medcom.id, Jakarta: Pengamat masalah cyber, Fami Fahruddin mengatakan, tingkat kejahatan cyber paling tinggi terjadi di Indonesia. Indonesia mengalahkan Tiongkok dalam urusan cyber crime.
"Saat ini, Indonesia menjadi negara yang traffic cyber crime-nya tertinggi, sebanyak 40 persen, nomor dua Tiongkok, 38 persen," kata Fami Fahruddin dalam diskusi di Gado-Gado Bolpo, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/4/2015).
Fami menyebut, kejahatan cyber di dua negara ini terjadi di berbagai bidang. Mulai dari penjebolan institusi keuangan, penyebaran virus, peretas situs pemerintah, dan lain-lain.
Karena itu, alumnus Arizona State University ini meminta pemerintah serius menguatkan keamanan cyber di Indonesia. Supaya, pemerintah mudah melakukan penelusuran dan tindakan atas kejahatan di dunia maya.
"Keamanan cyber di negara ini masih sangat lemah. Pemerintah harus segera melakukan pembenahan. (Sehingga) Unit di dalamnya seperti BNPT tidak akan kerepotan kalau security-nya sudah standar," jelas Fami.
Masalah cyber crime kembali mencuat pascamunculnya gerakan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sejumlah situs dicurigai BNPT mencoba menyebarkan pemahaman ISIS. BNPT kemudian meminta Kementerian Komunikasi dan Informasi menutup situs yang dicurigai menyebarkan paham ekstrem.
Beberapa situs yang diblokir atas permintaan BNPT yakni arrahmah.com, voa-islam.com, ghur4ba.blogspot.com, panjimas.com, thoriquna.com, dakwatuna.com, kafilahmujahid.com, an-najah.net, muslimdaily.net, dan hidayatullah.com, salam-online.com, aqlislamiccenter.com, kiblat.net, dakwahmedia.com, muqawamah.com, lasdipo.com. Namun, beberapa situs yang diblokir masih bisa dibuka.
medcom.id, Jakarta: Pengamat masalah
cyber, Fami Fahruddin mengatakan, tingkat kejahatan
cyber paling tinggi terjadi di Indonesia. Indonesia mengalahkan Tiongkok dalam urusan
cyber crime.
"Saat ini, Indonesia menjadi negara yang
traffic cyber crime-nya tertinggi, sebanyak 40 persen, nomor dua Tiongkok, 38 persen," kata Fami Fahruddin dalam diskusi di Gado-Gado Bolpo, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/4/2015).
Fami menyebut, kejahatan
cyber di dua negara ini terjadi di berbagai bidang. Mulai dari penjebolan institusi keuangan, penyebaran virus, peretas situs pemerintah, dan lain-lain.
Karena itu, alumnus Arizona State University ini meminta pemerintah serius menguatkan keamanan
cyber di Indonesia. Supaya, pemerintah mudah melakukan penelusuran dan tindakan atas kejahatan di dunia maya.
"Keamanan
cyber di negara ini masih sangat lemah. Pemerintah harus segera melakukan pembenahan. (Sehingga) Unit di dalamnya seperti BNPT tidak akan kerepotan kalau
security-nya sudah standar," jelas Fami.
Masalah
cyber crime kembali mencuat pascamunculnya gerakan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sejumlah situs dicurigai BNPT mencoba menyebarkan pemahaman ISIS. BNPT kemudian meminta Kementerian Komunikasi dan Informasi menutup situs yang dicurigai menyebarkan paham ekstrem.
Beberapa situs yang diblokir atas permintaan BNPT yakni
arrahmah.com, voa-islam.com, ghur4ba.blogspot.com, panjimas.com, thoriquna.com, dakwatuna.com, kafilahmujahid.com, an-najah.net, muslimdaily.net, dan
hidayatullah.com, salam-online.com, aqlislamiccenter.com, kiblat.net, dakwahmedia.com, muqawamah.com, lasdipo.com. Namun, beberapa situs yang diblokir masih bisa dibuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)