Jakarta: Wakil Kepala Bareskrim Mabes Polri Irjen Antam Novambar membantah pernah mengancam Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Endang Tarsa. Hal itu diungkapkannya saat tes wawancara dan uji publik calon pimpinan KPK periode 2019-2023.
"Saya punya pengalaman catatan kelam. Empat atau tiga tahun saya bertahan tidak pernah menjawab. Saya bersiap untuk ini, saya tidak pernah meneror Endang Tarsa, ada saksinya saya bawa," kata Antam di Gedung Sekretariat Negara (Setneg), Jakarta Pusat, Selasa, 27 Agustus 2019.
Antam menuturkan hal itu bermula saat Komjen Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus rekening gendut Polri pada 2015. Ia beranggapan, kasus tersebut salah sasaran telah menjerat Budi.
"Pak Budi Gunawan dizalimi. Karena saya orang hukum, saya tahu, dan berdasarkan bukti yang ada (Budi Gunawan) dipaksakan untuk jadi tersangka," ujar Antam.
Antam mengaku kala itu Endang Tarsa ingin menemuinya. Endang ingin menyampaikan beberapa hal yang menguntungkan pihak Budi Gunawan saat di persidangan.
Saat itu Endang bersedia menjadi saksi di persidangan Budi Gunawan. Namun Endang tak kunjung datang di persidangan.
"Besoknya ternyata tidak (datang). Marah saya, dibohongi sama kolonel di KPK, lembaga yang dianggap suci, saya telepon direkam, rekaman ada di KPK," kata Antam.
Sebanyak 20 orang dinyatakan lolos profile assessment capim KPK. Peserta seleksi yang lolos ke tahap selanjutnya meliputi polisi, jaksa, pensiunan jaksa, anggota KPK, hakim, advokat, dosen, hingga pegawai negeri sipil (PNS).
Peserta seleksi yang lolos wajib mengikuti tahapan tes wawancara serta uji publik yang digelar hingga Kamis, 29 Agustus 2019. Uji publik hari pertama diisi tujuh capim, di antaranya, Komisioner KPK periode 2015-2019 Alexander Marwata, Perwira Polri Antam Novambar, Bambang Sri Herwanto, karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Cahyo Wibowo, Perwira Polri Firli Bahuri, Auditor BPN I Nyoman Wara, dan Penasihat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Jimmy Muhammad Rifai.
Jakarta: Wakil Kepala Bareskrim Mabes Polri Irjen Antam Novambar membantah pernah mengancam Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Endang Tarsa. Hal itu diungkapkannya saat tes wawancara dan uji publik calon pimpinan KPK periode 2019-2023.
"Saya punya pengalaman catatan kelam. Empat atau tiga tahun saya bertahan tidak pernah menjawab. Saya bersiap untuk ini, saya tidak pernah meneror Endang Tarsa, ada saksinya saya bawa," kata Antam di Gedung Sekretariat Negara (Setneg), Jakarta Pusat, Selasa, 27 Agustus 2019.
Antam menuturkan hal itu bermula saat Komjen Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus rekening gendut Polri pada 2015. Ia beranggapan, kasus tersebut salah sasaran telah menjerat Budi.
"Pak Budi Gunawan dizalimi. Karena saya orang hukum, saya tahu, dan berdasarkan bukti yang ada (Budi Gunawan) dipaksakan untuk jadi tersangka," ujar Antam.
Antam mengaku kala itu Endang Tarsa ingin menemuinya. Endang ingin menyampaikan beberapa hal yang menguntungkan pihak Budi Gunawan saat di persidangan.
Saat itu Endang bersedia menjadi saksi di persidangan Budi Gunawan. Namun Endang tak kunjung datang di persidangan.
"Besoknya ternyata tidak (datang). Marah saya, dibohongi sama kolonel di KPK, lembaga yang dianggap suci, saya telepon direkam, rekaman ada di KPK," kata Antam.
Sebanyak 20 orang dinyatakan lolos profile assessment capim KPK. Peserta seleksi yang lolos ke tahap selanjutnya meliputi polisi, jaksa, pensiunan jaksa, anggota KPK, hakim, advokat, dosen, hingga pegawai negeri sipil (PNS).
Peserta seleksi yang lolos wajib mengikuti tahapan tes wawancara serta uji publik yang digelar hingga Kamis, 29 Agustus 2019. Uji publik hari pertama diisi tujuh capim, di antaranya, Komisioner KPK periode 2015-2019 Alexander Marwata, Perwira Polri Antam Novambar, Bambang Sri Herwanto, karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Cahyo Wibowo, Perwira Polri Firli Bahuri, Auditor BPN I Nyoman Wara, dan Penasihat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Jimmy Muhammad Rifai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)