Jakarta: Mantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Ito Sumardi turut menyoroti perkembangan kasus pembunuhan pasangan kekasih Vina Dewi Arsita, 16, dan Muhammad Rizky Rudiana alias Eky, 16, yang terjadi di Cirebon, Jawa Barat, pada 2016. Masyarakat diminta menunggu hasil penyidikan Polda Jawa Barat.
"Saya kira kita perlu menunggu proses penyidikan, sambil menunggu kita harus menghindari sangkaaan kepada orang yang tidak didukung dengan bukti yang cukup. Karena ini memiliki konsekuensi hukum," kata Ito saat dikonfirmasi, Selasa, 21 Mei 2024.
Ito mengatakan Bareskrim Polri ikut mengasistensi penyidik Polda Jawa Barat dalam mengusut kasus pemerkosaan dan pembunuhan tersebut. Meski dia menyadari, pengungkapan kasus Vina tidak mudah dan menjadi tantangan tersendiri bagi penyidik.
Pasalnya, kata dia, peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Agustus 2016 atau 8 tahun yang lalu. Sehingga, memerlukan ketelitian untuk menelusuri kembali.
"Tentunya Polda harus merunut dari kejadian 8 tahun yang lalu yang memang tidak mudah. Karena penyidiknya sudah pindah, pimpinan yang sudah pindah, dan juga banyak faktor yang bisa terjadi distorsi," jelasnya.
Ito mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan menimbulkan pelbagai spekulasi di media sosial. Kemudian, menunggu informasi resmi dari aparat yang berwenang.
"Kalau kita mengatakan seolah-olah orang itu terlibat tapi belum didukung oleh bukti-bukti tentunya ada konsekuensi hukum," pungkas dia.
Kasus Vina kembali mencuat setelah kisahnya diangkat menjadi film layar lebar. Film ini dilihat jutaan penonton. Warga kemudian menyoroti belum tertangkapnya tiga pelaku utama pada peristiwa tragis dan sadis yang terjadi di Cirebon itu. Pada kasusnya, Vina diketahui tewas bersama teman lelakinya bernama Rizky karena dikeroyok dan diperkosa kelompok bermotor. Diketahui ada 11 pelaku yang membunuh Vina dan Rizky. Namun, baru 8 orang yang diadili.
Jakarta: Mantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Ito Sumardi turut menyoroti perkembangan
kasus pembunuhan pasangan kekasih Vina Dewi Arsita, 16, dan Muhammad Rizky Rudiana alias Eky, 16, yang terjadi di Cirebon, Jawa Barat, pada 2016. Masyarakat diminta menunggu hasil penyidikan Polda Jawa Barat.
"Saya kira kita perlu menunggu proses penyidikan, sambil menunggu kita harus menghindari sangkaaan kepada orang yang tidak didukung dengan bukti yang cukup. Karena ini memiliki konsekuensi hukum," kata Ito saat dikonfirmasi, Selasa, 21 Mei 2024.
Ito mengatakan Bareskrim
Polri ikut mengasistensi penyidik Polda Jawa Barat dalam mengusut kasus pemerkosaan dan pembunuhan tersebut. Meski dia menyadari, pengungkapan kasus Vina tidak mudah dan menjadi tantangan tersendiri bagi penyidik.
Pasalnya, kata dia, peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Agustus 2016 atau 8 tahun yang lalu. Sehingga, memerlukan ketelitian untuk menelusuri kembali.
"Tentunya Polda harus merunut dari kejadian 8 tahun yang lalu yang memang tidak mudah. Karena penyidiknya sudah pindah, pimpinan yang sudah pindah, dan juga banyak faktor yang bisa terjadi distorsi," jelasnya.
Ito mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan menimbulkan pelbagai spekulasi di media sosial. Kemudian, menunggu informasi resmi dari aparat yang berwenang.
"Kalau kita mengatakan seolah-olah orang itu terlibat tapi belum didukung oleh bukti-bukti tentunya ada konsekuensi hukum," pungkas dia.
Kasus Vina kembali mencuat setelah kisahnya diangkat menjadi film layar lebar. Film ini dilihat jutaan penonton. Warga kemudian menyoroti belum tertangkapnya tiga pelaku utama pada peristiwa tragis dan sadis yang terjadi di Cirebon itu. Pada kasusnya, Vina diketahui tewas bersama teman lelakinya bernama Rizky karena dikeroyok dan diperkosa kelompok bermotor. Diketahui ada 11 pelaku yang membunuh Vina dan Rizky. Namun, baru 8 orang yang diadili.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
