medcom.id, Jakarta: Kapolri Jendral Tito Karnavian membongkar buruknya kinerja Polri yang selama ini menjadi `penyakit` lembaga. Buruknya kinerja Polri membuat tingkat kepercayaan masyarakat kepada korps Bhayangkara minim.
Tito mengungkapkan, saat ini kepercayaan publik terhadap kepolisian termasuk tiga terendah. Sementara, tiga lembaga yang paling dipercaya publik yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), lembaga kepresidenan, dan TNI.
Menurut Tito, jika Polri tidak bisa mengangkat kepercayaan publik dalam waktu dekat, hal ini akan membahayakan survival ability korps Bhayangkara. Tito menilai, saat ini kepercayaan publik jadi salah satu keniscayaan yang harus direbut oleh semua lembaga negara maupun non-pemerintah.
Tito menceritakan, setelah dilantik menggantikan Jenderal Badrodin Haiti pertengahan tahun 2016, dirinya langsung mencari tahu penyebab buruknya citra Polri. Setelah dipelajari, Tito dan jajarannya sadar, salah satu permasalahannya terletak pada kinerja yang kurang maksimal.
"Terutama pelayanan publik, proses masyarakat untuk dilayani, dilindungi. Itu belum maksimal sampai hari ini," kata Tito saat memberi sambutan pada acara peluncuran e-Tilang di Satpas Polda Metro Jaya, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (16/12/2016).
Salah satu pelayanan publik yang banyak disorot, kata mantan Kepala Densus 88 itu, yakni di bidang lalu lintas. Belum lagi soal calo-calo yang bergentayangan dalam pelayanan publik.
Selain itu, kata Tito, budaya Polri kurang mendukung terbentuknya kepercayaan publik. Di antaranya budaya koruptif yang rentan. "Oleh karena itu, kami membuat tagline Promoter, yakni Profesional, Modern, dan Terpercaya," ujarnya.
Meski begitu, Tito menyadari lembaga yang dipimpinnya masih sulit mendapatkan kepercayaan publik. "Kekuasaan ada di tangan rakyat. Kami berpendapat bahwa Polri harus membangun kepercayaan," kata Tito.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/0Kvm3jYk" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Kapolri Jendral Tito Karnavian membongkar buruknya kinerja Polri yang selama ini menjadi `penyakit` lembaga. Buruknya kinerja Polri membuat tingkat kepercayaan masyarakat kepada korps Bhayangkara minim.
Tito mengungkapkan, saat ini kepercayaan publik terhadap kepolisian termasuk tiga terendah. Sementara, tiga lembaga yang paling dipercaya publik yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), lembaga kepresidenan, dan TNI.
Menurut Tito, jika Polri tidak bisa mengangkat kepercayaan publik dalam waktu dekat, hal ini akan membahayakan survival ability korps Bhayangkara. Tito menilai, saat ini kepercayaan publik jadi salah satu keniscayaan yang harus direbut oleh semua lembaga negara maupun non-pemerintah.
Tito menceritakan, setelah dilantik menggantikan Jenderal Badrodin Haiti pertengahan tahun 2016, dirinya langsung mencari tahu penyebab buruknya citra Polri. Setelah dipelajari, Tito dan jajarannya sadar, salah satu permasalahannya terletak pada kinerja yang kurang maksimal.
"Terutama pelayanan publik, proses masyarakat untuk dilayani, dilindungi. Itu belum maksimal sampai hari ini," kata Tito saat memberi sambutan pada acara peluncuran e-Tilang di Satpas Polda Metro Jaya, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (16/12/2016).
Salah satu pelayanan publik yang banyak disorot, kata mantan Kepala Densus 88 itu, yakni di bidang lalu lintas. Belum lagi soal calo-calo yang bergentayangan dalam pelayanan publik.
Selain itu, kata Tito, budaya Polri kurang mendukung terbentuknya kepercayaan publik. Di antaranya budaya koruptif yang rentan. "Oleh karena itu, kami membuat tagline Promoter, yakni Profesional, Modern, dan Terpercaya," ujarnya.
Meski begitu, Tito menyadari lembaga yang dipimpinnya masih sulit mendapatkan kepercayaan publik. "Kekuasaan ada di tangan rakyat. Kami berpendapat bahwa Polri harus membangun kepercayaan," kata Tito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)