medcom.id, Jakarta: Komjen Budi Waseso menindak tegas pegawai Badan Narkotika Nasional yang melanggar aturan terutama terkait penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya, ia tidak akan ragu mengganjar penghargaan bagi bawahan yang berprestasi.
Waseso menjabat Kepala BNN sejak 8 September 2015. Selama memimpin lembaga pemberantasan narkoba tersebut, ia mengaku memecat enam pegawai karena punya kaitan dengan bandar narkoba, ada juga yang memakai barang terlarang itu.
Sedangkan bagi pegawai berprestasi, Waseso memberikan penghargaan. "Anggota yang bagus saya taruh di kewilayahan, memimpin BNN kabupaten," kata Waseso kepada Metrotvnews.com di ruang kerjanya, Gedung BNN, Jalan M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin 30 Mei.
Komjen Budi Waseso menunjukkan barang bukti narkoba dan tersangka pemilik sabu seberat 54,2 kilogram dan pil ekstasi sebanyak 40.894 butir dari Malaysia. Antara Foto/Sigid Kurniawan
Kebijakan tersebut bagian dari pembenahan internal yang menjadi prioritas Waseso di lembaga mana pun ia memimpin. Sebelum ditunjuk mengepalai BNN, Waseso diberi mandat memimpin Badan Reserse Kriminal Polri dan Polda Gorontalo.
Waseso juga pernah menjadi Kepala Bidang Propam pada 2009. Setahun berikutnya, ia menjadi Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri. Pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, ini juga pernah menjabat Kepala Sekolaha Staf dan Pimpinan Polri.
"Saya biasanya pemetaan ke dalam seperti apa posisinya. Saya kenali dulu tugas pokok dan fungsi saya," ujar Waseso bicara soal pembenahan internal.
Budi Waseso (tengah) kampanye setop narkoba di ruang auditorium Pemerintah Daerah Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Antara Foto/Yulius Satria
Menurut Waseso, sebagian pegawai biasanya lupa akan tugas pokok dan fungsinya. Hal itu membuat pegawai menjadi tidak bertanggung jawab, tidak produktif, dan bekerja sembarangan.
Salah satu tugas pemimpin, kata Waseso, adalah mengembalikan pegawai di semua level ke jalan yang benar, bekerja sesuai tugas pokok dan fungsinya serta bertanggung jawab. Waseso mewajibkan semua pegawai menandatangani pakta integritas.
"Komitmen sebagai aparat itu apa tugasnya dan harus bagaimana, itu harus dibangun pada diri masing-masing. Makanya, semua tanda tangan pakta integritas, termasuk saya. Kalau melanggar, dia melanggar janjinya sendiri. Jadi gampang saya memecatnya," kata Waseso.
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="id"><p lang="in" dir="ltr"><a href="https://twitter.com/hashtag/polling?src=hash">#polling</a> hari ke-2 Calon Kapolri tambah seru Tweeps, Komjen Budi Waseso unggul <br><br>*ayo Vote! <a href="https://t.co/Sd884amPee">pic.twitter.com/Sd884amPee</a></p>— Dede Budhyarto (@kangdede78) <a href="https://twitter.com/kangdede78/status/736807802073538560">29 Mei 2016</a></blockquote>
<script async src="//platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="id"><p lang="in" dir="ltr">Memang Budi Waseso yg paling pantas menjadi Kapolri... <a href="https://t.co/yIKPVUZqdq">https://t.co/yIKPVUZqdq</a></p>— Anti Narkoba (@AntiNarkoba9) <a href="https://twitter.com/AntiNarkoba9/status/734745270253191168">23 Mei 2016</a></blockquote>
<script async src="//platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
medcom.id, Jakarta: Komjen Budi Waseso menindak tegas pegawai Badan Narkotika Nasional yang melanggar aturan terutama terkait penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya, ia tidak akan ragu mengganjar penghargaan bagi bawahan yang berprestasi.
Waseso menjabat Kepala BNN sejak 8 September 2015. Selama memimpin lembaga pemberantasan narkoba tersebut, ia mengaku memecat enam pegawai karena punya kaitan dengan bandar narkoba, ada juga yang memakai barang terlarang itu.
Sedangkan bagi pegawai berprestasi, Waseso memberikan penghargaan. "Anggota yang bagus saya taruh di kewilayahan, memimpin BNN kabupaten," kata Waseso kepada
Metrotvnews.com di ruang kerjanya, Gedung BNN, Jalan M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin 30 Mei.
Komjen Budi Waseso menunjukkan barang bukti narkoba dan tersangka pemilik sabu seberat 54,2 kilogram dan pil ekstasi sebanyak 40.894 butir dari Malaysia. Antara Foto/Sigid Kurniawan
Kebijakan tersebut bagian dari pembenahan internal yang menjadi prioritas Waseso di lembaga mana pun ia memimpin. Sebelum ditunjuk mengepalai BNN, Waseso diberi mandat memimpin Badan Reserse Kriminal Polri dan Polda Gorontalo.
Waseso juga pernah menjadi Kepala Bidang Propam pada 2009. Setahun berikutnya, ia menjadi Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri. Pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, ini juga pernah menjabat Kepala Sekolaha Staf dan Pimpinan Polri.
"Saya biasanya pemetaan ke dalam seperti apa posisinya. Saya kenali dulu tugas pokok dan fungsi saya," ujar Waseso bicara soal pembenahan internal.

Budi Waseso (tengah) kampanye setop narkoba di ruang auditorium Pemerintah Daerah Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Antara Foto/Yulius Satria
Menurut Waseso, sebagian pegawai biasanya lupa akan tugas pokok dan fungsinya. Hal itu membuat pegawai menjadi tidak bertanggung jawab, tidak produktif, dan bekerja sembarangan.
Salah satu tugas pemimpin, kata Waseso, adalah mengembalikan pegawai di semua level ke jalan yang benar, bekerja sesuai tugas pokok dan fungsinya serta bertanggung jawab. Waseso mewajibkan semua pegawai menandatangani pakta integritas.
"Komitmen sebagai aparat itu apa tugasnya dan harus bagaimana, itu harus dibangun pada diri masing-masing. Makanya, semua tanda tangan pakta integritas, termasuk saya. Kalau melanggar, dia melanggar janjinya sendiri. Jadi gampang saya memecatnya," kata Waseso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)