medcom.id, Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dituding telah bertindak serampangan dalam menghapus situs yang dianggap radikal. Sebab, tindakan itu tidak didasari dengan kriteria yang jelas.
"Bagaimana aturannya menyebut situs itu radikal? Kriteria yang dikatakan situs radikal seperti apa? Tolong buktikan. Paham apa yang dianggap radikal ada di kami, media Islam," kata Perwakilan Redaksi VOA Islam, Aindra dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Redaksi VOA Islam mempertanyakan, pemblokiran per 31 Maret 2015 yang dilakukan tanpa pemberitahuan. “Hingga siang ini, kmai tidak menerima alasan yang jelas, padahal dalam aturan yang berlaku, dalam 1x24 jam, harus ada penjelasan resmi,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan perwakilan Hidayatullah.com. Mereka meminta BNPT menjelaskan alasan pemblokiran. “Kalau kami dianggap berbahaya, tolong sebutkan bagian mana? Kalau kami mengkafirkan Jokowi. Tolong sebutkan satu bukti saja. Khususnya Hidayatullah,” katanya.
Perwakilan Aqliislamiccenter.com, Agus Soeharto mengatakan, definisi radikal yang menjadi alasan penutupan situs masih abu-abu. Ia menilai BNPT bertindak serampangan. Ia berharap komisi I meminta penjelasan rinci dan detail kepada BNPT.
"Kami memohon komisi I mengaudit BNPT, apa yang sebenarnya ingin mereka lakukan. Semoga bisa membuka sampai dasar tentang alasan memblokir kami, BNPT jangan serampangan," ujarnya.
medcom.id, Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dituding telah bertindak serampangan dalam menghapus situs yang dianggap radikal. Sebab, tindakan itu tidak didasari dengan kriteria yang jelas.
"Bagaimana aturannya menyebut situs itu radikal? Kriteria yang dikatakan situs radikal seperti apa? Tolong buktikan. Paham apa yang dianggap radikal ada di kami, media Islam," kata Perwakilan Redaksi VOA Islam, Aindra dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Redaksi VOA Islam mempertanyakan, pemblokiran per 31 Maret 2015 yang dilakukan tanpa pemberitahuan. “Hingga siang ini, kmai tidak menerima alasan yang jelas, padahal dalam aturan yang berlaku, dalam 1x24 jam, harus ada penjelasan resmi,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan perwakilan Hidayatullah.com. Mereka meminta BNPT menjelaskan alasan pemblokiran. “Kalau kami dianggap berbahaya, tolong sebutkan bagian mana? Kalau kami mengkafirkan Jokowi. Tolong sebutkan satu bukti saja. Khususnya Hidayatullah,” katanya.
Perwakilan Aqliislamiccenter.com, Agus Soeharto mengatakan, definisi radikal yang menjadi alasan penutupan situs masih abu-abu. Ia menilai BNPT bertindak serampangan. Ia berharap komisi I meminta penjelasan rinci dan detail kepada BNPT.
"Kami memohon komisi I mengaudit BNPT, apa yang sebenarnya ingin mereka lakukan. Semoga bisa membuka sampai dasar tentang alasan memblokir kami, BNPT jangan serampangan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)