Jakarta: Pemerintah mengaku prihatin kerusuhan pascademonstrasi di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI 22 Mei 2019 menelan delapan korban jiwa. Apalagi, beberapa korban meninggal dunia masih berusia belasan tahun.
"Ya kan pasti prihatin ya, ada anak-anak yang masih 17 tahun kan ya, sangat prihatin lah kita. Apalagi ada anak-anak yang digunakan untuk kegiatan demo, kerusuhan seperti itu, sangat prihatin," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 28 Mei 2019.
Saat ini pemerintah maupun Presiden Joko Widodo juga belum mengunjungi atau menerima keluarga dari para korban tewas kerusuhan tersebut. Moeldoko mengaku belum tahu pasti apakah Jokowi bakal menemui keluarga korban.
Jokowi sebelumnya sudah mengundang tiga orang pedagang yang menjadi korban kerusuhan 22 Mei. Bahkan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga memberikan bantuan modal kepada ketiga pedagang nahas itu.
"Saya tadi belum nanya ke beliau (rencana mengunjungi keluarga korban tewas). Saya selama ini kan lebih di kegiatan, di posko sama Menkopolhukam," ujar mantan Panglima TNI itu.
Lebih lanjut, Moeldoko menekankan, saat ini kepolisian juga masih terus mendalami dalang di balik kerusuhan 22 Mei. Ia belum mau berspekulasi dalang kerusuhan tersebut merupakan orang yang sama dengan tersangka penyelundupan senjata, mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko.
"Itu kita dalamin ya, kita memang sudah bisa merumuskan siapa aktor yang mencari senjata. Tetapi di balik senjata ini siapa aktornya, setelah senjata itu kita dalami," ungkap dia.
Namun begitu, Moeldoko meyakini, dalang di balik kerusuhan tersebut akan segera terungkap. Ia juga memastikan pemerintah serius mengungkap dalang di balik semua itu.
"Jadi tunggu beberapa saat lagi akan terungkap semua," tandasnya.
Polisi saat ini juga terus mendalami siapa pihak di balik kerusuhan pada 22 Mei 2019. Sejumlah keterangan dari massa yang telah diringkus mulai digali keterangannya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan setidaknya 400 massa aksi telah ditangkap. Dari jumlah itu mereka akan diklasifikasikan berdasarkan kelompok ataupun jaringan-jaringan tertentu.
Polisi juga telah menangkap enam tersangka penunggang gelap aksi yang memprotes hasil Pemilu itu. Keenam tersangka tersebut berinisial HK, AZ, IF, TJ, AD, dan AF. Mereka ditangkap di lokasi berbeda.
Jakarta: Pemerintah mengaku prihatin kerusuhan pascademonstrasi di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI 22 Mei 2019 menelan delapan korban jiwa. Apalagi, beberapa korban meninggal dunia masih berusia belasan tahun.
"Ya kan pasti prihatin ya, ada anak-anak yang masih 17 tahun kan ya, sangat prihatin lah kita. Apalagi ada anak-anak yang digunakan untuk kegiatan demo, kerusuhan seperti itu, sangat prihatin," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 28 Mei 2019.
Saat ini pemerintah maupun Presiden Joko Widodo juga belum mengunjungi atau menerima keluarga dari para korban tewas kerusuhan tersebut. Moeldoko mengaku belum tahu pasti apakah Jokowi bakal menemui keluarga korban.
Jokowi sebelumnya sudah mengundang tiga orang pedagang yang menjadi korban kerusuhan 22 Mei. Bahkan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga memberikan bantuan modal kepada ketiga pedagang nahas itu.
"Saya tadi belum nanya ke beliau (rencana mengunjungi keluarga korban tewas). Saya selama ini kan lebih di kegiatan, di posko sama Menkopolhukam," ujar mantan Panglima TNI itu.
Lebih lanjut, Moeldoko menekankan, saat ini kepolisian juga masih terus mendalami dalang di balik kerusuhan 22 Mei. Ia belum mau berspekulasi dalang kerusuhan tersebut merupakan orang yang sama dengan tersangka penyelundupan senjata, mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko.
"Itu kita dalamin ya, kita memang sudah bisa merumuskan siapa aktor yang mencari senjata. Tetapi di balik senjata ini siapa aktornya, setelah senjata itu kita dalami," ungkap dia.
Namun begitu, Moeldoko meyakini, dalang di balik kerusuhan tersebut akan segera terungkap. Ia juga memastikan pemerintah serius mengungkap dalang di balik semua itu.
"Jadi tunggu beberapa saat lagi akan terungkap semua," tandasnya.
Polisi saat ini juga terus mendalami siapa pihak di balik kerusuhan pada 22 Mei 2019. Sejumlah keterangan dari massa yang telah diringkus mulai digali keterangannya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan setidaknya 400 massa aksi telah ditangkap. Dari jumlah itu mereka akan diklasifikasikan berdasarkan kelompok ataupun jaringan-jaringan tertentu.
Polisi juga telah menangkap enam tersangka penunggang gelap aksi yang memprotes hasil Pemilu itu. Keenam tersangka tersebut berinisial HK, AZ, IF, TJ, AD, dan AF. Mereka ditangkap di lokasi berbeda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOW)