Jakarta: Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM, Zaenur Rohman menilai penindakan dan pencegahan dalam kasus korupsi harus dilakukan secara seimbang. Langkah pencegahan di hulu yang dapat dilakukan yakni dalam tahapan seleksi calon pimpinan (capim) KPK.
Dengan proses seleksi yang ketat, seharusnya calon-calon yang bermasalah akan gugur. Menurut Zaenur, upaya ini juga memperkecil peluang KPK dipimpin oleh orang-orang yang bermasalah.
“Kalau Pansel menyerahkan calon-calon yang berkualitas, dan mencegah calon-calon yang buruk lolos, mestinya tidak ada kesempatan untuk menaruh orang-orang yang bermasalah. Sehingga dari awal pansel lah yang paling bertanggung jawab,” kata Zaenur dalam tayangan Metro TV, Jumat, 2 Agustus 2024.
Zaenur menjelaskan jika nama-nama calon KPK telah sampai ke DPR biasanya prosesnya lebih mementingkan bagaimana mekanisme penindakan kasus korupsi, sehingga yang lolos adalah orang yang memiliki gagasan. Namun sebenarnya langkah pencegahan dari tahapan seleksi harus dilakukan.
“Kalau kita hanya bertumpu kepada DPR itu justru bagi saya bagian dari masalah, sehingga menurut saya yang paling penting yaitu panselnya, meloloskan orang-orang yang berintegritas tinggi, kompeten dan independen,” tutur Zaenur.
Zaenur juga mengungkit kinerja pansel periode sebelumnya yang meloloskan Firli Bahuri, padahal berbagai pihak telah memberikan masukan terkait rekam jejak Firli yang dinilai tidak layak. Namun saat itu pansel tidak peduli, bahkan Firli bisa menjadi ketua KPK.
Jakarta: Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM, Zaenur Rohman menilai penindakan dan
pencegahan dalam kasus korupsi harus dilakukan secara seimbang. Langkah pencegahan di hulu yang dapat dilakukan yakni dalam tahapan seleksi calon pimpinan
(capim) KPK.
Dengan proses seleksi yang ketat, seharusnya calon-calon yang bermasalah akan gugur. Menurut Zaenur, upaya ini juga memperkecil peluang KPK dipimpin oleh orang-orang yang bermasalah.
“Kalau Pansel menyerahkan calon-calon yang berkualitas, dan mencegah calon-calon yang buruk lolos, mestinya tidak ada kesempatan untuk menaruh orang-orang yang bermasalah. Sehingga dari awal pansel lah yang paling bertanggung jawab,” kata Zaenur dalam tayangan Metro TV, Jumat, 2 Agustus 2024.
Zaenur menjelaskan jika nama-nama calon KPK telah sampai ke DPR biasanya prosesnya lebih mementingkan bagaimana mekanisme penindakan kasus korupsi, sehingga yang lolos adalah orang yang memiliki gagasan. Namun sebenarnya langkah pencegahan dari tahapan seleksi harus dilakukan.
“Kalau kita hanya bertumpu kepada DPR itu justru bagi saya bagian dari masalah, sehingga menurut saya yang paling penting yaitu panselnya, meloloskan orang-orang yang berintegritas tinggi, kompeten dan independen,” tutur Zaenur.
Zaenur juga mengungkit kinerja pansel periode sebelumnya yang meloloskan Firli Bahuri, padahal berbagai pihak telah memberikan masukan terkait rekam jejak Firli yang dinilai tidak layak. Namun saat itu pansel tidak peduli, bahkan Firli bisa menjadi ketua KPK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)