medcom.id, Jakarta: Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjamin kematian aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib akan menjadi perhatian pemerintah. Termasuk kasus pelanggaran HAM berat lainnya.
"Apapun itu kita berkewajiban, kita menolak untuk lupa dalam persoalan seperti ini. Dan bukan hanya persoalan Munir, tapi juga persoalan lain," ujar Pramono di Kompleks Istana Kepresidena, Jakarta, Senin (7/9/2015).
Politikus PDI Perjuangan ini menuturkan, pemerintah ingin agar dalang utama kematian Munir terungkap. Tugas itu, jelas dia, berada di tangan penegak hukum.
"Ya kan sekarang sudah ada yang dihukum. Tentunya keinginan pemerintah sekarang ataupun yang sebelumnya sungguh-sungguh mengungkap itu. Tapi kalau kemudian belum terungkap dalang utamanya, tentunya bukan kami yang bertugas untuk mengungkap itu, tentunya penegak hukum," tutur dia.
Pramono mengaku cukup dekat dengan pria kelahiran Arab itu. Bahkan ia sempat bertemu Munir dua hari sebelum dia tewas dalam penerbangan dari Singapura menuju Amsterdam, Belanda, 7 September 2004.
"Saya secara pribadi sangat kenal dan sangat dekat dengan Munir. Kebetulan pada waktu saya menjadi aktivis mahasiswa, sama-sama. Bahkan dua hari sebelum Munir berangkat ke Belanda pada waktu itu saya bertemu dengan Munir dan Nahlan," ungkapnya.
Kabar kematian Munir waktu itu membuatnya berduka. Ia tak habis pikir seorang pejuang HAM tewas diracun. Sebagai sahabat, Pramono langsung memfasilitasi kepulangan jenazah Munir dari Belanda menuju Indonesia. Ia turut mengantarkan Munir menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Taman Pemakaman Umum Kota Batu.
"Karena kita mengetahui Munir seorang pejuang, dan ketika kita mengetahui itu (kematian Munir), saya orang pertama dengan Pak Taufik yang memfasilitasi berbagai hal untuk pemakaman sahabat Munir," beber politikus PDI Perjuangan ini.
Munir Said Thalib lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1964. Ia dibunuh dengan racun yang dimasukkan ke dalam makanannya dalam penerbangan menuju Amsterdam, 7 September 2015. Munir menumpangi pesawat Garuda Indonesia GA 974.
Nama Munir sendiri melambung saat dia menjabat Dewan Kontras. Ketika itu, Munir membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus. Penculikan itu menjadi alasan pencopotan Danjen Kopassus Prabowo Subianto dan diadilinya para anggota Tim Mawar.
medcom.id, Jakarta: Sekretaris Kabinet Pramono Anung menjamin kematian aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib akan menjadi perhatian pemerintah. Termasuk kasus pelanggaran HAM berat lainnya.
"Apapun itu kita berkewajiban, kita menolak untuk lupa dalam persoalan seperti ini. Dan bukan hanya persoalan Munir, tapi juga persoalan lain," ujar Pramono di Kompleks Istana Kepresidena, Jakarta, Senin (7/9/2015).
Politikus PDI Perjuangan ini menuturkan, pemerintah ingin agar dalang utama kematian Munir terungkap. Tugas itu, jelas dia, berada di tangan penegak hukum.
"Ya kan sekarang sudah ada yang dihukum. Tentunya keinginan pemerintah sekarang ataupun yang sebelumnya sungguh-sungguh mengungkap itu. Tapi kalau kemudian belum terungkap dalang utamanya, tentunya bukan kami yang bertugas untuk mengungkap itu, tentunya penegak hukum," tutur dia.
Pramono mengaku cukup dekat dengan pria kelahiran Arab itu. Bahkan ia sempat bertemu Munir dua hari sebelum dia tewas dalam penerbangan dari Singapura menuju Amsterdam, Belanda, 7 September 2004.
"Saya secara pribadi sangat kenal dan sangat dekat dengan Munir. Kebetulan pada waktu saya menjadi aktivis mahasiswa, sama-sama. Bahkan dua hari sebelum Munir berangkat ke Belanda pada waktu itu saya bertemu dengan Munir dan Nahlan," ungkapnya.
Kabar kematian Munir waktu itu membuatnya berduka. Ia tak habis pikir seorang pejuang HAM tewas diracun. Sebagai sahabat, Pramono langsung memfasilitasi kepulangan jenazah Munir dari Belanda menuju Indonesia. Ia turut mengantarkan Munir menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Taman Pemakaman Umum Kota Batu.
"Karena kita mengetahui Munir seorang pejuang, dan ketika kita mengetahui itu (kematian Munir), saya orang pertama dengan Pak Taufik yang memfasilitasi berbagai hal untuk pemakaman sahabat Munir," beber politikus PDI Perjuangan ini.
Munir Said Thalib lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1964. Ia dibunuh dengan racun yang dimasukkan ke dalam makanannya dalam penerbangan menuju Amsterdam, 7 September 2015. Munir menumpangi pesawat Garuda Indonesia GA 974.
Nama Munir sendiri melambung saat dia menjabat Dewan Kontras. Ketika itu, Munir membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus. Penculikan itu menjadi alasan pencopotan Danjen Kopassus Prabowo Subianto dan diadilinya para anggota Tim Mawar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)