medcom.id, Jakarta: Komjen Tito Karnavian menjadi calon tunggal kapolri yang dikirimkan Presiden Jokowi ke DPR. Sebelum menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Tito sempat menjadi Kapolda Metro Jaya. Sejumlah gebrakan dilakukan Tito, salah satunya menetapkan Siaga I Jakarta.
Sejumlah prestasi mentereng diukir lulusan Akpol tahun 1987 ini saat menjadi Kapolda Metro Jaya. Tito dianggap berjasa mengamankan program besar Pemerintah Provinsi DKI, seperti penertiban Kalijodo dan Kampung Pulo, Jakarta Timur.
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian (ketiga kiri) menunjukkan barang bukti usai melakukan operasi cipta kondisi di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta, Sabtu (20/2/)--MI/Gino F Hadi.
Tito juga berhasil mensukseskan gelaran final Piala Presiden di Gelora Bung Karno, Jakarta. Dengan komunikasi yang baik, Tito memerbaiki hubungan pendukung Persib Bobotoh dan The Jakmania. Suporter dua klub itu selalu berseteru, bak musuh bebuyutan.
Berkat tangan dingin Tito, Bobotoh dapat menyaksikan partai final Piala Presiden di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, 18 Oktober 2015. "Dengan catatan, ketika itu perwakilan The Jak meminta agar mereka juga bisa dijamin keamanan apabila nantinya Persija mendapati agenda laga tandang di Bandung," ujar Tito, 14 Oktober 2015.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kedua kanan) berbincang dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian (kedua kiri) disaksikan Steering Committe Piala Presiden 2015 Maruarar Sirait (kiri) dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ketika mengikuti Rakor Kesiapan Pengamanan Final Piala Presiden 2015 di Mapolda Metro Jaya, Jumat (16/10)--Antara/WAHYU PUTRO A.
Tito menjanjikan The Jak akan mendapatkan jaminan keamanan yang sama dari Bobotoh saat berlaga di Bandung. Sebanyak 41 ribu polisi mengawal laga final Piala Presiden. Sepertinya itu tak cukup, hingga status Siaga I diterapkan untuk Ibu Kota.
"Jakarta hari Minggu Siaga I," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian di Senayan, Jakarta, 14 Oktober 2015.
Siaga I diterapkan karena polisi mengendus ada potensi kerawanan yang melibatkan massa besar. Hari yang dinanti, 18 Oktober 2015, pun tiba. Puluhan ribu Bobotoh dengan kawalan ketat berangkat dari Bandung menuju Jakarta.
The Jakmania membuat kericuhan sehingga dibubarkan paksa petugas keamanan di area Gelora Bung Karno (GBK) menjelang laga final kompetisi sepakbola Piala Presiden antara Persib dengan Sriwijaya FC di Stadion Utama GBK (SUGBK), Jakarta, Minggu (18/10). MI/P
Toh kericuhan di beberapa wilayah di Ibu Kota tetap tak terhindarkan. Akibatnya ribuan fans Persija yang diduga terlibat kericuhan dikumpulkan di Polda Metro Jaya.
Kericuhan berbuntut panjang. Sekjen The Jakmania, Febrianto, ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan provokatif yang membuat kericuhan jelang laga pertandingan final Piala Presiden.
Febriyanto dijerat Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 ayat 2 dan Pasal 160 KUHP tentang penghasutan untuk menggunakan kekerasan.
Polisi menangkap dan menahan Febri karena menyebarkan pesan provokasi melalui Twitter. Febri menulis, "Kalau menganggap final Piala Presiden di GBK takkan ada apa-apa, mungkin Anda bisa menyusul kawan Anda Rangga #TolakPersibMainDiJakarta."
Rangga, suporter Persib Bandung, tewas dikeroyok usai menyaksikan pertandingan Persija vs Persib di Gelora Bung Karno, Mei 2012. Pada 19 November 2015, Febriyanto ditangguhkan penahanannya. Febri merasa berbahagia akhirnya bisa menghirup udara bebas.
medcom.id, Jakarta: Komjen Tito Karnavian menjadi calon tunggal kapolri yang dikirimkan Presiden Jokowi ke DPR. Sebelum menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Tito sempat menjadi Kapolda Metro Jaya. Sejumlah gebrakan dilakukan Tito, salah satunya menetapkan Siaga I Jakarta.
