Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap kelompok teroris Jemaah Islamiyah jaringan Taufik Bulaga alias Upik Lawanga. Upik pintar dalam membaca situasi dan karakteristik wilayah tempat dia berada.
Supaya tak dicurigai, Upik bahkan membuat bom berbentuk senter. Bentuk ini disesuaikan degan kebiasaan masyarakat di tempat Upik tinggal.
"Tersangka Upik ini juga disebut profesor karena dia bisa melihat, mempelajari karakteristik wilayah, contoh misalnya di Poso, di Poso itu, di sana banyak orang yang menggunakan senter. Senter itu yang untuk malam digunakan sebagai cahaya penerangan, jadi yang bersangkutan membuat bomnya seperti apa, seperti senter," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu, 19 Desember 2020.
Upik juga kerap membentuk bom berbentuk termos. Dia sudah membaca kebiasaan barang-barang yang dibawa masyarakat sehingga tidak ada yang mengetahui jika barang yang dibawa adalah bom.
"Jadi dia bisa membaca masyarakat di sana sering bawa termos ke sawah ke mana, dia juga bawa termos, itu orang semua tidak curiga. Jadi kalau misalnya nanti dia melakukan suatu kegiatan ya tidak diketahui," ujar dia.
Baca: Teroris Upik Lawanga Aktif Buat Senjata Api Rakitan Sebelum Ditangkap
Upik Lawanga menjadi dalang beberapa teror bom seperti Bom Tentena, Bom GOR Poso, dan Bom Pasar Sentral. Dia juga terlibat dalam sejumlah teror lain selama 2004 hingga 2006.
Setelah 18 tahun buron, Upik ditangkap Densus 88 di Seputih Banyak, Lampung Tengah, Senin, 23 November 2020, pukul 14.35 WIB. Polri menyita delapan senjata tajam, satu senjata api rakitan, satu senjata angin, satu busur silang (crossbow), satu panah, dan 13 peluru.
Selain itu, polisi menyita bungker dengan kedalaman 12 meter. Fasilitas itu diduga dipakai menyimpan alat peledak komponen bom untuk tindak pidana terorisme. Upik Lawanga diketahui mampu merakit senjata api hingga bom berdaya ledak tinggi.
Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap kelompok
teroris Jemaah Islamiyah jaringan Taufik Bulaga alias Upik Lawanga. Upik pintar dalam membaca situasi dan karakteristik wilayah tempat dia berada.
Supaya tak dicurigai, Upik bahkan membuat bom berbentuk senter. Bentuk ini disesuaikan degan kebiasaan masyarakat di tempat Upik tinggal.
"Tersangka Upik ini juga disebut profesor karena dia bisa melihat, mempelajari karakteristik wilayah, contoh misalnya di Poso, di Poso itu, di sana banyak orang yang menggunakan senter. Senter itu yang untuk malam digunakan sebagai cahaya penerangan, jadi yang bersangkutan membuat bomnya seperti apa, seperti senter," kata Kadiv Humas
Polri Irjen Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu, 19 Desember 2020.
Upik juga kerap membentuk bom berbentuk termos. Dia sudah membaca kebiasaan barang-barang yang dibawa masyarakat sehingga tidak ada yang mengetahui jika barang yang dibawa adalah bom.
"Jadi dia bisa membaca masyarakat di sana sering bawa termos ke sawah ke mana, dia juga bawa termos, itu orang semua tidak curiga. Jadi kalau misalnya nanti dia melakukan suatu kegiatan ya tidak diketahui," ujar dia.
Baca:
Teroris Upik Lawanga Aktif Buat Senjata Api Rakitan Sebelum Ditangkap
Upik Lawanga menjadi dalang beberapa teror bom seperti Bom Tentena, Bom GOR Poso, dan Bom Pasar Sentral. Dia juga terlibat dalam sejumlah teror lain selama 2004 hingga 2006.
Setelah 18 tahun buron, Upik ditangkap
Densus 88 di Seputih Banyak, Lampung Tengah, Senin, 23 November 2020, pukul 14.35 WIB. Polri menyita delapan senjata tajam, satu senjata api rakitan, satu senjata angin, satu busur silang (
crossbow), satu panah, dan 13 peluru.
Selain itu, polisi menyita bungker dengan kedalaman 12 meter. Fasilitas itu diduga dipakai menyimpan alat peledak komponen bom untuk tindak pidana terorisme. Upik Lawanga diketahui mampu merakit senjata api hingga bom berdaya ledak tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)