Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri membeberkan peran ke-16 tersangka terorisme yang ditangkap di Sumatra Barat pada pekan lalu. Para tersangka yang berasal dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII) itu berniat menggulingkan pemerintah.
"Memiliki niat untuk menggulingkan pemerintahan yang sah apabila NKRI sedang dalam keadaan kacau/chaos," kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Senin, 28 Maret 2022.
Aswin mengatakan para tersangka juga ingin mengubah ideologi Pancasila dengan Syariat Islam secara kaffah. Lalu, melakukan berbagai kegiatan idad (latihan militer) secara rutin.
Mereka juga merencanakan persiapan logistik berupa persenjataan. Melakukan perekrutan anggota secara masif di wilayah Sumatra Barat dengan melibatkan anak-anak di bawah umur.
"Terhubung dengan kelompok teror di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali," ungkap Aswin.
Menurut Aswin, itu adalah keterlibatan secara garis besar ke-16 tersangka. Penegakan hukum terhadap anggota NII di Provinsi Sumatra Barat dilakukan untuk pengungkapan struktur jaringan NII di tingkat pusat dan daerah.
Para tersangka ditangkap di lokasi berbeda secara serentak pada Jumat, 25 Maret 2022. Terdiri dari 12 tersangka di wilayah Dharmasraya dan empat tersangka di Tanah Datar.
Densus tidak membeberkan identitas ke-16 tersangka. Namun, mereka dipastikan berasal dari NII.
Baca: Densus 88 Tangkap 16 Terduga Teroris di Sumbar
NII merupakan gerakan pemberontakan bersenjata yang dipimpin Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Dia ditangkap dan dieksekusi pada 1962. Gerakan itu pecah dan salah satunya menjadi kelompok teroris di Indonesia, yakni Jamaah Islamiyah (JI).
Jakarta: Detasemen Khusus (
Densus) 88 Antiteror
Polri membeberkan peran ke-16 tersangka
terorisme yang ditangkap di Sumatra Barat pada pekan lalu. Para tersangka yang berasal dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII) itu berniat menggulingkan pemerintah.
"Memiliki niat untuk menggulingkan pemerintahan yang sah apabila NKRI sedang dalam keadaan kacau/chaos," kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Senin, 28 Maret 2022.
Aswin mengatakan para tersangka juga ingin mengubah ideologi Pancasila dengan Syariat Islam secara kaffah. Lalu, melakukan berbagai kegiatan idad (latihan militer) secara rutin.
Mereka juga merencanakan persiapan logistik berupa persenjataan. Melakukan perekrutan anggota secara masif di wilayah Sumatra Barat dengan melibatkan anak-anak di bawah umur.
"Terhubung dengan kelompok teror di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali," ungkap Aswin.
Menurut Aswin, itu adalah keterlibatan secara garis besar ke-16 tersangka. Penegakan hukum terhadap anggota NII di Provinsi Sumatra Barat dilakukan untuk pengungkapan struktur jaringan NII di tingkat pusat dan daerah.
Para tersangka ditangkap di lokasi berbeda secara serentak pada Jumat, 25 Maret 2022. Terdiri dari 12 tersangka di wilayah Dharmasraya dan empat tersangka di Tanah Datar.
Densus tidak membeberkan identitas ke-16 tersangka. Namun, mereka dipastikan berasal dari NII.
Baca:
Densus 88 Tangkap 16 Terduga Teroris di Sumbar
NII merupakan gerakan pemberontakan bersenjata yang dipimpin Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Dia ditangkap dan dieksekusi pada 1962. Gerakan itu pecah dan salah satunya menjadi kelompok teroris di Indonesia, yakni Jamaah Islamiyah (JI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)