Sejumlah prestasi mentereng diukir lulusan Akpol tahun 1987 ini saat menjadi Kapolda Metro Jaya. Tito dianggap berjasa mengamankan program besar Pemerintah Provinsi DKI, seperti penertiban Kalijodo dan Kampung Pulo, Jakarta Timur.
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian (ketiga kiri) menunjukkan barang bukti usai melakukan operasi cipta kondisi di kawasan lokalisasi Kalijodo, Jakarta, Sabtu (20/2/)--MI/Gino F Hadi.
Tito juga berhasil mensukseskan gelaran final Piala Presiden di Gelora Bung Karno, Jakarta. Dengan komunikasi yang baik, Tito memerbaiki hubungan pendukung Persib Bobotoh dan The Jakmania. Suporter dua klub itu selalu berseteru, bak musuh bebuyutan.
Berkat tangan dingin Tito, Bobotoh dapat menyaksikan partai final Piala Presiden di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, 18 Oktober 2015. "Dengan catatan, ketika itu perwakilan The Jak meminta agar mereka juga bisa dijamin keamanan apabila nantinya Persija mendapati agenda laga tandang di Bandung," ujar Tito, 14 Oktober 2015.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kedua kanan) berbincang dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian (kedua kiri) disaksikan Steering Committe Piala Presiden 2015 Maruarar Sirait (kiri) dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ketika mengikuti Rakor Kesiapan Pengamanan Final Piala Presiden 2015 di Mapolda Metro Jaya, Jumat (16/10)--Antara/WAHYU PUTRO A.
Tito menjanjikan The Jak akan mendapatkan jaminan keamanan yang sama dari Bobotoh saat berlaga di Bandung. Sebanyak 41 ribu polisi mengawal laga final Piala Presiden. Sepertinya itu tak cukup, hingga status Siaga I diterapkan untuk Ibu Kota.
"Jakarta hari Minggu Siaga I," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian di Senayan, Jakarta, 14 Oktober 2015.
Siaga I diterapkan karena polisi mengendus ada potensi kerawanan yang melibatkan massa besar. Hari yang dinanti, 18 Oktober 2015, pun tiba. Puluhan ribu Bobotoh dengan kawalan ketat berangkat dari Bandung menuju Jakarta.
The Jakmania membuat kericuhan sehingga dibubarkan paksa petugas keamanan di area Gelora Bung Karno (GBK) menjelang laga final kompetisi sepakbola Piala Presiden antara Persib dengan Sriwijaya FC di Stadion Utama GBK (SUGBK), Jakarta, Minggu (18/10). MI/P
Toh kericuhan di beberapa wilayah di Ibu Kota tetap tak terhindarkan. Akibatnya ribuan fans Persija yang diduga terlibat kericuhan dikumpulkan di Polda Metro Jaya.
Kericuhan berbuntut panjang. Sekjen The Jakmania, Febrianto, ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan provokatif yang membuat kericuhan jelang laga pertandingan final Piala Presiden.
Febriyanto dijerat Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 ayat 2 dan Pasal 160 KUHP tentang penghasutan untuk menggunakan kekerasan.
Polisi menangkap dan menahan Febri karena menyebarkan pesan provokasi melalui Twitter. Febri menulis, "Kalau menganggap final Piala Presiden di GBK takkan ada apa-apa, mungkin Anda bisa menyusul kawan Anda Rangga #TolakPersibMainDiJakarta."
Rangga, suporter Persib Bandung, tewas dikeroyok usai menyaksikan pertandingan Persija vs Persib di Gelora Bung Karno, Mei 2012. Pada 19 November 2015, Febriyanto ditangguhkan penahanannya. Febri merasa berbahagia akhirnya bisa menghirup udara bebas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)