Jakarta: Mantan Dirut PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI), Sonny Widjaja, dituntut hukuman penjara sepuluh tahun. Hukuman itu diyakini sesuai untuk Sonny karena terlibat dalam kasus dugaan korupsi di PT Asabri.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Sonny Wijaya dengan pidana penjara selama sepuluh tahun dikurangkan sepenuhnya dengan masa tahanan terdakwa selama di tahanan, dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan di dalam rutan," kata salah satu jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejaksaan Agung (Kejagung) di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, Senin, 6 Desember 2021.
Jaksa juga meminta hakim memberikan pidana denda Rp750 juta ke Sonny. Denda itu harus dibayar dalam waktu sebulan setelah pidana berkekuatan hukum tetap atau diganti dengan penjara selama enam bulan.
Jaksa juga meminta hakim memberikan pidana pengganti Rp64,5 miliar ke Sonny. Uang pengganti itu wajib dibayarkan dalam sebulan setelah pidana berkekuatan hukum tetap.
Jika tidak dibayarkan jaksa akan mengambil harta benda milik Sonny untuk dilelang. Jika hartanya tidak cukup, hukuman penjara Sonny akan ditambah.
"Jika terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk menutupi uang pengganti tersebut maka dipidana dengan penjara lima tahun," ujar jaksa.
Baca: Korupsi Rp22 Triliun, Tujuh Terdakwa ASABRI Dituntut Hari Ini
Jaksa menilai hukuman itu sudah sesuai untuk Sonny. Negara diyakini merugi Rp22.788.566.482,083 atas kasus ini.
Hukuman itu juga pantas untuk Sonny karena tidak mendukung pemerintah dalam pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme di Indonesia. Lalu, hukuman itu pantas untuknya karena pemufakatan jahat dalam kasus ini diyakini jaksa sangat berencana, terstruktur, dan masif.
"Perbuatan terdakwa membuat kepercayaan masyarakat menjadi menurun terhadap kegiatan asuransi dan pasar modal," ucap jaksa.
Sementara itu, hak yang meringankan untuk Sonny, yakni belum pernah dihukum sebelumnya. Lalu, dia mempunyai tanggungan keluarga dan telah bersikap sopan selama persidangan berlangsung.
Jakarta: Mantan Dirut PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ASABRI), Sonny Widjaja, dituntut hukuman penjara sepuluh tahun. Hukuman itu diyakini sesuai untuk Sonny karena terlibat dalam kasus dugaan
korupsi di PT Asabri.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Sonny Wijaya dengan pidana penjara selama sepuluh tahun dikurangkan sepenuhnya dengan masa tahanan terdakwa selama di tahanan, dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan di dalam rutan," kata salah satu jaksa penuntut umum (JPU) pada
Kejaksaan Agung (Kejagung) di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, Senin, 6 Desember 2021.
Jaksa juga meminta hakim memberikan pidana denda Rp750 juta ke Sonny. Denda itu harus dibayar dalam waktu sebulan setelah pidana berkekuatan hukum tetap atau diganti dengan penjara selama enam bulan.
Jaksa juga meminta hakim memberikan pidana pengganti Rp64,5 miliar ke Sonny. Uang pengganti itu wajib dibayarkan dalam sebulan setelah pidana berkekuatan hukum tetap.
Jika tidak dibayarkan jaksa akan mengambil harta benda milik Sonny untuk dilelang. Jika hartanya tidak cukup, hukuman penjara Sonny akan ditambah.
"Jika terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk menutupi uang pengganti tersebut maka dipidana dengan penjara lima tahun," ujar jaksa.
Baca:
Korupsi Rp22 Triliun, Tujuh Terdakwa ASABRI Dituntut Hari Ini
Jaksa menilai hukuman itu sudah sesuai untuk Sonny. Negara diyakini merugi Rp22.788.566.482,083 atas kasus ini.
Hukuman itu juga pantas untuk Sonny karena tidak mendukung pemerintah dalam pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme di Indonesia. Lalu, hukuman itu pantas untuknya karena pemufakatan jahat dalam kasus ini diyakini jaksa sangat berencana, terstruktur, dan masif.
"Perbuatan terdakwa membuat kepercayaan masyarakat menjadi menurun terhadap kegiatan asuransi dan pasar modal," ucap jaksa.
Sementara itu, hak yang meringankan untuk Sonny, yakni belum pernah dihukum sebelumnya. Lalu, dia mempunyai tanggungan keluarga dan telah bersikap sopan selama persidangan berlangsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)
