medcom.id, Jakarta: Sebagian masyarakat membutuhkan vaksin pilihan seperti Vaksin Measles, Mumps, Rubella (MMR) , meningitis, Hepatitis A, Influenza dan sebagainya. Sayangnya, Indonesia belum memproduksi vaksin-vaksin pilihan tersebut.
Coorporate Secretary PT Bio Farma M Rahman Rustan menjelaskan, Bio Farma sebagai satu-satunya pabrik pembuat vaksin untuk manusia di Indonesia baru dalam tahap penelitian. Setidaknya dibutuhkan sepuluh hingga 15 tahun untuk melahirkan satu vaksin baru.
“Kami masih dalam tahap penelitian. Suatu saat akan produksi sendiri,” kata Rustan kepada Metrotvnews.com di Grand Hotel Sahid, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (28/6/2016).
Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Bio Farma N. Nurlaela Arief menerangkan, pembuatan vaksin dimulai dari tahap exploratory. Tahap ini, peneliti mengkaji jenis virus atau bakteri apa yang dapat memberikan kekebalan tubuh.
Lalu tahap vaccine characterization, tahapan ini untuk mengetahui imunogenitas pada hewan dan keamananaya. Tahap ini biasanya memerlukan waktu enam bulan.
“Selanjutnya, membuat vaksin skala pilot dengan aspek quality control dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB),” jelasnya.
Seorang perawat menunjukkan vaksin asli/ANT/Rosa Panggabean
Tahap berikutnya, clinical development guna mengetahui bagaimana keamanan prodak dan efek samping yang ditimbulkan. Pada tahapan ini ada tiga sesi eksperimen dan butuh ekitar 300 orang untuk dieksperimen.
“Terakhir ke regulator approval, mendaftarkan vaksin ke instansi terkait. Bisanya memerlukan 300 hari kerja. Karena prosesnya lama sementara masyarakat butuh cepat makanya kami impor dari negara lain,” paparnya.
Terkait kemampuan sumber daya manusia (SDM), perempuan yang akrab disapa Lala ini mengaku SDM di bidang pengembangan vaksin pilihan belum memadai.
“Kalau bicara kapabilitas SDM pembibitan dan pengembangan di vaksin dasar kami sudah punya. Yang lainnya, masih kurang,” ungkapnya.
Setidaknya ada 12 vaksin yang sudah dipoduksi secara mandiri. Beberapa di antaranya vaksin BCG, Polio, Campak, Hepatitis B, DT, Pentabio dan lainnya. Saat ini vaksin buatan dalam negeri sudah merambah ke 130 negara.
medcom.id, Jakarta: Sebagian masyarakat membutuhkan vaksin pilihan seperti Vaksin Measles, Mumps, Rubella (MMR) , meningitis, Hepatitis A, Influenza dan sebagainya. Sayangnya, Indonesia belum memproduksi vaksin-vaksin pilihan tersebut.
Coorporate Secretary PT Bio Farma M Rahman Rustan menjelaskan, Bio Farma sebagai satu-satunya pabrik pembuat vaksin untuk manusia di Indonesia baru dalam tahap penelitian. Setidaknya dibutuhkan sepuluh hingga 15 tahun untuk melahirkan satu vaksin baru.
“Kami masih dalam tahap penelitian. Suatu saat akan produksi sendiri,” kata Rustan kepada
Metrotvnews.com di Grand Hotel Sahid, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (28/6/2016).
Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Bio Farma N. Nurlaela Arief menerangkan, pembuatan vaksin dimulai dari tahap exploratory. Tahap ini, peneliti mengkaji jenis virus atau bakteri apa yang dapat memberikan kekebalan tubuh.
Lalu tahap vaccine characterization, tahapan ini untuk mengetahui imunogenitas pada hewan dan keamananaya. Tahap ini biasanya memerlukan waktu enam bulan.
“Selanjutnya, membuat vaksin skala pilot dengan aspek quality control dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB),” jelasnya.
Seorang perawat menunjukkan vaksin asli/ANT/Rosa Panggabean
Tahap berikutnya, clinical development guna mengetahui bagaimana keamanan prodak dan efek samping yang ditimbulkan. Pada tahapan ini ada tiga sesi eksperimen dan butuh ekitar 300 orang untuk dieksperimen.
“Terakhir ke regulator approval, mendaftarkan vaksin ke instansi terkait. Bisanya memerlukan 300 hari kerja. Karena prosesnya lama sementara masyarakat butuh cepat makanya kami impor dari negara lain,” paparnya.
Terkait kemampuan sumber daya manusia (SDM), perempuan yang akrab disapa Lala ini mengaku SDM di bidang pengembangan vaksin pilihan belum memadai.
“Kalau bicara kapabilitas SDM pembibitan dan pengembangan di vaksin dasar kami sudah punya. Yang lainnya, masih kurang,” ungkapnya.
Setidaknya ada 12 vaksin yang sudah dipoduksi secara mandiri. Beberapa di antaranya vaksin BCG, Polio, Campak, Hepatitis B, DT, Pentabio dan lainnya. Saat ini vaksin buatan dalam negeri sudah merambah ke 130 negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)