titik persimpangan yang terpasang," kata Syafrin.
Sistem kerja perangkat AI pengurai macet
Perangkat teknologi buatan (artificial intelligence/AI) ini bernama Network Operation Centre (NOS) Intelligent Traffic light System (ITS). AI itu berfungsi untuk mengurangi kemacetan atau penumpukan kendaraan saat lampu merah.
Sederhananya, teknologi AI yang dipakai membuat kamera CCTV jalan mampu mendeteksi jumlah kendaraan di persimpangan. Secara otomatis akan mengatur lampu rambu lalu lintas dengan menyesuaikan kepadatan kendaraan. Nantinya, jalanan yang padat maka (lampu merah) ke hijau akan dipercepat. Sedangkan jalan yang kosong maka akan menyesuaikan agar tetap menyala merah.
Kesimpulannya, teknologi tersebut akan memberikan prioritas lampu hijau untuk arus kendaraan yang lebih padat. "Sekarang prioritasnya adalah di garis luarnya, seperti contoh di Daan Mogot, di Gatot Subroto sepanjang Jalan Raya Bogor, S. Parman, Ahmad Yani, dan seterusnya," pungkas Syafrin.
Jakarta: Pemerintah Provinsi (
Pemprov) DKI Jakarta mengalokasikan anggaran sebesar Rp130 miliar untuk biaya pemasangan teknologi kecerdasan buatan
(artificial intelligence/AI) di 40 simpang jalan di daerah Ibu Kota.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan penggunaan perangkat diklaim efektif mengurangi kemacetan di simpang jalan. Ia mencontohkan pemanfaatan teknologi AI di 20 persimpangan Jakarta selama tiga bulan terakhir.
Hasilnya, kemacetan di 20 titik tersebut diklaim berkurang 15-20 persen. "Terpantau bahwa terjadi efisiensi dari sisi pengurangan antrean kendaraan sekitar 20 persen, di sekitar 20 titik persimpangan yang terpasang," kata Syafrin.
Sistem kerja perangkat AI pengurai macet
Perangkat teknologi buatan (artificial intelligence/AI) ini bernama Network Operation Centre (NOS) Intelligent Traffic light System (ITS). AI itu berfungsi untuk mengurangi kemacetan atau penumpukan kendaraan saat lampu merah.
Sederhananya, teknologi AI yang dipakai membuat kamera CCTV jalan mampu mendeteksi jumlah kendaraan di persimpangan. Secara otomatis akan mengatur lampu rambu lalu lintas dengan menyesuaikan kepadatan kendaraan. Nantinya, jalanan yang padat maka (lampu merah) ke hijau akan dipercepat. Sedangkan jalan yang kosong maka akan menyesuaikan agar tetap menyala merah.
Kesimpulannya, teknologi tersebut akan memberikan prioritas lampu hijau untuk arus kendaraan yang lebih padat. "Sekarang prioritasnya adalah di garis luarnya, seperti contoh di Daan Mogot, di Gatot Subroto sepanjang Jalan Raya Bogor, S. Parman, Ahmad Yani, dan seterusnya," pungkas Syafrin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)