Jakarta: Pemerintah Daerah Papua melalui Polda Papua menyatakan siap memberikan uang tebusan Rp5 miliar untuk membebaskan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB). Hal itu dianggap akan menjadi skandal besar bila benar-benar dilakukan pemerintah.
"Dampaknya, KKB akan lebih sering menculik dan minta tebusan uang. Persis yang dilakukan kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina," kata pengamat terorisme Zaki Mubarak kepada Medcom.id, Sabtu, 1 Juli 2023.
Zaki mengatakan kepercayaan publik juga akan merosot terhadap pemerintah. Terutama polisi dan tentara yang selama ini berada di garda depan menghadapi kriminal.
"Apa artinya terus beli alutsista yang canggih dan mahal jika kurang memberi dampak signifikan bagi peningkatan kapabilitas TNI dan Polri. Menghadapi kelompok kriminal berskala kecil saja sudah tidak mampu," ungkap Zaki.
Menurut Zaki, salah satu pangkal masalah dalam menumpas KKB adalah kurangnya koordinasi yang baik di elite pemerintahan dan angkatan bersenjata. Sehingga, kata dia, banyak anak buah menjadi korban.
"Sudah saatnya dievaluasi secara menyeluruh strategi dan taktik yang selama ini digunakan dalam menghadapi KKB," ujar Zaki.4
Zaki menilai pemerintah relatif mengabaikan pendekatan sosio-kultural, karena dianggap kurang penting. Dia menekankan pengabaian itu jelas keliru. Menurut dia, dalam menghadapi KKB tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan keamanan, tapi harus holistik.
"Pendekatan sosio-kultural untuk meraih simpati dan dukungan masyarakat Papua sangat penting. Selama masih banyak masyarakat Papua yang mendukung dan menganggap KKB sebagai pejuang atau pahlawan, pemerintah akan kesulitan mengatasi gerakan teror KKB," tutur pengamat terorisme dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Sebelumnya, Kapolda Papua Mathius D Fakhiri menyatakan siap memberikan uang tebusan kepada KKB untuk membebaskan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Namun, permintaan Papua merdeka dan senjata dipastikan tak akan dikabulkan kepada kelompok separatis itu.
"Tidak mungkin kami mengabulkan kedua permintaan itu. Namun, untuk uang yang juga diminta akan disiapkan dan diserahkan kepada Egianus Kogoya asal sandera yang berkebangsaan Selandia Baru itu dibebaskan dan diserahkan ke aparat keamanan," kata Mathius dalam keterangan tertulis, Jumat, 30 Juni 2023.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan tak ingin menggunakan senjata dalam pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu. Maka itu, aparat dan pemerintah setempat mengabulkan permintaan uang tebusan.
"Ya kita tidak mau berhadap dengan tadi, kekerasan senjata karena nanti dampaknya pasti pada masyarakat," kata Yudo di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 30 Juni 2023.
Uang tebusan Rp5 miliar itu disiapkan oleh Pemda Papua. Namun, Egianus Kogoya pimpinan KKB yang menawan pilot belum membuka ruang komunikasi.
KKB menyandera pilot Susi Air Philip Methrtens sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di Paro, Kabupaten Nduga pada 7 Februari 2023. Selain menyandera Philip, kelompok Egianus membakar pesawat yang dibawa Philip.
Jakarta: Pemerintah Daerah Papua melalui Polda Papua menyatakan siap memberikan uang tebusan Rp5 miliar untuk membebaskan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens yang disandera
kelompok kriminal bersenjata (KKB). Hal itu dianggap akan menjadi skandal besar bila benar-benar dilakukan pemerintah.
"Dampaknya, KKB akan lebih sering menculik dan minta tebusan uang. Persis yang dilakukan kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina," kata pengamat terorisme Zaki Mubarak kepada
Medcom.id, Sabtu, 1 Juli 2023.
Zaki mengatakan kepercayaan publik juga akan merosot terhadap pemerintah. Terutama polisi dan tentara yang selama ini berada di garda depan menghadapi kriminal.
"Apa artinya terus beli alutsista yang canggih dan mahal jika kurang memberi dampak signifikan bagi peningkatan kapabilitas
TNI dan Polri. Menghadapi kelompok kriminal berskala kecil saja sudah tidak mampu," ungkap Zaki.
Menurut Zaki, salah satu pangkal masalah dalam menumpas KKB adalah kurangnya koordinasi yang baik di elite pemerintahan dan angkatan bersenjata. Sehingga, kata dia, banyak anak buah menjadi korban.
"Sudah saatnya dievaluasi secara menyeluruh strategi dan taktik yang selama ini digunakan dalam menghadapi
KKB," ujar Zaki.4
Zaki menilai pemerintah relatif mengabaikan pendekatan sosio-kultural, karena dianggap kurang penting. Dia menekankan pengabaian itu jelas keliru. Menurut dia, dalam menghadapi KKB tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan keamanan, tapi harus holistik.
"Pendekatan sosio-kultural untuk meraih simpati dan dukungan masyarakat Papua sangat penting. Selama masih banyak masyarakat Papua yang mendukung dan menganggap KKB sebagai pejuang atau pahlawan, pemerintah akan kesulitan mengatasi gerakan teror KKB," tutur pengamat terorisme dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Sebelumnya, Kapolda Papua Mathius D Fakhiri menyatakan siap memberikan uang tebusan kepada KKB untuk membebaskan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Namun, permintaan Papua merdeka dan senjata dipastikan tak akan dikabulkan kepada kelompok separatis itu.
"Tidak mungkin kami mengabulkan kedua permintaan itu. Namun, untuk uang yang juga diminta akan disiapkan dan diserahkan kepada Egianus Kogoya asal sandera yang berkebangsaan Selandia Baru itu dibebaskan dan diserahkan ke aparat keamanan," kata Mathius dalam keterangan tertulis, Jumat, 30 Juni 2023.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan tak ingin menggunakan senjata dalam pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu. Maka itu, aparat dan pemerintah setempat mengabulkan permintaan uang tebusan.
"Ya kita tidak mau berhadap dengan tadi, kekerasan senjata karena nanti dampaknya pasti pada masyarakat," kata Yudo di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 30 Juni 2023.
Uang tebusan Rp5 miliar itu disiapkan oleh Pemda Papua. Namun, Egianus Kogoya pimpinan KKB yang menawan pilot belum membuka ruang komunikasi.
KKB menyandera pilot Susi Air Philip Methrtens sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di Paro, Kabupaten Nduga pada 7 Februari 2023. Selain menyandera Philip, kelompok Egianus membakar pesawat yang dibawa Philip.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)