medcom.id, Jakarta: Ketua Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf mengaku memegang beberapa sumber yang bisa disandingkan dengan Panama Papers, Leak Papers. Yusuf menyebut data yang mereka miliki PPATK Papers.
Yusuf dan tim telah membandingkan data. Kesamaan nama dalam beberapa data milik luar negeri dan PPATK telah ditemukan.
"Saya sudah lapor. Negara hukum harus ada buktinya," kata Yusuf di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2016).
Sampai saat ini, unsur pidana belum ditemukan. Banyak hal yang harus dilakukan sebelum menuding pihak tertentu.
"(Unsur pidana) Baru kecurigaan saja. Tidak gampang cari alat buktinya," tegas Yusuf.
Namun, PPATK sudah membagi kelompok terkait data teresbut. Kelompok dibagi dari profil, asal daerah, jumlah uang, frekuensi, dan mata uang yang digunakan.
Dari penelusuran, beberapa nama pejabat diakui masuk daftar. Namun, tegas Yusuf, tidak otomatis oknum tersebut bersalah. Yusuf juga tak bisa menyebutkan siapa saja pejabat yang masuk daftar penelusuran mereka.
medcom.id, Jakarta: Ketua Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf mengaku memegang beberapa sumber yang bisa disandingkan dengan Panama Papers, Leak Papers. Yusuf menyebut data yang mereka miliki PPATK Papers.
Yusuf dan tim telah membandingkan data. Kesamaan nama dalam beberapa data milik luar negeri dan PPATK telah ditemukan.
"Saya sudah lapor. Negara hukum harus ada buktinya," kata Yusuf di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2016).
Sampai saat ini, unsur pidana belum ditemukan. Banyak hal yang harus dilakukan sebelum menuding pihak tertentu.
"(Unsur pidana) Baru kecurigaan saja. Tidak gampang cari alat buktinya," tegas Yusuf.
Namun, PPATK sudah membagi kelompok terkait data teresbut. Kelompok dibagi dari profil, asal daerah, jumlah uang, frekuensi, dan mata uang yang digunakan.
Dari penelusuran, beberapa nama pejabat diakui masuk daftar. Namun, tegas Yusuf, tidak otomatis oknum tersebut bersalah. Yusuf juga tak bisa menyebutkan siapa saja pejabat yang masuk daftar penelusuran mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)