medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto menegaskan, pentingnya menghidupkan rasa memiliki Indonesia dalam diri setiap warga. Ia menyebut, bila sudah ada rasa memiliki, rasa bela bangsa dan negara akan muncul dengan sendirinya.
"Mereka harus punya rasa memiliki karena lahir, tinggal, tumbuh, dan mati di negaranya sendiri," kata Wiranto di Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta Selatan, Sabtu, 6 Mei 2017.
Wiranto menyampaikan, pemerintah perlu turun tangan untuk menumbuhkan rasa bela tanah air. Caranya dengan mengajak warga untuk mengerti, mendalami, dan meyakini ideologi Pancasila.
"Mereka harus yakin bahwa ideologi Pancasila ini untuk mempersatukan Indonesia," tutur dia.
Wiranto lantas merinci sejumlah masalah yang tengah dihadapi Indonesia belakangan ini. Salah satunya, paham demokrasi yang dianut Indonesia telah digunakan secara sewenang-wenang.
Misalnya saja hak dalam mendapatkan kebebasan. Menurutnya, kebebasan digunakan tanpa kontrol tanpa menyeimbangkan hak dan kewajiban.
"Kebebasan itu harus seimbang dengan hak dan kewajiban. Bila tidak seimbang tidak akan sehat. Kebebasan yang kebablasan akan anarkis. Sebaliknya, kalau hukum diperkuat akan lahir otoriter," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto menegaskan, pentingnya menghidupkan rasa memiliki Indonesia dalam diri setiap warga. Ia menyebut, bila sudah ada rasa memiliki, rasa bela bangsa dan negara akan muncul dengan sendirinya.
"Mereka harus punya rasa memiliki karena lahir, tinggal, tumbuh, dan mati di negaranya sendiri," kata Wiranto di Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta Selatan, Sabtu, 6 Mei 2017.
Wiranto menyampaikan, pemerintah perlu turun tangan untuk menumbuhkan rasa bela tanah air. Caranya dengan mengajak warga untuk mengerti, mendalami, dan meyakini ideologi Pancasila.
"Mereka harus yakin bahwa ideologi Pancasila ini untuk mempersatukan Indonesia," tutur dia.
Wiranto lantas merinci sejumlah masalah yang tengah dihadapi Indonesia belakangan ini. Salah satunya, paham demokrasi yang dianut Indonesia telah digunakan secara sewenang-wenang.
Misalnya saja hak dalam mendapatkan kebebasan. Menurutnya, kebebasan digunakan tanpa kontrol tanpa menyeimbangkan hak dan kewajiban.
"Kebebasan itu harus seimbang dengan hak dan kewajiban. Bila tidak seimbang tidak akan sehat. Kebebasan yang kebablasan akan anarkis. Sebaliknya, kalau hukum diperkuat akan lahir otoriter," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)