Direktur LBH APIK Ratna Bantara Mukti--Antara/Sigid Kurniawan
Direktur LBH APIK Ratna Bantara Mukti--Antara/Sigid Kurniawan

LBH Apik: Tak Ada Asmara Antara Dita dan Masinton

Achmad Zulfikar Fazli • 02 Februari 2016 19:25
medcom.id, Jakarta: Kasus pemukulan yang diduga dilakukan anggota Komisi III Masinton Pasaribu ke Dita Aditya dinilai bukan karena motif asmara. Direktur Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH Apik) Ratna Batara Munti mengatakan, motifnya hanya karena Masinton memang overprotected terhadap Dita.
 
"Tidak ada motif asmara. Jadi motifnya antara pelaku dan korban memang ada proteksi," ujar Ratna di Kompleks Parlemen Senayan, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa (2/2/2016).
 
Menurut dia, Masinton sangat mengatur keseharian Dita. Bahkan, kata dia, Dita dilarang pulang larut malam dan kerap mengintrogerasi Dita dengan nada emosional. "Jadi memang selalu dipertanyakan kalau berkomunikasi dengan teman-temannya. Kalau ada motif politik, itu tidak benar karena ada pemukulan itu," terangnya.

Menurut Ratna, hubungan antara Dita dan Masinton sebatas relasi kerja. Dita, kata dia, mengikuti semua keinginan Masinton, karena dia menghargai politikus PDI Perjuangan itu sebagai atasan sekaligus mentor.
 
"Inikan bukan antara orang asing, tapi kan relasi kerja, apalagi (Dita Aditya) itu masih muda dan menganggap pelaku (Masinton) adalah mentornya. Kayak kasus RW, ada abuse of power, untuk kontrol seseorang. 'Kamu bekerja dengan saya, tidak boleh dengan orang lain'. Hal ini tidak harus ada unsur asmara dan tidak mesti ada unsur politik," jelas dia.
 
LBH Apik resmi melaporkan Masinton ke Mahkamah Kehormatan Dewan. Mereka meminta politikus PDI Perjuangan itu diganjar keras. Direktur LBH Apik Ratna Batara Munti mengatakan, tujuan pelaporan ini agar MKD dapat menindak dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Masinton. Dia diduga memukul tenaga ahlinya, Dita Aditya Ismawati.
 
"Sesuai dengan peluang menindak anggota DPR yang memang diduga melanggar kode etik. Selain melaporkan ke kepolisian, juga ke MKD sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) agar memanggil anggota DPR (Masinton Pasaribu) yang kami laporkan, dan memberikan sanksi yang tegas," kata Ratna, Selasa 2 Februari.
 
Dia mengatakan, LBH Apik telah menerima laporan dari Dita selaku korban. Terbukti, kata dia, memang ada penganiayaan yang dilakukan Masinton terhadap Dita.
 
Ratna menambahkan, LBH Apik juga telah memegang sejumlah bukti adanya penganiayaan terhadap Dita. Seperti surat permohonan pelaporan, kronologis terjadinya pemukulan, serta gambar wajah Dita yang terkena pukulan.
 
Dita diduga dipukuli Masinton lantaran ada persawalaan di mobil. Ada dua versi soal dugaan pemukulan ini. Sekretaris DPW Partai NasDem DKI Jakarta Wibi Andrino mengatakan, Dita adalah pengurus Partai NasDem DKI. Karena itu, ia menemani Dita melaporkan Masinton ke Bareskrim.
 
Wibi mengatakan, pemukulan oleh Masinton kepada Dita berawal perdebatan kedua orang itu soal somasi NasDem kepada Masinton. NasDem menggugat pernyataan Masinton yang menyebut ada pertarungan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dengan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo dalam penyelidikan kasus pajak PT Mobile 8 (Fren).
 
Selain politikus, Hary Tanoe juga bos MNC Group. PT Mobile 8 merupakan perusahaan milik MNC Group, namun pada 2010 Fren mengakuisisi saham PT Smart Telecom. Di tengah persawalaan itu, lanjut Wibi, Masinton memukul Dita.
 
Keterangan berbeda disampaikan Tenaga Ahli Masinton Pasaribu, Abraham Leo Tanditasik. Abraham mengatakan, memar di wajah Dita akibat berbenturan dengan tangannya. Beberapa waktu lalu, Abraham mengendarai mobil. Dita duduk di samping Abraham.
 
Tiba-tiba, menurut keterangan Abraham, Dita menarik setir mobil. Abraham berusaha mengendalikan laju kendaraan, secara tak sengaja tangannya mengenai wajah Dita.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan