medcom.id, Jakarta: Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul menilai bukti KPK menetapkan status tersangka lemah. Alhasil, lembaga antikorupsi itu kalah tiga kali dipraperadilan.
"KPK itu harusnya mengedepankan hukum, Jangan ada unsur politik. Kalau dua alat bukti belum kuat jangan ditetapkan (tersangka). Janganlah mengedepankan kekuasan dalam hukum," kritik Ruhut di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Dia menilai, kekalahan KPK dipraperadilan juga harus didalami Panitia Seleksi Pimpinan KPK. Jangan sampai orang-orang yang punya kepentingan pribadi masuk dalam daftar calon pimpinan KPK.
"Ini kan sudah tiga kali (KPK kalah). Ini akan diperdalam kepada sembilan Pansel itu. Saat diundang nanti akan banyak yang akan kami sampaikan ke Pansel," terang Ruhut.
Senada disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Dia meminta pimpinan KPK sadar diri, kemudian membenahi prosedur dalam menetapkan tersangka.
"KPK introspeksi ke dalam karena ini bukan pertama. Introspeksi lebih karena Hadi Poernomo adalah pimpinan BPK yang mengaudit KPK," tegasnya.
Fahri mengatakan, KPK selalu memanfaatkan momentum dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka. Suryadharma Ali ditetapkan tersangka saat sibuk kampanye, Hadi jadi tersangka saat ulang tahun.
"Tapi setahun enggak diperiksa-periksa. Kemudian ada yang namanya Jumat keramat," ujar politikus PKS itu.
medcom.id, Jakarta: Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul menilai bukti KPK menetapkan status tersangka lemah. Alhasil, lembaga antikorupsi itu kalah tiga kali dipraperadilan.
"KPK itu harusnya mengedepankan hukum, Jangan ada unsur politik. Kalau dua alat bukti belum kuat jangan ditetapkan (tersangka). Janganlah mengedepankan kekuasan dalam hukum," kritik Ruhut di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Dia menilai, kekalahan KPK dipraperadilan juga harus didalami Panitia Seleksi Pimpinan KPK. Jangan sampai orang-orang yang punya kepentingan pribadi masuk dalam daftar calon pimpinan KPK.
"Ini kan sudah tiga kali (KPK kalah). Ini akan diperdalam kepada sembilan Pansel itu. Saat diundang nanti akan banyak yang akan kami sampaikan ke Pansel," terang Ruhut.
Senada disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Dia meminta pimpinan KPK sadar diri, kemudian membenahi prosedur dalam menetapkan tersangka.
"KPK introspeksi ke dalam karena ini bukan pertama. Introspeksi lebih karena Hadi Poernomo adalah pimpinan BPK yang mengaudit KPK," tegasnya.
Fahri mengatakan, KPK selalu memanfaatkan momentum dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka. Suryadharma Ali ditetapkan tersangka saat sibuk kampanye, Hadi jadi tersangka saat ulang tahun.
"Tapi setahun enggak diperiksa-periksa. Kemudian ada yang namanya Jumat keramat," ujar politikus PKS itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)