Jakarta: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar mengatakan kaum perempuan harus selektif dan waspada dalam berinteraksi di media sosial (medsos). Hal ini untuk memutus mata rantai radikalisme dan terorisme.
"Kita berharap Ibu-Ibu sebagai pimpinan di masyarakat atau keluarga agar hati-hati dan waspada berinteraksi di dunia maya, jaga anak-anak kita," kata Kepala BNPT Komjen Polisi Boy Rafli Amar melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 29 Agustus 2022.
Apalagi, kata Boy, keterlibatan perempuan dalam aktivitas terorisme meningkat selama 10 tahun terakhir. Peran perempuan bertransformasi dari pendukung menjadi pelaku. BNPT mencatat 18 perempuan muda Indonesia nekat melakukan aksi terorisme.
"Kelompok teror kerap memanfaatkan sifat feminin perempuan makanya banyak perempuan dilibatkan selama 10 tahun terakhir," ujar Boy Rafli.
Kepala BNPT melihat perempuan dan anak-anak sebagai korban propaganda radikal terorisme di medsos. Selain faktor internal dalam diri perempuan itu sendiri, peningkatan peran kaum ibu dalam terorisme juga tidak lepas dari pengaruh dunia maya.
"Dunia digital ini termasuk sarana menyebarkan virus kekerasan dalam masyarakat dan berpotensi dicontoh anak-anak kita, mereka (perempuan dan anak) rentan menjadi korban propaganda tersebut," lanjut dia.
Oleh karena itu, ia berpesan agar kaum Ibu agar lebih selektif dan waspada berinteraksi di dunia maya, terutama menjaga anak-anak sebagai generasi muda bangsa. Selain itu, perempuan juga memiliki peran besar dalam membangun ketahanan keluarga dari propaganda radikal.
"Kita perlu perkuat ketahanan keluarga dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dini. Jangan sampai keluarga kita terbawa dengan paham yang bertentangan ideologi bangsa," ujarnya.
Jakarta: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (
BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar mengatakan kaum perempuan harus selektif dan waspada dalam berinteraksi di media sosial (medsos). Hal ini untuk memutus mata rantai radikalisme dan
terorisme.
"Kita berharap Ibu-Ibu sebagai pimpinan di masyarakat atau keluarga agar hati-hati dan waspada berinteraksi di dunia maya, jaga anak-anak kita," kata Kepala BNPT Komjen Polisi Boy Rafli Amar melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 29 Agustus 2022.
Apalagi, kata Boy, keterlibatan perempuan dalam aktivitas terorisme meningkat selama 10 tahun terakhir. Peran perempuan bertransformasi dari pendukung menjadi pelaku. BNPT mencatat 18 perempuan muda Indonesia nekat melakukan aksi terorisme.
"Kelompok teror kerap memanfaatkan sifat feminin perempuan makanya banyak perempuan dilibatkan selama 10 tahun terakhir," ujar Boy Rafli.
Kepala BNPT melihat perempuan dan anak-anak sebagai korban propaganda
radikal terorisme di medsos. Selain faktor internal dalam diri perempuan itu sendiri, peningkatan peran kaum ibu dalam terorisme juga tidak lepas dari pengaruh dunia maya.
"Dunia digital ini termasuk sarana menyebarkan virus kekerasan dalam masyarakat dan berpotensi dicontoh anak-anak kita, mereka (perempuan dan anak) rentan menjadi korban propaganda tersebut," lanjut dia.
Oleh karena itu, ia berpesan agar kaum Ibu agar lebih selektif dan waspada berinteraksi di dunia maya, terutama menjaga anak-anak sebagai generasi muda bangsa. Selain itu, perempuan juga memiliki peran besar dalam membangun ketahanan keluarga dari propaganda radikal.
"Kita perlu perkuat ketahanan keluarga dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dini. Jangan sampai keluarga kita terbawa dengan paham yang bertentangan ideologi bangsa," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(END)