medcom.id, Jakarta: Terdakwa kasus dugaan tindak pidana pencucian uang Muhammad Nazaruddin duduk di kursi kedua dari belakang ruang sidang. Duduknya sedikit bungkuk, tangannya beberapa kali memegangi perut sebelah kanan.
Nazaruddin terlihat menahan sakit. Sebuah botol air mineral berada di dekatnya, pandangannya terlihat lemah. Sidang belum lagi mulai, tapi beberapa saksi sudah masuk ke dalam ruang sidang di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2016).
Di antara saksi, ada Neneng Sri Wahyuni, istri Nazar. Mereka duduk berjauhan, Nazar hanya bisa melihat mata Neneng karena sebagian besar wajahnya ditutupi cadar.
Sembari menunggu sidang dimulai, Nazar sempat berbicara dengan beberapa pewarta mengenai tinjauan yang dilakukan Presiden Joko Widodo ke Pusat Pelatihan, Pendidikan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Desa Hambalang, Bogor. Proyek itu ia mainkan dengan beberapa kawan sehingga mendapat label koruptor.
Nazar menjawab pertanyaan wartawan dengan suara yang pelan. Sesekali, ia harus izin meminum air mineral sebelum menjawab pertanyaan pewarta. Tawa dan senyum yang ia berikan terlihat dilakukan dengan susah payah. Keadaan Nazar pun mendapat perhatian Majelis Hakim Pengadilan Tipikor.
"Kurang sehat Yang Mulia," jawab Nazar saat ditanya Hakim Ketua Ibnu Basuki mengenai kondisi kesehatannya sebelum sidang dimulai.
"Tapi bisa dilanjutkan untuk melakukan pemeriksaan saksi?" tanya Ibnu. "Bisa Yang Mulia," jawab Nazar mantap.
Ada 10 saksi yang hadir dalam persidangan. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Neneng duduk di antara 10 saksi itu.
Anas menjadi saksi pertama yang ditanyai Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi. Saat Anas melalui tanya jawab, Nazaruddin terlihat mengulum senyum di kursinya.
Demikian juga saat Anas dicecar oleh kuasa hukum Nazar. Ia tak henti mengulum senyum dan menggelengkan kepala. Nazar seolah melupakan sakit yang membuat ia duduk bungkuk ketika duduk di kursi bagian belakang ruang sidang.
Nazar memanfaatkan kesempatannya bertanya untuk menggoda Anas. Bersemangat, satu per satu pertanyaan ia layangkan kepada Anas.
Anas tangkas menjawab pertanyaan Nazar. Tak jarang, nada pertanyaan Nazar yang sedikit menggoda dijawab dengan tegas oleh Anas.
Nazar akhirnya menyerah menggali keterangan dari karibnya di Partai Demokrat itu. Nazar menilai apa yang dilakukannya sia-sia.
"Saya rasa itu saja yang saya tanya, Yang Mulia. Karena saudara saksi menipu semua, Yang Mulia," tutup Nazar.
medcom.id, Jakarta: Terdakwa kasus dugaan tindak pidana pencucian uang Muhammad Nazaruddin duduk di kursi kedua dari belakang ruang sidang. Duduknya sedikit bungkuk, tangannya beberapa kali memegangi perut sebelah kanan.
Nazaruddin terlihat menahan sakit. Sebuah botol air mineral berada di dekatnya, pandangannya terlihat lemah. Sidang belum lagi mulai, tapi beberapa saksi sudah masuk ke dalam ruang sidang di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2016).
Di antara saksi, ada Neneng Sri Wahyuni, istri Nazar. Mereka duduk berjauhan, Nazar hanya bisa melihat mata Neneng karena sebagian besar wajahnya ditutupi cadar.
Sembari menunggu sidang dimulai, Nazar sempat berbicara dengan beberapa pewarta mengenai tinjauan yang dilakukan Presiden Joko Widodo ke Pusat Pelatihan, Pendidikan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Desa Hambalang, Bogor. Proyek itu ia mainkan dengan beberapa kawan sehingga mendapat label koruptor.
Nazar menjawab pertanyaan wartawan dengan suara yang pelan. Sesekali, ia harus izin meminum air mineral sebelum menjawab pertanyaan pewarta. Tawa dan senyum yang ia berikan terlihat dilakukan dengan susah payah. Keadaan Nazar pun mendapat perhatian Majelis Hakim Pengadilan Tipikor.
"Kurang sehat Yang Mulia," jawab Nazar saat ditanya Hakim Ketua Ibnu Basuki mengenai kondisi kesehatannya sebelum sidang dimulai.
"Tapi bisa dilanjutkan untuk melakukan pemeriksaan saksi?" tanya Ibnu. "Bisa Yang Mulia," jawab Nazar mantap.
Ada 10 saksi yang hadir dalam persidangan. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Neneng duduk di antara 10 saksi itu.
Anas menjadi saksi pertama yang ditanyai Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi. Saat Anas melalui tanya jawab, Nazaruddin terlihat mengulum senyum di kursinya.
Demikian juga saat Anas dicecar oleh kuasa hukum Nazar. Ia tak henti mengulum senyum dan menggelengkan kepala. Nazar seolah melupakan sakit yang membuat ia duduk bungkuk ketika duduk di kursi bagian belakang ruang sidang.
Nazar memanfaatkan kesempatannya bertanya untuk menggoda Anas. Bersemangat, satu per satu pertanyaan ia layangkan kepada Anas.
Anas tangkas menjawab pertanyaan Nazar. Tak jarang, nada pertanyaan Nazar yang sedikit menggoda dijawab dengan tegas oleh Anas.
Nazar akhirnya menyerah menggali keterangan dari karibnya di Partai Demokrat itu. Nazar menilai apa yang dilakukannya sia-sia.
"Saya rasa itu saja yang saya tanya, Yang Mulia. Karena saudara saksi menipu semua, Yang Mulia," tutup Nazar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)