Jakarta: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar menilai Polri perlu mengetatkan pengamanan. Hal ini menyusul serangan teror di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta Selatan.
"Inil perlu sistem pengamanan lebih ketat," kata Boy dalam program Newsmaker Medcom.id bertema 'Waspadai Kelompok Radikal Intoleran Milenial,' Sabtu, 3 April 2021.
Pertahanan Mabes Polri tampak lemah saat teroris, Zakiah Aini, 25, beraksi pada Rabu, 31 Maret 2021. Pelaku dapat menyusup dengan membawa pistol berjenis airgun 4,5mm.
Namun, Boy meyakini Polri langsung mengevaluasi pengamanan pascateror itu. Kejadian serupa diyakini tak akan terulang.
Baca: Bertambah, Total Teroris yang Ditangkap Menjadi 60
"Tentunya dari aspek kewaspadaan dalam rangka mengantisipasi ancaman seperti ini saya yakin di internal Mabes Polri melakukan evaluasi terhadap sistem penjagaan yang ada," ujar mantan Kapolda Papua itu.
Korps Bhayangkara dipastikan akan mengatur tata cara pelayanan publik. Mabes Polri setiap hari menerima tamu dengan segala urusan. Ada yang mengurus perizinan, pengaduan, hingga administrasi di Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam).
"Itu kan mereka silih berganti datang masyarakat itu. Jadi memang tata cara pelayanan publik harus diatur," ungkap dia.
Zakiah menyerang Bareskrim sekitar pukul 16.30 WIB. Dia masuk dari gerbang belakang Bareskrim. Dia lalu menuju ke gerbang utama untuk menemui anggota pos jaga. Pelaku menanyakan lokasi kantor pos. Setelah itu, dia melepaskan enam tembakan.
Polisi melumpuhkan pelaku. Jenazah Zakiah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Pelaku berideologi Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) itu telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur.
Jakarta: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar menilai
Polri perlu mengetatkan pengamanan. Hal ini menyusul serangan teror di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta Selatan.
"Inil perlu sistem pengamanan lebih ketat," kata Boy dalam program
Newsmaker Medcom.id bertema 'Waspadai Kelompok Radikal Intoleran Milenial,' Sabtu, 3 April 2021.
Pertahanan Mabes Polri tampak lemah saat teroris,
Zakiah Aini, 25, beraksi pada Rabu, 31 Maret 2021. Pelaku dapat menyusup dengan membawa pistol berjenis airgun 4,5mm.
Namun, Boy meyakini Polri langsung mengevaluasi pengamanan pascateror itu. Kejadian serupa diyakini tak akan terulang.
Baca:
Bertambah, Total Teroris yang Ditangkap Menjadi 60
"Tentunya dari aspek kewaspadaan dalam rangka mengantisipasi ancaman seperti ini saya yakin di internal Mabes Polri melakukan evaluasi terhadap sistem penjagaan yang ada," ujar mantan Kapolda Papua itu.
Korps Bhayangkara dipastikan akan mengatur tata cara pelayanan publik. Mabes Polri setiap hari menerima tamu dengan segala urusan. Ada yang mengurus perizinan, pengaduan, hingga administrasi di Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam).
"Itu kan mereka silih berganti datang masyarakat itu. Jadi memang tata cara pelayanan publik harus diatur," ungkap dia.
Zakiah menyerang Bareskrim sekitar pukul 16.30 WIB. Dia masuk dari gerbang belakang Bareskrim. Dia lalu menuju ke gerbang utama untuk menemui anggota pos jaga. Pelaku menanyakan lokasi kantor pos. Setelah itu, dia melepaskan enam tembakan.
Polisi melumpuhkan pelaku. Jenazah Zakiah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Pelaku berideologi Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) itu telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)