Surabaya: Polrestabes Surabaya terus melakukan berbagai upaya dalam deradikalisasi terorisme di lingkungan masyarakat. Pemerintah daerah serta tokoh warga setempat diajak berkolaborasi mempersempit celah terorisme.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan warga Kota Surabaya terutama nonpermanen mendapat perhatian khusus untuk diidentifikasi. Upaya petugas menangkal penyebaran radikalisasi terorisme itu pun digabungkan dengan program sosial kemasyarakatan seperti kegiatan juru pemantau jentik (jumantik).
"Kami pernah pura-pura untuk mengecek program nyamuk jumantik dan program penyemprotan, yang penting kami bisa masuk (ke masyarakat) untuk melihat," ujar Rudi ditemui di kantornya, Senin, 23 Juli 2018.
Mendorong masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin itu dilakukan sekaligus memantau penyebaran paham radikalisme terorisme. Menurut Rudi, cara pemantauan tersebut efektif lantaran dilakukan secara pendekatan lunak dengan berbaur bersama anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes Aegypti di lingkungannya.
"Sebenernya ini bukan programnya radikalisme, tapi bagaimana kami bisa masuk. Saya informasikan beberapa masyarakat itu tertutup ya, rumahnya dikunci, digembok, tapi dia target kami," bebernya.
Rudi menambahkan, operasi pemantauan aktivitas warga yang terpapar radikalisasi terorisme itu juga semakin intensif usai insiden bom Surabaya pada Mei 2018. Tak hanya menyasar kegiatan sosial masyarakat, program pemerintah seperti operasi yustisi juga turut digunakan dalam meningkatkan kewaspadaan.
"Pemerintah kota, Polisi, dan TNI semakin giat menekan para RT, RW, lurah, dan camat untuk senantiasa bekerja mengidentifikasi keberadaan radikalisme salah satunya operasi yustisi. Hampir setiap hari operasi yustisi itu dikerjakan untuk mendeteksi di mana-mana titik-titik yang dimungkinkan akan berkembang dan yang sedang berlangsung radikalisme," ungkapnya.
Dalam giat tersebut, masyarakat Kota Surabaya juga turut diajak untuk ikut berpartisipasi dalam pembinaan bahaya paham radikalisasi terorisme. Edukasi juga menyasar kaum pelajar dengan menggelar diskusi hingga seminar nasional.
"Nah setelah itu kami memberikan pemahaman-pemahanan bahwa itu tidak benar, kemudian cara-cara penanggulangannya, itu yang dilakukan," pungkas dia.
Surabaya: Polrestabes Surabaya terus melakukan berbagai upaya dalam deradikalisasi terorisme di lingkungan masyarakat. Pemerintah daerah serta tokoh warga setempat diajak berkolaborasi mempersempit celah terorisme.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan warga Kota Surabaya terutama nonpermanen mendapat perhatian khusus untuk diidentifikasi. Upaya petugas menangkal penyebaran radikalisasi terorisme itu pun digabungkan dengan program sosial kemasyarakatan seperti kegiatan juru pemantau jentik (jumantik).
"Kami pernah pura-pura untuk mengecek program nyamuk jumantik dan program penyemprotan, yang penting kami bisa masuk (ke masyarakat) untuk melihat," ujar Rudi ditemui di kantornya, Senin, 23 Juli 2018.
Mendorong masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin itu dilakukan sekaligus memantau penyebaran paham radikalisme terorisme. Menurut Rudi, cara pemantauan tersebut efektif lantaran dilakukan secara pendekatan lunak dengan berbaur bersama anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes Aegypti di lingkungannya.
"Sebenernya ini bukan programnya radikalisme, tapi bagaimana kami bisa masuk. Saya informasikan beberapa masyarakat itu tertutup ya, rumahnya dikunci, digembok, tapi dia target kami," bebernya.
Rudi menambahkan, operasi pemantauan aktivitas warga yang terpapar radikalisasi terorisme itu juga semakin intensif usai insiden bom Surabaya pada Mei 2018. Tak hanya menyasar kegiatan sosial masyarakat, program pemerintah seperti operasi yustisi juga turut digunakan dalam meningkatkan kewaspadaan.
"Pemerintah kota, Polisi, dan TNI semakin giat menekan para RT, RW, lurah, dan camat untuk senantiasa bekerja mengidentifikasi keberadaan radikalisme salah satunya operasi yustisi. Hampir setiap hari operasi yustisi itu dikerjakan untuk mendeteksi di mana-mana titik-titik yang dimungkinkan akan berkembang dan yang sedang berlangsung radikalisme," ungkapnya.
Dalam giat tersebut, masyarakat Kota Surabaya juga turut diajak untuk ikut berpartisipasi dalam pembinaan bahaya paham radikalisasi terorisme. Edukasi juga menyasar kaum pelajar dengan menggelar diskusi hingga seminar nasional.
"Nah setelah itu kami memberikan pemahaman-pemahanan bahwa itu tidak benar, kemudian cara-cara penanggulangannya, itu yang dilakukan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(HUS)