medcom.id, Jakarta: Tim pencari fakta membantah keterangan Freddy Budiman yang menyatakan pernah ke Tiongkok bersama petugas BNN untuk menunjukkan pabrik sabu. Freddy tidak punya kenalan produsen narkotika di negeri Tirai Bambu.
"Kami telah tanyakan ke adik dan kawan-kawan Freddy. Dijawab, Freddy tidak pernah ke Tiongkok, tidak punya paspor, dan tidak bisa berbahasa Tiongkok. Tidak punya koneksi produsen narkoba," kata anggota tim pencari fakta, Poengky Indarti, di PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2016).
Poengky mengungkap, gembong narkoba yang dieksekusi mati, Jumat 29 Juli itu menjalankan bisnis terlarangnya tanpa modal uang. Dia mengandalkan koneksi dengan bandar besar di Indonesia yang memiliki koneksi langsung ke Tiongkok. Diduga, bandar itu ialah Akiong alias Chandra Halim.
"Jadi hanya dengan orang lain, pesannya lewat orang lain yang punya koneksi," jelas dia.
Selain itu, barang-barang haram yang dipesan Freddy pun nyatanya belum dibayar lunas. "Artinya, barang baru sampai di Indonesia kemudian beredar. Nah setelah beredar, ada uang, uang ini dikirim ke produsen," jelasnya.
Freddy Dianggap Pembual
Tim, kata Poengky, sempat menggelar simulasi ketika Freddy dan Koordinator KontraS Haris Azhar yang kemudian membuka nyanyian Freddy, ketika berkunjung ke Nusakambangan. Dalam simulasi, diketahui Freddy tiba-tiba bergabung kala Haris sedang berbincang dengan narapidana lain.
Saat itu, ada celetukan kawan Freddy yang dianggap menggambarkan sosok Freddy. "Saat kami lakukan simulasi, sempat ada kawan Freddy yang berbicara, 'yang kayak gitu aja dipercaya. Biasa dia omongan seperti itu'," ungkap Poengky.
Selain itu, kata Poengky, mantan Kalapas Liberty Sitinjak pun mengaku sering mendengar ucapan-ucapan Freddy. Ucapan itu tak jauh berbeda dengan yang disampaikan ke Haris.
"Kami juga bertemu Sitinjak, mantan Kalapas LP Batu, beliau juga mengatakan, kami sering dengar suara seperti itu dan kami tak perhatikan. Pertemuan itu ada. Haris ke Nusakambangan ingin bertemu narapidana lain, kemudian Freddy Budiman, kebetulan ada Haris, ikut nimbrung saja," ucap dia.
medcom.id, Jakarta: Tim pencari fakta membantah keterangan Freddy Budiman yang menyatakan pernah ke Tiongkok bersama petugas BNN untuk menunjukkan pabrik sabu. Freddy tidak punya kenalan produsen narkotika di negeri Tirai Bambu.
"Kami telah tanyakan ke adik dan kawan-kawan Freddy. Dijawab, Freddy tidak pernah ke Tiongkok, tidak punya paspor, dan tidak bisa berbahasa Tiongkok. Tidak punya koneksi produsen narkoba," kata anggota tim pencari fakta, Poengky Indarti, di PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2016).
Poengky mengungkap, gembong narkoba yang dieksekusi mati, Jumat 29 Juli itu menjalankan bisnis terlarangnya tanpa modal uang. Dia mengandalkan koneksi dengan bandar besar di Indonesia yang memiliki koneksi langsung ke Tiongkok. Diduga,
bandar itu ialah Akiong alias Chandra Halim.
"Jadi hanya dengan orang lain, pesannya lewat orang lain yang punya koneksi," jelas dia.
Selain itu, barang-barang haram yang dipesan Freddy pun nyatanya belum dibayar lunas. "Artinya, barang baru sampai di Indonesia kemudian beredar. Nah setelah beredar, ada uang, uang ini dikirim ke produsen," jelasnya.
Freddy Dianggap Pembual
Tim, kata Poengky, sempat menggelar simulasi ketika Freddy dan Koordinator KontraS Haris Azhar yang kemudian membuka nyanyian Freddy, ketika berkunjung ke Nusakambangan. Dalam simulasi, diketahui Freddy tiba-tiba bergabung kala Haris sedang berbincang dengan narapidana lain.
Saat itu, ada celetukan kawan Freddy yang dianggap menggambarkan sosok Freddy. "Saat kami lakukan simulasi, sempat ada kawan Freddy yang berbicara, 'yang kayak gitu aja dipercaya. Biasa dia omongan seperti itu'," ungkap Poengky.
Selain itu, kata Poengky, mantan Kalapas Liberty Sitinjak pun mengaku sering mendengar ucapan-ucapan Freddy. Ucapan itu tak jauh berbeda dengan yang disampaikan ke Haris.
"Kami juga bertemu Sitinjak, mantan Kalapas LP Batu, beliau juga mengatakan, kami sering dengar suara seperti itu dan kami tak perhatikan. Pertemuan itu ada. Haris ke Nusakambangan ingin bertemu narapidana lain, kemudian Freddy Budiman, kebetulan ada Haris, ikut nimbrung saja," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)