Jakarta: Polri mengungkap 392 teroris yang terlibat dalam 26 kasus ditangkap di beberapa wilayah Indonesia sepanjang 2021. Jumlah itu sangat banyak dan dianggap berbahaya.
"Jika dijadikan pasukan itu sudah bisa menjadi empat kompi, empat kompi pelaku teroris sangat berbahaya. Bayangkan, satu kompi saja sudah maut, apalagi empat kompi atau hampir hampir batalion," kata Direktur Keamanan Negara (Kamneg) Badan Intelijen dan Keamanan (BIK) Polri Brigjen Umar Effendi dalam acara Halaqah Kebangsaan I Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI, Rabu, 26 Januari 2022.
Umar membeberkan sebaran wilayah paling banyak penangkapan terduga teroris sepanjang 2021. Sebanyak 30 orang lebih di Sulawesi Selatan, 35 orang di Jawa Timur, 33 orang di Sumatra Utara, 21 orang di DKI Jakarta, 19 orang di Jawa Tengah, dan 17 orang di Lampung.
"Hal ini menunjukan bahwa Indonesia masih menjadi lahan subur tempat penyebaran dan pengembangan paham ekstremisme yang dapat berujung kepada aksi teror," ujar jenderal bintang satu itu.
Menurut dia, metode yang paling banyak dijalankan kelompok ekstremisme dan terorisme dalam penyebaran pemahamannya melalui media elektronik. Seperti aplikasi chat, media sosial, webinar, bedah buku, penyebaran berita bohong bermuatan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca: 364 Terduga Teroris Ditangkap Selama 2021
"Provokasi kebencian dan mengangkat isu kegagalan program pemerintah," ungkap Umar.
Selain itu, Umar mengatakan paham ekstremisme dan terorisme juga disampaikan menggunakan metode diskusi langsung atau tatap muka yang dilaksanakan secara terbatas. Menurut dia, masyarakat juga mudah terpapar atas pengaruh komunitas atau kalangan terdekat di lingkungan tempat tinggal.
"Seperti keluarga, lingkungan kerja, sekolah, organisasi, aktivitas keagamaan, hobi, dan sebagainya," ucap Umar.
Jakarta:
Polri mengungkap 392
teroris yang terlibat dalam 26 kasus ditangkap di beberapa wilayah Indonesia sepanjang 2021. Jumlah itu sangat banyak dan dianggap berbahaya.
"Jika dijadikan pasukan itu sudah bisa menjadi empat kompi, empat kompi pelaku teroris sangat berbahaya. Bayangkan, satu kompi saja sudah maut, apalagi empat kompi atau hampir hampir batalion," kata Direktur Keamanan Negara (Kamneg) Badan Intelijen dan Keamanan (BIK) Polri Brigjen Umar Effendi dalam acara Halaqah Kebangsaan I Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) MUI, Rabu, 26 Januari 2022.
Umar membeberkan sebaran wilayah paling banyak penangkapan terduga teroris sepanjang 2021. Sebanyak 30 orang lebih di Sulawesi Selatan, 35 orang di Jawa Timur, 33 orang di Sumatra Utara, 21 orang di DKI Jakarta, 19 orang di Jawa Tengah, dan 17 orang di Lampung.
"Hal ini menunjukan bahwa Indonesia masih menjadi lahan subur tempat penyebaran dan pengembangan paham
ekstremisme yang dapat berujung kepada aksi teror," ujar jenderal bintang satu itu.
Menurut dia, metode yang paling banyak dijalankan kelompok ekstremisme dan terorisme dalam penyebaran pemahamannya melalui media elektronik. Seperti aplikasi
chat, media sosial, webinar, bedah buku, penyebaran berita bohong bermuatan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca:
364 Terduga Teroris Ditangkap Selama 2021
"Provokasi kebencian dan mengangkat isu kegagalan program pemerintah," ungkap Umar.
Selain itu, Umar mengatakan paham ekstremisme dan terorisme juga disampaikan menggunakan metode diskusi langsung atau tatap muka yang dilaksanakan secara terbatas. Menurut dia, masyarakat juga mudah terpapar atas pengaruh komunitas atau kalangan terdekat di lingkungan tempat tinggal.
"Seperti keluarga, lingkungan kerja, sekolah, organisasi, aktivitas keagamaan, hobi, dan sebagainya," ucap Umar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)