Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar/ANT/Akbar Nugroho Gumay
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar/ANT/Akbar Nugroho Gumay

Polisi Dalami Keterlibatan Terduga Teroris di Tasikmalaya

Lukman Diah Sari • 16 Desember 2016 11:13
medcom.id, Jakarta: Mabes Polri masih menyelidiki keterlibatan tiga orang dalam satu keluarga yang dicokok Densus 88 Anntiteror di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis 15 Desember. TS, HG, dan AAP diduga terlibat dalam sel Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan Bahrun Naim.
 
Mereka juga diduga memiliki keterlibatan dengan terduga teroris yang ditangkap di Bintara Jaya, Bekasi. "Keterkaitannya langsung belum, sedang didalami (keterlibatan) dengan Nur Solihin cs," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/12/2016).
 
Boy menjelaskan, hasil penyelidikan memang menyebut ketiga orang tersebut berhubungan dengan JAD yang ditangkap di Bintara Jaya dan sejumlah daerah lainnya.

Densus 88 Antiteror Polri telah mencokok 10 terduga teroris. Mereka diketahui berafiliasi dengan Bahrun Naim. Boy mejelaskan, mereka diduga masih saling terkait dan dalam satu jaringan sel Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sel jaringan baru ini diduga ciptaan Bahrun Naim.
 
Berikut tujuh orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka:
 
1. Muhammad Nur Solikin alias Abu Ghurob alias Abu Abdullah bin Burhadi, 26.
 
Nur Solikin merupakan tokoh pimpinan sel yang juga merekrut Dian Yulia Novi sebagai calon 'pengantin' untuk melakukan amaliyah atau bom bunuh diri di depan Istana Presiden.
 
2. Agus Supriyadi alias Agus bin Panut Harjo Sudarmo, 36, wirausaha.
 
Peran Agus dalam kelompok ialah membawa bahan peledak dari Jawa Tengah ke Jakarta.
 
3. Suyanto alias Abu Iza alias Abu Daroini bin Harjo Suwito, 40, petani.
 
Suyanto terlibat dengan menyediakan rumahnya sebagai tempat perakitan bom. Ia juga ikut mengantar bom tersebut ke Bekasi bersama Agus.
 
4. Khafid bin Antoni alias Toni bin Rifai, 22, mahasiswa.
 
Toni berperan sebagai perakit bom. Ia merakit bom di rumahnya di Ngawi, Jawa Timur, berdasarkan panduan Bahrun Naim dari jarak jauh.
 
5. Wawan Prasetyawan alias Abu Umar bin Sakiman, 24, buruh harian.
 
Wawan diketahui sudah berbaiat dengan ISIS. Ia berinisatif menyimpan bahan peledak dan komponen bom yang dirakit oleh Nur Solihin dengan memindahkan dari kantor Azam Dakwah Centre (ADC) dan dibawa pulang ke rumahnya. Wawan bekerja atas perintah Nur Solihin.
 
6. Dian Yulia Novi alias Ayatul Nissa Binti Asnawi, 27.
 
Dian merupakan calon `pengantin` bom bunuh diri. Dian bersama Nur Solihin juga mencari kontrakan yang digunakan sebagai save house di bilangan Bintara Jaya, Bekasi.
 
7. Arida Putri Maharani spd binti Winarso, 25, ibu rumah tangga.
 
Arida adalah fasilitator penerima dana dalam rangka pembuatan bom. Dia juga mengetahui persis di mana bahan peledak disimpan dan bom dirakit.
 
Sementara itu, tiga terduga teroris lain belum ditetapkan sebagai tersangka adalah:
 
1. Imam Syafii, swasta. Pelaku teror di Alfamart pada 25 November dan Candi Resto pada 3 Desember ini dibekuk di Boyolali, Jawa Tengah.
 
2. Sumarno ditangkap di Klaten, Jawa Tengah.
 
3. Sumarto ditangkap di Karanganyar, Jawa Tengah.
 
Terkahir, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap satu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan satu anak di Kampung Padasuka, RT 03/10, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis 15 Desember 2016, pukul 05.00 WIB. Tiga orang yang ditangkap adalah HG, 35, TS, 37, dan AAP, 11.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan